“JIKA KALIAN TIDAK BISA SEPERTI PUPUK
UNTUK MENYUBURKAN TANAMAN,
SETIDAKNYA JANGAN MENJADI VIRUS
YANG MERUSAK PEMIKIRAN ORANG LAIN”
Bismillah..Setiap tahun selalu ada ritual rutin yang tidak pernah hilang yaitu do’a bersama disertai dengan khatam Al-Qur’an di salah satu masjid dekat dari lokasi sekolah kami, Masjid yang indah, masjid itu di beri nama Masjid Raya Al-Osmani. Tidak hanya do’a bersama, tetapi juga ada pembekalan ilmu. Dan yang pasti berusaha lebih giat lagi untuk bertanya dengan guru-guru pengajar.
Hari ini adalah hari dimana kami akan bertarung dengan alat tulis, dengan pemikiran yang harus fokus, demi nilai untuk masa depan yg baik, demi nilai untuk melanjutkan ke perguruan tinggi yang kami impikan.
Suasana sekolah menjadi sepi, dimana ujian dibagi menjadi 3 gelombang, dan guru-guru di sekolah pun berganti dengan guru-guru pengawas dari luar sekolah, kelas Arummy mendapatkan gelombang ketiga, yang masuk di jam 3 sore. Inilah kesempatan terakhir mereka untuk berjuang dalam meraih nilai yang mereka impikan untuk dapat masuk ke universitas yg mereka inginkan dengan nilai yang memuaskan.
“Pagi ummi, ayah” sambut abang adzam yang berjalan menuju meja makan untuk sarapan bersama, karena harus pergi bekerja
“Pagi nak” jawab ummi dan ayah secara serempak
“Arum mana mi? tumben belum ada di meja makan” tanya abang adzam sambil memainkan alisnya dan sesekali melirik ke arah kamar adiknya itu, berusaha mencari sosok yang ia cari.
“Arum lagi dikamarnya, selesai Sholat subuh tadi dia langsung sarapan dan langsung pergi kekamarnya untuk belajar, kan hari ini dia ujian.”ujar ummi iffah untuk menjelaskan ke bang adzam.
“Iya bang, sudah jangan di ganggu adiknya. Dia lagi berusaha meraih nilai agar masuk ke universitas yg diingkan nya” sambung ayah sambil meneguk segelas teh.
“Dari semalam itu yah, selalu aja memfokuskan belajar, iya deh gak abang ganggu kok yah” ujar abangnya yang sembari menyuapkan nasi kedalam mulutnya.
“Kita do’akan saja semoga arum sehat terus dan ujiannya lancar, dan apa yang diimpikan nya dapat tercapai ya yah, bang” ucap ummi yang berharap baik-baik saja dengan anak bungsu nya itu.
“Aamiin Allahumma Aamiin” serempak keduanya
Ya, begitulah keluarga kecil ini, saling support satu sama lain. Dan Arummy yang keras kepala terkadang membuat ayah,ummi dan abangnya merasa was-was dengan apa yang dilakukannya terlalu berlebihan. Apalagi dia itu memiliki daya tahan tubuh yang lemah, itu yang membuat keluarganya cemas. Arummy adalah wanita ceria, keras kepala. Namun, dia tetap menjadi anak yang penurut. Terutama ketika ayah dan ummi nya menasihatinya. Arummy dan abang adzam juga sering membuat rumah ramai dengan kejahilan masing-masing.
Waktu menunjukkan pukul 12:15 wib, Arummy yang tersentak dari tidurnya pun terbangun untuk bergegas mandi, bersiap Sholat Dzuhur dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah melaksanakan ujian.
“Astaghfirullah.. Arum ketiduran, sudah jam segini harus segera bersiapan, sebentar lagi Adzan akan berkumandang” Ucap Arum dengan muka cemas, yang masih menggunakan piyama tidurnya, dan segera bergegas mengambil handuk dan langsung ke kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teguhkanlah Keimananku di Atas Agamamu
General FictionBegitulah harapan ku kepada Allah. Aku tidak akan merasakan pedihnya pengharapan. Jika, aku tidak berharap selain ia. Dan mungkin ini jawabannya. Ketika aku hanya berharap kepada Allah. Namaku dan Namanya yang sudah tertulis di lauhul Mahfudz. Kini...