Nanti ku ajak kau cerita... Tentang apa-apa saja yang menyakiti dan membahagiakanku. Tentang alasan-alasan kenapa duniaku yang berubah ini, bisa merubahmu.
-Renjun
#bagiandua
"Bukankah ini terlalu pagi, Lee Jeno?" Kening Jaemin bertaut seiring langkahnya memasuki kelas lewat pintu belakang.
Lee Jeno sedang duduk ditempat miliknya, dengan wajah menekuk bersandar lemas pada dinding kelas. Ada kotak bekal dan sekotak susu cokelat di atas meja yang semakin menarik perhatian Jaemin.
"Buatku ya?" Jaemin cengengesan walaupun tak yakin. Ingin menyentuh kotak bekal itu, tapi dengan sigap Jeno memukul tangannya.
"Ini bukan untukmu, sialan!"
Jaemin mendesis kesal setelah menarik tangannya menjauh. Pemuda itu kemudian meletakkan tas dimejanya lalu duduk di kursi Haechan. "Kau lebih sialan tahu! Kenapa sepagi ini sudah nongkrong di kelas orang lain, hah??"
"Aku menunggu Renjun.." Jawab Jeno pelan, menatap kotak makan dihadapannya dengan sendu.
Jaemin mengernyit bingung, "kau bilang kalian tetangga.. Kenapa tidak menunggunya di rumah saja? Biar bisa ke sekolah bersama?"
"Ck. Renjun tidak sama dengan Chenle dan Jisung yang selalu suka merepotkanmu.. Cih, apa-apaan anak-anak itu—— selalu ke sekolah bersamamu, mereka tidak ada teman lain ya?"
Jaemin tersenyum kecil, bagaimanapun yang dibilang Jeno benar. Chenle dan Jisung sejak kecil selalu bersama dengannya, sehingga sudah jadi bawaan mereka untuk selalu bergantung pada Jaemin. Jaemin sih asik-asik saja, selama mereka bisa menurut kalau Jaemin memerintah.
"Bilang saja kau iri, Renjun tak mau ke sekolah bersamamu kan?"
"Yaah, benar-benar hyung yang sangat baik mengingat selalu mengurus anak-anak tetanggamu" sindir Jeno mengabaikan ucapan Jaemin. Membuat Jaemin memutar bola mata jengah.
"Jadi sekarang jelaskan, kenapa kesini? Bawa kotak bekal segala lagi" Herannya.
"Dititip ayahnya Renjun.. Katanya Renjun belum makan tapi sudah berangkat sekolah. Tapi saat aku kemari, tasnya saja tidak ada.. Jadi aku putuskan menunggu"
Jaemin menatap Jeno dengan tatapan tak percaya.
"Lee Jeno?" Panggilnya."Apa?"
"Ini seperti bukan kau. Biasanya kau tak pedulian"
Jeno mengerjapkan mata, "Masa??"
"Suka lupa diri anak ini" decak Jaemin lagi. Ia segera bangkit dari tempat duduk Haechan, "aku ke kantin dulu ya, belum sarapan"
"Oke. Kalau ketemu Renjun, bilang ya aku menunggunya dikelas"
Jaemin hanya membalasnya dengan anggukan sembari berjalan keluar.
Dalam perjalanan menuju kantin, Jaemin kembali memikirkan Jeno dan tingkahnya akhir-akhir ini.
Jeno sedikit berubah. Dia adalah anak yang cuek dengan sekitarnya, tak banyak teman sekelasnya yang merasa Jeno menyebalkan. Jeno bukan tipe manusia yang cukup perhatian, bahkan pada dirinya sendiri, itu yang Jaemin tangkap sejak SMP. Walaupun sering bersikap ramah, tapi dia selalu menghindari gadis-gadis yang mendekatinya.
Jaemin ingat Lee Sora gadis paling cantik di SMP dulu menyukai Jeno. Tapi Jeno bahkan tak meliriknya sama sekali.
Jaemin masih memikirkan soal Jeno ketika matanya menemukn sosok Renjun yang sedang berjalan sendirian menuju kelas. Ah tidak, Renjun berjalan ke arahnya sehingga Jaemin berhenti melangkah, memandangi pemuda itu heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Someone
Teen FictionSejak kedatangan Renjun sebagai siswa baru di kelasnya, terlebih jadi orang yang duduk di seberangnya-- Jaemin menangkap sesuatu yang cukup aneh, tentang teman baiknya dari kelas lain-- Jeno. Jeno yang bobrok, tidak lucu, garing dan super duper tak...