#3 -Sebuah Jawaban-

24 2 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Kau tau giveaways? Sebuah hadiah tak terduga bukan? Allah juga mempunyai rezeki tak terduga Nya kepada kita. Namun, apakah dia rezeki tak terduga ku?

°°°

Tanpa rasa takut aku berdiri di hadapannya seperti mahu adu tinju. Sedangkan Kahla, masih saja melihat adegan di hadapannya yang seperti drama tv itu.

"Maaf ya pak, setau saya di sini, hari ini, jam ini, dan detik ini pun, tidak ada contest stand up comedy. Jadi, bapak gausa ya buang2 waktu dan buat malu di sini. Basi tau! " Rina seperti ibu-ibu yang hobi merepet.
Dia masih aneh melihat pria itu yang kini hanya ketawa dan tidak menjawab omongannya barusan.

"Sinting ni orang." Ucap Rina dengan suara kecilnya. Namun berhasil didengar oleh pria yang terlihat masih muda dengan umurnya sekitar 20-an juga.

"Makasih lo mba. Aduh, manggil mba atau neng ya? Atau tante aja? Soalnya kan hobinya merepet. Hahaha.. Oohh gamau ya? Yauda, zawjati aja ya, calon istriku? Pria itu akhirnya menjawab omongan Rina dengan pertanyaan menggodanya.

"Gausa sem... "

"Eeiittsss, nanti dulu. Ini temanmu kan? " Lagi-lagi dia membuat Rina kesal dengan sikapnya yang memutuskan ucapan Rina.
Dia mengambil selembar tisu yang berada di atas meja itu, lalu menuliskan sesuatu di atasnya.

"Temannya calon istriku, ini nama dan nomor Hp ku. Kalo nanti temanmu yang jutek itu terima lamaranku, hubungi aja ya. Soalnya aku tau, kalo kasinya ke dia, pasti tempatnya tong sampah. Aku duluan ya, assalamualaikum." Pamit pria usil itu kepada Kahla dan Rina.

"Mana sini aku lihat." Rina mengambil tisu itu dari Kahla. "Aathif Alkhalifa, siapasih dia? Emang ya semua cowok tu ngeselin." Sekarang dia malah omel dalam hati.

"Heleh heleh..kesel tapi diambil juga toh mba. Udah percaya sama cowok apa? " Kahla juga tidak mau kalah usil.

Rina masih berdiri sambil ngelamun memegang tisu itu.

"Udahlaa yuk pulang wahai sahabatku yang cantik yang bentar lagi jadi pengantin"

"Iihh la, apaansih"

•••

"Assalamualaikum."
Setelah beberapa menit Rina telah berada di rumahnya. Dia tersenyum saat lihat mama nya baru saja selesai melaksanakan sholat dhuhur.

"Udah sholat kamu nak?" Wanita yang sangat disayangi Rina itu kini menanyakannya yang sedang duduk di hadapan mamanya yang masih berada di atas sajadah.

"Sudah ma, tadi di jalan mampir ke masjid bareng Kahla." Rina kembali menundukkan pandangannya.

"Kamu kenapa, hm?"

"Ma"

"Iya sayang?" Aabidah menjawab panggilan putrinya itu dengan penuh kasih sayang sambil mengusap kepala Rina.

"Dalam kondisi kita seperti ini, apa pandangan mama tentang lelaki?" Jujur saja, sampai saat ini Rina masih memikirkan pria aneh itu.

Prinsip yang TerubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang