"Ayah!" teriak Keisha dari dalam mobil.
Mendengar kakaknya berteriak Aila mulai menangis lagi. Keisha kebingungan lalu berusaha menenangkan Aila.
"Kei, pakai sabuk pengamannya." ucapnya lirih menahan sakit, tangan kirinya berusaha mengikat tangan kanannya kuat-kuat agar virus itu tak langsung menjalar ke seluruh tubuhnya.
"Ayah tidak apa-apa?"
"Ayah tidak apa-apa, jangan khawatir."
Aditya melajukan mobilnya dengan kencang, harus secepat mungkin keluar dari desa itu. Sepanjang perjalanan ia terdiam menahan sakit karena tubuhnya mulai berreaksi, pandangannya mulai samar. Ikatan itu jelas tidak banyak membantu, sebagian tubuhnya tak dapat ia kendalikan. Sebisa mungkin ia berusaha tetap sadar.
Mendekati jalur perkotaan, sinyal telepon mulai lancar. Ia kembali menghubungi temannya untuk menunggunya di perbatasan kota.
**
"Bang, titip Keisha sama Aila." Aditya menyerahkan Keisha da Aila ke Jeno yang datang menggunakan sepeda motor.
"Dit, kamu?" Jeno melihat tangan Aditya yang tergigit. Yang ditanya hanya mengangguk.
Aditya mengalihkan pandangannya ke Keisha, berjongkok dihadapannya. "Keisha..." ucapnya pelan, "Keisha harus janji sama Ayah, Keisha bakal jagain Aila. Keisha harus jadi kakak yang baik dan kakak yang hebat. Keisha ngerti kan?"
"Ngerti Yah." anak itu mengangguk. Aditya memeluk anak sulungnya erat, membelai rambutnya dan menciumnya. Lalu mendorong tubuh kecil itu untuk mundur.
"Papa..." Aditya kaget bukan main mendengar kata pertama dari Aila. Tak sadar iapun menangis.
Aditya tak mendekat karena virus itu hampir menguasai seluruh tubuhnya, kepalanya mulai bergerak kaku tak terkendali.
"Bang, cepat pergi dari sini."
"Dit?"
"Cepat Bang! Aku akan menghalau mereka agar menjauh dari kota."
Jeno segera menyalakan motornya, Aila di depan, Keisha di belakang diikat dengan kain ke badan Jeno agar tidak jatuh.
"Tolong jaga mereka Bang."
Jeno mengangguk, menutup kaca helmnya lalu melesat pergi.
Aditya naik ke mobilnya, putar balik ke desa. Tak berselang lama sebuah ledakan besar terdengar di kejauhan. Keisha yang menyadari hal itu menengok ke belakang. Sesaat langit menjadi terang dengan cahaya keunguan.
"Ayah..." Keisha tak sanggup membendung air di pelupuk matanya.
Cyberport, Hongkong 23/11/2019
