II. Permintaan

133 28 0
                                    

"Ini daftar keinginan ku! Aku harap kau mau membantu ku!"

"Apa ini-" astaga aku kaget. Melihat daftar yang isinya hanya satu point. Aku pikir akan sangat banyak seperti di komik atau film yang pernah aku lihat.

"Sederhana kan?"

Tau begini aku akan tarik semua tawaran ku. Dan menyelesaikan puisi cinta ku.

"Menembak dia. Apa hanya itu keinginan mu?"

Sagita mengangguk.
"Kau sudah janji kan akan membantu ku" ujarnya dengan wajah imut. sial, mana ada pria yang mampu menahan pesonamu.

"Baiklah. Jadi kau mau menembaknya dengan apa?"

"Aku bingung. Makanya bantu aku!"

"Kau yakin ingin melakukan itu. Kau perempuan? Kenapa tidak dia saja yang menembak mu!?"

"Ini masalah perasaan bara! Siapa cepat dia dapat!" Seru sagita.

Lagi lagi aku terlambat.
Dan ini bukan waktu yang tepat.

"Jadi kita harus mulai ini darimana?"

"Aku sempat berpikir untuk memberinya hadiah. Lalu aku kan menyatakan perasaan ku padanya. Menurut mu bagaimana?"

"Itu cara klasik, tapi boleh juga. Kau mau memberi dia apa memangnya?"

"Mmm. Boneka??"

"HEII DIA PRIA. KENAPA MALAH KAU BERI BONEKA" Aku menepuk jidat. Sagita benar benar tak waras ya??!

"Memangnya aku harus beri dia apa? Aku tak tau barang apa yang pria sukai-"

"Setauku pria menyukai barang barang yang sederhana"

"Seperti apa?"

"Pemandangan alam, seperti gunung dan lembah. Kami sangat menyukai itu"

Sagita melotot. Dan langsung menampar wajahku.

"Sagita! Aku kan hanya bercanda!"

"Aku sedang serius! Kau malah bercanda! Sialan!"

"Maaf .. "aku memegangi pipiku yang merah.

"Aku serius bara! Jadi barang seperti apa yang disukai para pria??"

"Parfum"

"Selain itu?"

"Jam tangan?"

"Aku tak punya uang yang cukup untuk itu. Selain itu?"

"Topi. Hoodie. Ada banyak sebenarnya. Memangnya priamu ini tipe yang seperti apa?"

"Dia pencinta binatang."

"Selain itu?"

"Dia juga gemar bermusik. Dan juga suka baca buku"

"Pantas saja kau menyukainya. Dia memenuhi semua kriteria wanita rupanya"

"Tentu. Dia juga manis kepada orang orang disekitarnya."

"Baiklah, aku rasa buku novel adalah pilihan yang bagus untuknya. Mmm alternatif lain mungkin musik, kau bisa memperdengarkan musik kesukaan mu padanya siapa tau kalian punya selera musik yang sama?"

"Benar juga!! Kenapa tak terpikirkan oleh ku!!"

"Tentu saja, karena kau berbicara pada orang yang tepat" ujar ku memberikan sanjungan kepada diri sendiri.

"Pantas saja orang menjuluki mu raja puisi. Pemikiran mu benar benar kritis tapi romantis" sanjung sagita.

Kami berdua pun memutuskan untuk pergi ke toko buku.

"Bagaimana menurutmu? Covernya tampak bagus"

"Kau tau ini ber-genre thiller. Aku rasa pria pencinta binatang tak mungkin menyukai hal yang psycho seperti itu"

"Tapi cerita tentang pembunuhan tampak bagus."

Aku jadi takut sagita ini wanita psikopat berdarah dingin.

"Coba cari cerita yang ringan, aku rasa priamu tipekal orang yang menyukai kisah cinta remaja. Atau mungkin lebih hard sedikit, cari saja yang bergenre komedi romantis school life, rata rata pria seumuran ku menyukai hal seperti itu-"

"Ini?"

"Bukan!! Bukan itu!!" Aku kaget ketika dia menunjukkan buku cerita dewasa.

Bisa dibayangkan bukan, seperti apa reaksi pria yang sagita suka ketika mendapat hadiah itu dari sagita.

"Coba yang ini. Aku rasa bagus"

"Serendipity?! Apa ini bagus?"

"Tampaknya. Dari sinopsis tampak meyakinkan. Harganya juga pas dikantong, aku rasa itu pilihan yang tepat. Menurut mu?"

"Aku sih ikut saja!" Seru sagita langsung pergi ke kasir.

Gadis yang lucu. Seandainya aku jujur dan menolak keinginan mu ini. Aku yakin kau akan membenciku.


Karena yang kau sukai hanya lah kebohongan yang terasa manis.

Seperti itu kan katamu?

...

Tbc

ABOUT US ✓ Hunjoy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang