2. Rencana

37 4 0
                                    

Selamat membaca ❤️

Selamat membaca ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bukan rahasia lagi kalau sebanyak apapun makanan yang masuk dalam perut Naina tidak akan membuat gadis itu gemuk. Naina tiba dari serangkaian acara seminar tepat pukul lima sore tadi. Setelah berbincang sebentar dengan Lana, calon dokter itu memutuskan mandi dan malah berakhir tertidur saat duduk di ranjang untuk melepaskan sepatu.

Sedangkan yang dilakukan Naina setelah terbangun dari tidur sore, mandi dan bersantap malam adalah merengek.

"Ini udah hampir jam setengah sepuluh, Yang. Besok aja deh" bujuk Rayyan. "Besok kapan? Pagi? Pagi-pagi tuh ribet. Mana sempat cari penjual dimsum, Mas?"

Lana menggaruk tengkuknya, "Nai, lo nggak mungkin lagi ngidam kan?". Pertanyaan itu kemudian dihadiahi lemparan bantal oleh Rayyan. "Mas Rayyan mana nafsu liat aku, mbak" dengus Nania.

Rayyan berdecak enggan menanggapi.

Lana mengangkat alisnya, setengah tidak percaya. Atensinya kembali berfokus pada Naina yang masih merenggek sambil menarik-narik ujung kaos Rayyan. "Go-Food aja kalo gitu" putus Lana. Kesal karena rengekan Naina semakin parah.

"Nggak mau!! Kan kalo beli sendiri sekalian jalan." Tolak Naina. Huh, modusnya tidak pernah ditutup-tutupi.

Rayyan menghela nafas panjang sampai beberapa kali. "Besok kalo kesiangan, mules atau yang lain. Urus sendiri! Bocah mbeling" Senyuman terbit di wajah Naina."Ke Newton ya Mas?"

Rayyan yang sudah pasrah pun mengangguk lemah. "Oh yess!! Ayo mbak ganti baju. Masa pake piyama kaya gini" kata Naina sumringah. Seperti anak kecil yang akan di ajak pergi tamsya. Dengan langkah gontai Lana mengikuti langkah Naina untuk berganti pakaian.

Setelah bersiap mereka bertiga pergi ke Newton Food Center. Sedangkan yang Lana lakukan selama perjalanan adalah beberapa e-mail yang masuk. Saat hari libur seperti ini pun, Lana masih harus memeriksa e-mail kerjaannya. Gadis itu tahu kalau dua bulan kedepan ia akan sangat sibuk.

Sudah sekitar setahun belakangan perusahaannya membuka kantor cabang baru di kota kelahirannya Jakarta. Dan Lana berniat mengajukan mutasi agar lebih dekat dengan keluarga dan sahabatnya. Sejak lulus SMA, Lana sudah hidup jauh dari orang tuanya. Sebelum pendaftar kuliah di Indonesia, secara tidak terduga Lana diterima di Jurusan Akuntansi National University of Singapore.

Ibunya tentu mencak-mencak tidak setuju, tapi dengan alasan 'sayang beasiswa'dan banyak alasan lain, restu orang tua pun Lana kantongi. Setelah lulus, Lana langsung mengambil Sertifikasi Profesi Akuntan dan bekerja di salah satu kantor akuntan publik yang ada di Singapura.

Kantor Lana adalah perusahaan yang berpusat di Singapura yang mempunyai beberapa cabang di Malaysia, Indonesia dan Filiphina. Sedang yang ada di Indonesia tersebar di beberapa kota metro seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Dalam beberapa bulan kedepan akan dibuka cabang lagi di Denpasar.

Hai, ini DealanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang