Malam Mencekam

152 7 0
                                    

"Hadapi apa yang sudah kamu jalani. Pikul semua masalahmu, jangan lepas dari tanggungjawabmu"

* * * * * *

Jam tanganku menunjukkan pukul 18.02 WIB. Kami benar-benar kelelahan dan kehausan. Rudi tidak membawa handphone sedangkan baterai handphone ku tersisa 5%. Kucoba mencari stopkontak di stasiun namun malah penuh. "Waduh gimana nih, duit sisa sepuluh ribu, udah mah haus lagi daritadi lari-lari bolak-balik kocar-kacir ngeliatin mereka tawuran sama polisi" ucapku dengan khawatir dan sedikit nelangsa.

Ternyata benar! uang kami tidak cukup untuk pulang. "Yaudah, sekarang kita beli minum dulu aja yang gocengan, kan lumayan sisa goceng duitnya buat ongkos balik siapa tau cukup" saut Rudi menenangkanku. Aku dan Rudi pun membeli air putih kemasan botol.

Kemudian kami bergegas ke dalam kereta dan menunggu kereta berangkat menuju Bogor. Tetapi, sudah 2 jam kereta tak kunjung jalan. "Perhatian kepada seluruh penumpang, mohon maaf atas keterlambatan kereta, dikarenakan rel kereta yang dipenuhi massa, kami tidak bisa melanjutkan perjalanan. Silahkan menuju stasiun lain untuk melanjutkan perjalanan, terimakasih". Kami semua yang berada di dalam kereta sangat marah.

Terlihat anak sekolah lain meledak-ledak dan menendang kereta. "gimana nih? Udah jam 8 udah mah besok sekolah" ucap Rudi dengan penuh kecemasan. "Coba kita tanyain sama mas-mas dan bapa-bapa yang disana, kita bareng mereka aja" sautku.

Kami pun berjalan ke arah mereka. "Mas, mau ke stasiun Tanah Abang ya? Kira-kira lewat mana ya? Kita bingung nih" ucapku mencoba meminta tolong. "Iya nih mau lanjutin perjalanan ke Stasiun Pondok Cina" jawab mas-mas berbadan sedikit kekar dan memakai tas slempang dengan topi berwarna hitam tersebut. "Emang kalian mau kemana dek? kalo saya mau ke Bogor tapi transit di Manggarai" ucap bapak-bapak disamping mas-mas tersebut dengan kumisnya yang tebal dan rambut yang sudah memutih. "Saya juga mau ke Bogor pak" jawabku dengan sedikit lega. "Yaudah kita bareng aja jalan ke Stasiun Tanah Abang" ucap mas-mas tersebut. Kami berempat pun berjalan dari stasiun Palmerah ke stasiun Tanah Abang untuk pulang menuju Bogor.

Di tengah perjalanan, kami sangat kelelahan karena sudah sekitar 45 menit kita berjalan namun belum sampai Stasiun Tanah Abang. Tiba-tiba kami mendengar suara orang berteriak.. "Minum-minum gratiss gratiss" ucap relawan dari mahasiswa dan masyarakat yang membagikan makanan dan minuman gratis kepada demonstran. Kami pun mengambil roti dan Aqua yang dibagikan gratis.

"Mas, masih jauh gak ke Stasiun Tanah Abang?" ucapku kelelahan. "sebentar lagi sampe kok paling 15 menit lagi" ujar mas-mas tersebut. Perjalanan menuju Stasiun Tanah Abang, benar benar melelahkan. 1 jam perjalanan, akhirnya kami sampai disana. Ternyata petugas kereta tahu bahwa kami pengguna kereta yang tidak bisa melanjutkan perjalanan dari Stasiun Palmerah. "Masuk aja mas gratis" ucap petugas tersebut. Kami pun bergegas menuju kereta dikarenakan hari yang semakin larut, mengkhawatirkan kami jika kereta sudah tidak ada jadwal pemberangkatan dan kami terjebak tidak bisa pulang.

Aku duduk dan tertidur pulas di lantai kereta, begitupun Rudi dengan julukannya "Si Tukang Molor". Kemudian datang petugas kereta menghapiri kami. "Permisi mas, gaboleh duduk dilantai ya kan sudah ada peraturannya" petugas kebersihan kereta memarahiku. "Ohiya mas maaf, ngantuk" Aku langsung terbangun, begitupun Rudi.

Demo PelajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang