Jaemin mengernyit heran mendapati ruang tamu rumahnya ditempati beberapa pemuda yang dikenalnya sebagai teman kuliah Yuta, kakaknya. Namun tak terlihat kakaknya ada disana, entah kemana si gondrong itu.
"Yuta jemput Bibi Na di kantor" seakan menjawab isi kepala Jaemin, Doyoung langsung bicara begitu melihat kepala Jaemin berputar kesana-kemari seperti mencari.
Jaemin hanya mengangguk sebagai respon.
"Bagaimana dengan sekolah?" tanya Dooyoung berbasa-basi.
Jaemin tak langsung menjawab. Dia meletakan tas punggungnya ke sofa, lalu mendekati Doyoung yang duduk lesehan diatas karpet. Ada Jaehyun dan Taeil juga, mereka memang teman baik Yuta yang sudah sangat familiar dimata Jaemin dan ibunya.
Jaehyun dan Taeil saat ini fokus dengan beberapa buku yang mereka baca, sepenuhnya mengabaikan kehadiran Jaemin sang pemilik rumah.
"Baik"
Doyoung mengangguk, kemudian meraih sekaleng jus jeruk di dekatnya dan meneguknya sedikit. "Keponakanku murid baru di sekolahmu.." katanya setelah itu.
Jaemin mengernyit, tampak tertarik, "Doyoung hyung punya keponakan?"
"Iya. Anak dari hyungku"
Jaemin mengerjap beberapa kali. Setahunya anak baru di sekolah cuma Renjun, tapi entahlah kalau memang ada yang lain. Tapi setahu Jaemin memang cuma Renjun. Tapi Renjun bukan orang Korea, marga mereka juga berbeda.
"Namanya?" tanya Jaemin.
"Renjun. Huang Renjun" jawab Doyoung sukses membuat Jaemin mengerjap beberapa kali, kaget bukan main.
Kok Renjun bisa jadi anak kakaknya Doyoung?
Sebentar..
Sebentar..Jaemin butuh waktu mencerna informasi ini.
"Renjun betul-betul keponakanmu hyung? Ayahnya kan China, marga kalian saja beda"
"Hmm.. ibuku menikah dengan ayahnya Ruixi hyung, Paman Huang.. Lagian pada dasarnya ayah Renjun lahir, tinggal dan besar di Korea. Mereka ke China karena ayahnya bertugas disana setelah kematian ibunya"
Dan satu fakta baru membuat Jaemin terdiam. Ibu Renjun sudah meninggal. Ya, wajar saja Renjun mengabaikan Jaemin saat pemuda itu bertanya soal ibunya.
"Kami jadi rajin nongkrong di rumahmu karena itu J.. Doyoung sudah tidak tinggal sendiri," celetuk Taeil yang tampak mulai memperhatikan Jaemin dan Doyoung.
Mereka memang menganggap rumah yang Doyoung tinggali selama ini sebagai markas, dimana mereka bebas keluar masuk untuk kepentingan tugas kuliah atau sekedar nongkrong melepas penat. Bahkan selain kamar utama, kamar-kamar yang ada dirumah itu sudah ditandai siapa saja pemiliknya, yaitu: Jaehyun, Taeil dan Yuta. Mereka memang tidak tahu malu, Jaemin selalu mencoba maklum.
Jaemin tahu di daerah mana Renjun tinggal, sudah jelas di lingkungan yang sama dengan Jeno— sebab dulu Jaemin suka bertamu di rumah Jeno. Tapi tepatnya dimana dia tak tahu. Setelah mendengar kalau Renjun adalah keponakan Doyoung, Jaemin sekarang tahu. Letak rumah Jeno dan Renjun memang dekat, hanya berbatasan tembok.
Kini Jaemin jadi bertanya-tanya, kenapa kenyataan yang dia terima tentang Renjun dari orang lain, selalu sukses membuatnya terkejut??
"Hyung, aku bisa tanya soal ibunya Renjun?? Dia tidak pernah membicarakannya, jadi ku pikir aku tak bisa menunggunya cerita sedangkan aku ingin tahu"
Doyoung mendelik. "Jaemin, biasakan untuk bertanya karena kau peduli. Bukan sekedar ingin tahu"
Jaemin terdiam. Doyoung benar, tidak seharusnya dia bertanya karena selama ini ingin tahu hal itu, namun dia juga merasakan kepedulian yang tinggi tentang Renjun. Entah dimulai sejak kapan, Jaemin peduli pada teman baiknya. Bukankah semua pertemanan seperti itu? Saling memerdulikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Someone
Teen FictionSejak kedatangan Renjun sebagai siswa baru di kelasnya, terlebih jadi orang yang duduk di seberangnya-- Jaemin menangkap sesuatu yang cukup aneh, tentang teman baiknya dari kelas lain-- Jeno. Jeno yang bobrok, tidak lucu, garing dan super duper tak...