01 ngehindar

58 6 3
                                    

_________________________________________________

Pagi yang cerah, cahaya memasuki celah celah jendelanya. Dara sudah siap dengan pakayannya dan turun menuju meja makan untuk sarapan. Sepi kata itulah yang dapat menggambarkan rumahnya sekarang, hanya ada satpam dan pembantunya. Orang tua Dara?  Entahlah mereka lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan ngumpul bareng.

Setibanya di sekolah ia dihadiahi dengan pemandangan yang membuat hatinya teriris, Vano sedang bermesraan dengan clara di depan Dara, tetapi mereka tidak menyadari kehadirannya ia segera mengalihkan pandangannya dan berlalu pergi melewati mereka berdua namun pergelangan tangannya dicekal oleh Clara.

"Eh Dar ko buru buru amat? Sinih ngobrol dulu bareng kita." ucap Clara.

Dara merapihkan seragamnya dan membalas dengan seukir senyuman tanpa niat membalas ucapan Clara. Ya, namanya Clara ia adalah teman Dara. Ia tak pernah tau kalau Dara menyimpan perasaan untuk Vano, karena Dara lebih sering bercerita sama Naya sahabatnya setelah Vano.

Jam pelajaran telah usai, tak lama bel pulang pun berbunyi semua siswa dan siswi bergegas keluar dari kelas masing masing menuju parkiran tapi tidak untuk Dara ia menunggu parkiran sepi karena tidak mau berdesak desakan. Koridor tampak sepi saat itu hanya  ada beberapa murid yang sedang mengikuti extrakulikuler.

Dara berjalan sambil memasang erephone dan memutar lagu kesukaannya, 'Sahabat jadi cinta'. Ia bergumam pelan sambil mengikuti lirik lagu itu

Tak bisa hatiku menafikan cinta
Karena cinta tersitat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku trus pancarkan sinarnyaa

Oooo
Apa yang kita kini tengah rasakan
Pengapa tak kita coba tuk satukan
Meski cobaan untuk persahabatan
Atau mungin sebuah takdir tuhan

Ucap ia bergumam pelan sambil senyum miris dan terus bersenandung.

"Gue rindu suara lo. Kenapa lo ngehindar dari gw?. "Ucap Vano lirih.

Dara berbalik dan natap Vano datar, secepatnya ia berlari menghindari Varo. Silahkan orang mau beranggapan apa yang pasti sekarang dia tidak mau bicara dulu, bukannya tidak mau tapi belum siap aja untuk saling bertatap muka.

Karena terlalu pokus berlari ia sama sekali tidak menyadari bahwa didepan sana ada kulit pisang.

"Tunggu dulu kenapasih? Awas ada kulit pisssss.... " ucap Vano terpotong oleh suara

Brakk

"Apa kata gw juga, kenapasih lo lari lari gak jelas hah? Tuhkan jatoh, Coba gw liat lukanya." ucap Vano sedikit khawatir.

"Enggak kok ini cuma luka biasa. Awssss.... "Ringis Dara sambil mencoba untuk berdiri.

"Jangan so kuat deh, sini gw bantu tidak ada bantahan." ucap Vano sambil memapah Dara kedalam mobilnya.

Didalam mobil hanya terjadi saling diam tanpa bicara sedikitpun. Bukan Vano namanya kalau tahan dengan keheningan, ahirnya dia mulai topik pembicaraan.

"Dar lo kenapasih gw panggil malah ngehindar? Emang gw hantu ya." Tanya Vano memulai percakapan.

Bukanya menjawab Dara malah memalingkan wajahnya menghadap jendela sambil menatap jalanan yang macet, Ternyata diluar sedang hujan.

"Dar kenapa lo diam aja sih? Kalau ada masalah cerita sama gue." ucap Vano sedikit kesal

"Gue gak papa kok." ucap Dara

"Terus kenapa lo ngehindar dari gue." ucap Vano

"Nggak kok gue nggak ngehindar, gue cuma gak mau ganggu lo sama pacar baru lo, lo kan tau kalau kita udah jalan bareng pasti orang orang ngira kita pacaran, gue gak mau ntar pacar lo marah sama gue" ucap Dara sedikit berbohong

"Ya nggak gitu juga Dar, Clara itu udah taukan bahwa kita sahabatan udah dari kecil, pasti dia ngerti kok." ucap Vano

"Ya serah lo deh, berhenti di depan toko buku ya, gue mau beli novel terbaru." ucap Dara

"Gue ikut ya." ucap Vano sambil memberhentikan mobilnya

"Serah lo deh." ucap Dara malas


___________________

Bersambung....

Ohay gays maaf ya jika ceritanya jelek, maklumlah ini cerita pertamaku, mohon saran dan dukungannya.

Janlupa tekan bintangnya

FriendzooneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang