Bagian IV Amir Pulang

19 4 2
                                    

            Akhirnya Amir telah selesai menempuh study/sekolah SMA. Pengumuman kelulusan kemungkinan bulan depan. Ia berencana pulang kampung  ke Pekalongan setelah 5 tahun tak pulang. Baginya adalah kebahagiaan yang begitu indah yang diberikan Tuhan padanya, pasalnya ia bisa bertemu sahabatnya dan Revi.

"Jadi kamu pulang Mir?"kata pak de.

"Yo pasti lah pak de, kebetulan tabungan Amir dengan uang yang dikasih pak de dan bude lebih dari cukup kok"kata Amir.

"Lama enggak kamu di pekalongan Mir?".

"Kira-kira 1 minggu atau 2 minggu lah pak de, soalnya Amir mau ngurus  kuliahan gratis di sini sayang kan kalu enggak diurus".

"Kamu di Pekalongan tinggalnya di tempat mbahmu atau temanmu Mir?"Kata bude.

"Tempat mbah saja lah Bu de lama ndak lihat mbah".

"Ya sudah hati-hati ya Mir"kata pak de dan bu de.

"Siap bos"kebiasaan lamanya tak berubah.

 Bagi Amir perjalanan Pulang ini bukan semata-mata Berlibur tapi ia mau bertemu keluarga dan teman dekatnya untuk bercerita dan mengutarakan isi hati yang ia bawa pergi selama 5 tahun.

"Ah akhirnya aku bisa pulang lama sekali aku pergi dan sekarang aku Pulang. Dalam hati ia berkata demikian.

 Nampak jelas kegembiraanya diperjalanan pulangnya. Sudah tak ada lagi raut muka bersedih yang ada hanya senyum itu.

Saat ia sampai di Pekalongan, ia heran banyak sekali yang berubah salah satunya Puskesmas dan pasar yang ia dan teman-temanya membawa Revi yang sakit. Kedua bangunan itu sudah direnovasi, aku ingat dulu pasar itu begitu kumuh dan bau, puskesmas ya puskesmas itu sekarang bukan lantai 2 lagi melainkan menjadi lantai 4 lebih mirip dengan Rumah Sakit dan ah ya lapangan, lapangan itu sekarang berubah menjadi stadion.Tak ada lagi Becak hanya satu dua digantikan oleh Taxi dan ojek online.

Saat Amir sedang takjub melihat-lihat  sekeliling, tiba-tiba ada orang yang menepuk bahunya dari belakang, ia kaget dan menoleh ke belakang.

"Bro elu?"sambil berjabat tangan dengan Amir.

"Iya siapa lagi bro"Amir kali ini tersemyum.

"Widihhh, lama kali kau dak pulang apa kabar?".

"Alhamdulilahh, elu gimana dan lagi apa lu di sini?".

"Kabar gue baik, tadi gue habis nganter teman kebetulan lihat lo Terus gua samperin. Lo mau pulang kan bareng gua aja kuy".

"Boleh juga kuyy lah".

Amir dan orang itu melaju dengan sepeda motornya meliuk- liuk membelah jalanan yang kebetulan macet.Namanya adalah Muhammad Rifqi Nurfadhli, ia adalah teman Amir waktu SD. Dia adalah orang yang menyenangkan. Amir dan dia dulu sering sekali mencuri mangga milik tetangga.

Sepanjang  perjalanan itu Amir dan Rifqi bernostalgia masa kecilnya membuatnya satu dua kali tertawa.

"Bro sebelum lu kerumah mbah mu mampir dulu ya dirumah?" Kata Rifqi.

"Boleh Juga, anggap aja bentuk terima kasih gua ke elu"kata Amir.

 Setelah sampai di rumah Rifqi, Amir di persilahkan masuk oleh orang tua Rifqi, ia tinggal bersama orang tuanya dan kebetulan ia punya saudara  Namanya Rifa Nur Fadhilah. Aku kenal dia, dia adalah salah satu teman Revi dan teman sekelasku. Saat Amir sedang melamun tiba-tiba orang yang dibicarakan keluar membawa minuman dan makanan ringan, seraya beruluk salam kepadaku.

"Assaalmu'alaikum  mas Amir".
"Wa'alaikumsalam".

"Duh, kapan pulang kok bisa bareng ketemu mas Rifqi gimana?"kata Rifa.

"Jadi gini Dek, tadi mas ketemu dia di pasar lagi senyum-senyum sendiri. Mungkin ia lagi senang solanya 5 tahun ndak pulang"Rifqi menjelaskan.

"Iya bener, tapi yang senyum-senyum itu ndak benar.Rifqi itu masih sama kaya dulu suka nambah-nambahkan cerita"kata Amir.

Seketika riuhlah tawa diruang tamu rumah Rifqi. Mungkin kalau boleh aku jujur mungkin Rifqi dan Rifa lah orang yang pertama yang aku temui setelah sekian lama di Jogja. Tuhan, semoga kegembiraan ini  tak hilang dari hidupku, Selamanya.

"Mir, kamu kenapa?"kata orang tua Rifqi.

"Ehh, nggak apa-apa kok om".

"Mungkin kecapean kali"Kata Rifa.

"Atau mungkin kamu pingin segera ketemu mbah mu ya, yo wes ayo kita berangkat".

"Ehh?"belum sempat berkata Amir langsung ditarik tanganya oleh Rifqi.

Sesampainya di rumah nenek Amir, Rifqi memutuskan tidak mampir karena ia akan mengantar Ayahnya. Amir melirik pergelangan tangan pulul 11.45 setelah tadi 30 menit di rumqh Rifqi, lama juga aku di rumah Rifqi. Amir langsung mengetuk pintu dan seraya beruluk salam. Tapi nampaknya tak ada orang mungkin nenek Amir sedang keluar. Saat orang yang di tunggu-tunggu tak kunjung datang Amir hanya duduk dikursi depan. Saat ia mulai bosan tiba-tiba datanglah nenek Amir sambil tersenyum.

"kau Sudah Pulang Cucuku".

Namanya Mbah ijah/siti khadijah ia adalah orang yang suka bercerita, ya cerita tentang masalalunya aku tau karena aku sering sekali saat liburan berkunjung ke rumahnya. Selalu bilang "kau tidak akan memotong saat aku berceritakan?". Ia adalah orang yang jenius.

"Akhirnya ada kapal yang membawamu pulang cucuku"sambil tertawa.

"Ya begutulah"kata Amir.

"Apa yang membawamu pulang?"

"Bertemu nenek yang cantik"kata Amir.

"Ahh, Aku tau kau mau bertemu gadis itu kan?".

"Aku tak tau, persisnya aku tak tau!".

"Kau tidak akan mendapatkan sesuatu kalau kau terlalu menginginkanya".

 Apa yang nenek ku bilang barusan?.  Apa artinya Aku  pun tak mengerti. Pembicaraan itu hanya berakhir dengan tak ada kesimpulan. Setelah itu hanya pembicaraan mengenai sekolahku.

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang