1

84 15 5
                                    

.

Suara ranting yang berulang kali patah di bawah kakinya. Kakinya bergerak dengan begitu cepat. Jubah hitamnya terhembus angin yang melawan arahnya. Langkahnya begitu lincah hingga akar-akar tak menjadi halangan baginya.

Tujuannya kali ini hanya satu, menangkap hewan buruannya untuk makan malam. Ketika jarak lumayan dekat, pisau di tangan kanannya mulai dibidik. Dengan sekali lempar, pisau miliknya menancap tepat di kepala rusa kejarannya.

"Akhirnya..." gumamnya sambil berulang kali mengatur napasnya.

"Musim dingin yang merepotkan." gerutunya. Ia keluarkan tali bawaannya yang diikat dipinggangnya. Dengan andal, ia ikat keempat kaki rusa menjadi satu. Perlahan ia tarik hasil buruannya.

Sesampainya di rumah miliknya, ia letakan rusa di halaman belakangnya. Ia hidupkan api di perapian, mengharapkan kehangatan segera ia rasakan. Jubah yang dipenuhi salju ia buka.

"Sial, rambutku jadi basah!" umpatnya.

Rambut hitam pendeknya mengkilat ketika cahaya api mengenai wajahnya. Rambutnya begitu pendek sehingga jika orang bertemu dengannya mereka akan mengira bahwa dirinya seorang pria. Tidak, dia adalah seorang gadis muda yang tinggal sendiri di tengah hutan. Jauh dari kerajaan.

Ya, jauh dari kerajaan. Kerajaan Zelkova. Kerajaan yang mementingkan kesejahteraan rakyat daripada pemerintah itu sendiri. Tapi, karena pemerintah melayani rakyat dengan baik, rakyat menjadi pendukung terbaik kerajaan itu sendiri. Pemerintahan yang adil, aturan dan pemerataan penduduk yang tepat. Kerajaan yang dipimpin oleh Ratu Sugai. Diawal kepemimpinannya cukup menimbulkan keraguan di hati rakyat, tapi sekarang kepercayaan kuatlah yang mereka punya.

Kerajaan Zelkova menjadi kerajaan terkuat di waktu yang cukup lama. Tiap menteri dan keturunan mulia memiliki satu landasan yang sama untuk kerajaan ini. Kekuatan rakyat dan dipadu dengan pemerintah yang cocok membuat mereka menjadi kerajaan yang sangat kuat. Entah di pertahanan maupun keamanan. Perekonomian yang stabil dan memudahkan para rakyat.

Mendengar semua fakta itu, mungkin lebih baik tinggal di wilayah kerajaan itu, daripada hidup di tengah hutan antah berantah. Seperti gadis berambut pendek yang sekarang tengah memasak daging buruannya.

Ketika duduk siap untuk menyantap masakannya, terdengar ketukan pintu. Ia tak jadi mengangkat sendoknya. Sebelum membuka pintu, ia pertama-tama mengintip lewat jendela samping. Gadis itu datang. Lagi.

"Hirate!" panggil gadis itu.

Mendengar namanya dipanggil, ia langsung membukakan pintu rumahnya, menampakan seorang gadis yang sedikit lebih tinggi darinya. Dengan rambut pendek khasnya yang hampir menutupi wajah bagian kirinya.

"Shida. Apa maumu?"

Gadis itu bukanlah gadis hutan macam Hirate. Ia seorang pandai besi kerajaan yang selalu mendapatkan pesanan berpuluh-puluh senjata untuk prajurit kerajaan. Tentunya ia tinggal di permukiman wilayah kerajaan.

"Aku ingin mengajakmu ke wilayah dekat kerajaan. Akan ada festival penting dari kerajaan yang hanya dilaksanakan 5 tahun sekali--"

Sayangnya ajakannya tak direspon baik, Shida melihat pintunya yang tertutup tepat di depan wajahnya, "Sialan kau, Techi! Sangat tak sopan."

Shida menendang pintu rumahnya hingga terbuka, "Jangan menutup pintu ketika orang sedang berbicara!" bentaknya.

Hirate hanya berdiri tanpa menampakkan ekspresi apapun. Tentu, ia takkan menerima ajakan itu. Keramaian. Hirate sangat membenci itu. Kalau ia datang kesana dengan jubah pun, bisa-bisa ia dicurigai. Menampakkan wajahnya membuatnya merasa, orang-orang langsung bisa mengetahui segalanya tentang dirinya.

Hidden TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang