Suara dentingan gelas yang beradu, kepulan asap dari daging yang dipanggang, suara tawa yang bersahut-sahutan, obrolan yang tak berujung, botol-botol sake yang terbuka dengan sebagian telah kosong atau tinggal separuh. Sebuah kegiatan rutin yang dilakukan di pertengahan musim gugur tahun ini oleh orang-orang yang saling terlibat di masanya. Kegiatan tahunan yang telah terselenggara dengan baik dan juga sangat rutin meski tanggal yang selalu berubah tentu dengan kebijakan bersama untuk menyelaraskan dengan jadwal masing-masing, meski tak menutupi kemungkinan jika salah satu dari undangan tetap tidak dapat menghadiri acara karena kesibukannya yang luar biasa. Dan sekali lagi mereka tidak mempermasalahkannya, mereka dapat memahami undangan lain itu karena mereka juga merasakannya mengingat mereka tinggal di kota metropolitan dengan segala kesibukan, juga jadwal padat dengan setiap orang selalu berlomba dengan waktu.
Sebuah resotan BBQ yang cukup terkenal dipusat kota Tokyo menjadi pilihan mereka untuk melaksanakan acara Reuni tahunan kelas 3-7 dari angkatan mereka yang ke-9 kalinya. Menjelaskan segalanya kenapa masih terdapat kursi kosong diacara Reuni yang hanya diadakan sekali dalam setahun dengan jadwal yang telah diatur dengan sedemikian rupa. Tingkat persaingan yang semakin ketat dengan dibarengi biaya hidup yang tinggi di Negara maju dan mereka akan semakin sibuk jika mereka sudah berkeluarga.
"Sepertinya aku harus mulai mengganti cream wajahku dengan cream yang mengandung anti-aging dan SPF yang lebih kuat" ujar salah satu peserta pada peserta lain yang duduk disampingnya dengan cermin genggang di tangan yang dia keluar dari tasnya untuk meneliti wajahnya yang dia rasa mulai mendapatkan tanda-tanda penuaan. "Aku merasa, aku mulai melihat bintik hitam di pipiku" tambahnya setelah menurunkan cerminnya ke dalam pangkuannya dan menoleh kearah lawan bicaranya. "Apalagi musim panas yang semakin panas ditiap tahunnya".
"Kau benar" sahut lawan bicaranya dan mengambil gelas minumnya untuk membasahi tenggorokannya yang dia rasa mulai mengering. "Bagaimana kalau minggu ini kita pergi bersama untuk membeli skincare baru?" tawarnya dengan senyum ramahnya dan dijawab dengan keantusiaan yang membara. Mereka teman dekat dulu dan sekarang meski tempat bekerja mereka beda perusahaan.
Semuanya bersenang-senang hari. Melupakan beban mereka sejenak untuk menikmati momen langka seperti sekarang. "Hei, Sasuke. Kenapa kau tak membawa Istrimu itu kemari?" tanya Kiba dengan membenturkan bahunya pada bahu Sasuke yang tak sengaja duduk disebelaknya.
Sasuke menghela napas lelah dengan sedikit kekaguman di dalamnya karena mendapati temannya yang satu itu sama sekali tidak berubah meski sudah sembilan tahun mereka keluar dari masa-masa paling rumit dalam masa hidup yang selalu di lalui oleh setiap orang. "Dia bukan dari kelas ini, Kiba" Sasuke mengeryit saat mendengar Kiba yang membuang napasnya dengan malas.
"Omong kosong macam apa itu? Dia juga lulusan dari tempat yang sama dan siapapun orang yang telah menikah dari orang kelas ini maka dia juga termasuk dalam anggota. Lagipula kami juga tidak pernah melarang orang luar untuk ikut" orang-orang yang mendengarpun langsung membenarkan ucapan Kiba yang diucapkan dengan suara yang menggelegar yang membuat orang yang berada paling ujungpun dapat mendengarnya. "Tenang saja kami tidak akan merebutnya darimu" Sasuke mendengus mendengar candaan dari Kiba. Memang siapa yang mau mati saat mereka tengah berada di puncak kenikmatan untuk menikmati hidup yang minim ini.
"Oke-oke, aku akan membawanya tahun depan" sahut Sasuke mengalah. Entah hanya Sasuke atau memang semuanya juga merasa saat mereka memiliki masa untuk berkumpul maka sifat kekanakan yang telah lama terkubur akan kembali bangkit lagi. "Tentu jika dia tidak memiliki jadwal padat untuk membelah orang". Sasuke hanya tertawa pelan saat sebagian besar bersorak entah untuk alasan apa. Mungkin giliran Sakura –Istrinya- yang akan digoda habis-habisan oleh teman-temannya yang suka menggoda orang pada Reuni selanjutnya.
"Whoaaa... sekarang kau sudah bisa minum, Nordik" sorak Kiba kembali dengan suara yang lebih keras yang membuat semua orang menolehkan kepalanya kearah orang yang paling mencolok di sana yang juga ikut dalam pastisipasi acara tahunan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treaty
Fanfictionsebuah reuni tahunan yang dihadiri Naruto untuk pertama kalinya yang membuatnya bertemu dengan kawan lama yang telah lama tak berjumpa dan membuatnya kembali tertarik ke dalam masa sekolahnya yang singkat dengan penuh kenangan di sana. . . . ©Masash...