• bagian enam •

548 64 17
                                    

Hari itu Renjun merasa baik-baik saja. Padahal malam saat kecelakaan, dengan berat hati dia harus menerima putusan dokter yang mengatakan kakinya harus digips dalam waktu sebulan, atau mungkin lebih. Cedera kakinya tak mungkin sembuh tanpa digips.

 
Membayangkan hidupnya akan menyusahkan ayah, pamannya, juga teman-temannya membuat Renjun merasa buruk.
 
 
  

Tapi Jaemin datang menjenguknya setelah membolos kelas, Renjun senang, seperti menemukan seseorang yang tak akan menganggapnya sebagai beban.

Sejak awal Jaemin yang menurutnya paling perhatian dan peduli pada teman-temannya, dan Renjun bersyukur karena teman pertamanya adalah orang sebaik Jaemin.
 
 
Siang harinya teman-teman sekelasnya datang. Ya, tidak lengkap 22 orang penghuni kelas sih, karena banyak diantara mereka punya kegiatan lain. Tapi ada Yeri, yang akhir-akhir ini sibuk ikut kompetisi menyanyi datang menjenguknya—— membuat Renjun terkejut. Pasalnya mereka berdua belum seakrab itu.

Kamar Renjun menjadi ribut, sampai perawat harus datang menegur, meminta para remaja itu untuk diam jika tak ingin diusir.  Tapi percuma saja, berbisik-bisikpun mereka tetap sama ricuhnya.

**

"Kau bisa membolos juga, bocah?"

Jaemin memutar kursi belajarnya yang semula membelakangi pintu kamar. Dilihatnya Yuta berdiri bersandar di pintu.

"Aku memang tidak seharusnya percaya pada Doyoung hyung"

"Dia tahu kau membolos? Aku dengar dari 2 kurcaci peliharaanmu"

"Kurcaci? Jisung bahkan lebih tinggi darimu hyung" Jaemin terkikih kecil, sedang Yuta mendengus tak suka. Iya memang, Jisung sudah lebih tinggi darinya.

"Bolos kemana?" Tanya Yuta melangkah masuk ke dalam, dia memilih merebahkan tubuh kurusnya diatas ranjang.

"Aku pergi melihat Renjun di Rumah Sakit" jawab Jaemin.

Yuta mengangkat kepalanya untuk melihat wajah Jaemin. Wajah heran Yuta tercetak jelas.

"Kenapa?" Tanya Jaemin bingung dengan ekspresi kakaknya.

"Bolos karena menjenguk Renjun?"

Jaemin mengangguk, "ada apa?"

"Bolos itu tindakan kriminal seorang pelajar, kenapa juga alasanmu untuk menjenguk teman. Aku jadi tak bisa memarahimu"

Jaemin terkekeh kecil, dia memutar kursi belajar kembali menghadap buku-bukunya dimeja.

Yuta membaringkan dirinya di ranjang, matanya menatap lurus plafon kamar Jaemin berwarna biru langit dengan gambar awan juga burung terbang. Pemuda itu tersenyum kecil.

"Agak kaget mendengarmu bolos sekolah... Ya kau tahulah, bagiku di dunia ini kau adalah anak paling penurut yang tak mungkin melanggar aturan meskipun kelihatannya kau tak pedulian" kata Yuta.

Jaemin tersenyum tanpa menjawab. Apa dia membolos memang seaneh itu ya? Mark juga kaget waktu tahu.

"Kau tahu kan, orang lain akan menganggap hal ini sesuatu yang biasa untuk anak seusiamu. Tapi karena aku kakakmu, mengenalmu sejak kecil—— aku jadi bertanya-tanya, kenapa?"

"Kenapa aku membolos?" Tanya Jaemin.

"Kenapa Renjun??" Ulang Yuta.

Jaemin tak langsung menjawab. Kembali kursi putarnya bergerak menghadap Yuta berada. Wajah tenang Jaemin tampak berpikir, dia memandangi Yuta yang tak menatapnya itu bingung.

When You Love SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang