"Sayang?" Aditya menyingkirkan rambut yang menutupi wajah istrinya.
Namun tiba-tiba sang istri malah menyerangnya, badannya sedingin es, wajahnya pucat dengan pupil yang berubah jadi sangat kecil, hampir keseluruhan bola matanya memutih, pembuluh darahnya terlihat jelas dipermukaan kulit, merah kebiruan, kuku tangannya menghitam, dia juga mengerang tak jelas.
Berkali-kali Indira mencoba menggigit Aditya dengan ganasnya. Mau tak mau Aditya melawan, ia mendorong wanita yang amat dicintainya itu ke arah tembok. Benturannya keras membuat tubuh kecil itu tak sadarkan diri.
Aditya teringat pada breafing dengan peneliti laboratorium tempo hari tentang adanya Creutzfeldt-Jacob Disease(CJD), penyakit sapi gila yang menular pada manusia melalui daging dan darahnya. Penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan otak parah dan kehilangan koordinasi. Membuat orang yang terinfeksi berubah seperti zombie. Belum ada vaksin yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Cara yang paling mungkin dilakukan adalah mematikan sel otak orang yang terinfeksi agar tidak menular dan semakin menyebar.
Segera aditya berlari ke arah kamar mandi menyelamatkan Keisha karena ayah dan ibunya Indira juga sudah terjangkit virus itu.
"Ayah, ada apa?" ucap Keisha kaget karena Aditya mendobrak pintu.
"Tak ada waktu, kita harus pergi." Aditya mengangkat Keisha yang sedang memakai baju, ia juga menggendong Aila yang mulai terbangun dari tidurnya.
Buru-buru Aditya memasukkan kedua anaknya kedalam mobil tak lupa ia mengambil box pistol di bagasi, kembali ke belakang setir. Dalam beberapa detik ia selesai merakit pistolnya.
AAHHH!!!! Keisha menjerit, Aila menangis sejadinya, bersamaan dengan itu mobil sudah dikerubungi warga yang terinfeksi. Beberapa mulai memukul-mukul badan mobil.
Aditya membetulkan posisi Aila dikursi khusus bayi lalu mengencangkan sabuk pengaman Keisha.
"Keisha, dengerin Ayah. Tutup matamu, pegang tangan Aila erat-erat."
"Yah, apa yang terjadi? Aku takut." Aditya menyeka air mata diwajah anak-anaknya.
"Jangan takut. Ada ayah." ucap Aditya sembari menyalakan mobil dan langsung melajukannya dengan cepat.
**
Aditya berusaha menghubungi polisi dan rekannya untuk meminta bantuan tapi naas, kampung itu berada di pedalaman dan tidak semua tempat terjangkau jaringan telepon. Ia pun mengemudi ke arah perbukitan untuk mendapat sinyal.
"Halo? Iya Dit, ada apa?" suara diseberang telepon terdengar lirih seperti orang baru terbangun dari tidur. Dia adalah Jeno, senior Aditya yang sedang bertugas di laboratorium untuk penelitian virus-virus dan senjata biologis.
"Halo Bang! Darurat Bang! Butuh bantuan segera! Desa Padhon Lor terjangkit virus CJD, hampir semua warganya sudah terinfek..."
.. tut tut tut...
"Halo? Dit? Halo Dit?" suara telepon putus-putus.
"Bang? Iya Bang?"
"Dit, segera keluar dari situ. Jangan sampai tergigit atau terkena air liurnya. Aku akan segera dat..." kembali sambungan telepon itu terputus.
Aditya menoleh ke arah Keisha yang tiba-tiba keluar dari mobil. Bukit itu sudah masuk area hutan desa, malam sangat gelap hanya diterangi lampu depan mobil yang dibiarkan menyala.
"Keisha awas!!" satu zombie berjalan cepat ke arah Keisha.
"Akkhhh!!!" bocah itu segera lari.
DOR! DOR!
Aditya menembak kepala zombie itu yang seketika tumbang lalu bergegas menghampiri Keisha yang jatuh di tanah.
"Kamu nggak apa-apa nak? Kenapa keluar dari mobil?" Aditya membersihkan kotoran dibadan anaknya.
"Tadi Keisha pengin pipis Yah." ucapnya pelan, air matanya mengalir karena ketakutan, juga celananya yg sudah basah kuyup.
"Lain kali bilang sama Ayah kalau ingin sesuatu."
Belum saja beranjak dari tempatnya berdiri beberapa zombie mengepung mobilnya, satu zombie merangsek masuk ke bagian samping mobil yang tadi tak ditutup pintunya oleh Keisha. Melihat hal itu Aditya panik karena Aila ada disana. Seketika tangannya mulai menembak. Satu tangannya menggendong Keisha. Anak penurut itu memeluk ayahnya erat, air matanya terus mengalir namun mulut tertutup rapat tak bersuara.
Setelah zombie-zombie itu mati Aditya buru-buru mengganti baju Keisha dan menenangkan Aila yang menangis mendengar suara tembakan.
"Ayah akan bawa kalian ke tempat aman. Jangan khawatir. Tidak akan terjadi apa-apa. Sekarang bantu Ayah jaga Dik Aila. Jangan keluar dari mobil tanpa sepengatahuan Ayah, mengerti?"
"Eung." jawab Keisha mengangguk.
Aditya segera menutup pintu mobil. Keisha berusaha menghibur adiknya, mengajaknya bermain dengan mainan yang sengaja ditinggal di dalam mobil.
hrawk!
Tangan kanan Aditya digigit satu zombie yang entah dari mana datangnya saat ia akan masuk ke dalam mobil.
"Ayah!!"