Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari itu merupakan hari dimana hujan mengguyur tokyo dengan derasnya, membawa orang orang untuk berteduh di tempat tempat yang membuatnya terhindar dari basahnya air.
" hinata kurasa aku harus bertanggung jawab pada seorang gadis".
Bunyi petir bergemuruh diluar sana mengangetkan sejumlah pejalan kaki yang berlalu lalang.
" gadis itu bernama yachi, aku bertemu dengannya di club saat acara perayaan kenaikan jabatan bokuto-san".
Satu persatu orang orang yang berdiri didepan kafe mulai membuka payung warna warni mereka, namun beberapa ada yang masih setia menunggu hujan agar berhenti.
"Hari itu kami mabuk, terlalu mabuk untuk sadar, dan sewaktu aku bangun aku sudah bersama gadis itu di tempat tidur yang sama dengan pakaian yang berserak dimana mana".
Suara pelayan kafe yang mengantar pesanan mengalun ramah ditelinga pelanggan.
"Dan dia meminta pertanggung jawaban".
Aroma kopi dan wangi cake menguat membuat ruangan berbau menyenangkan.
"Dia hamil"
Tapi tidak dengan hati pemuda kecil itu.
"Dan kami akan menikah, satu bulan lagi".
Dia hancur, begitu pun dunianya.
"Maafkan aku, kita harus mengakhiri hubungan kita seperti ini".
Karna pusat dunianya menghancurkan diri sendiri.
"Selamat atas pernikahan kalian"
Air matanya tidak bisa ia keluarkan, kekecewaan benar benar melingkupi diri hari itu.
"Tsukishima"
Pandangan bersalah dari sang dominan tak bisa menjadi pereda perasaan hancur hatinya.
"Semoga kalian berbahagia selalu".
Dan hari itu, adalah hari terakhir hinata hidup.
End
Masuk gak sedih nya? Coba dengerin lagu urban Zakapa i dont love you, sambil baca ff ini. Soalnya suasana lagunya mendukung. 🙂
