Angin berhembus perlahan menerbangkan dedaunan dari rantingnya. Helaian-helaian dedaunan itupun berlomba-lomba melayang jauh pada angkasa nan biru keabuan yang membentang.
"Sayang jangan main jauh-jauh ya" Anggukan sederhana itupun muncul pada seseorang gadis kecil berpipi bulat mengemaskan dengan dua kucir rambut disisi kanan dan kiri kepalanya.
Keluarga kecil yang berbahagia, terdiri dari ayah, ibu dan seorang putri kecil mereka. Sedang menikmati hari bersantainya disebuah taman yang teduh beratapkan pohon-pohon berdaun kehijauan yang rindang.
Sang gadis kecil itu bermain dengan sebuah boneka miniatur gadis kecil nan ayu bernama Anne, nama yang indah hanya untuk sebuah boneka.
Anne adalah sebuah boneka miniatur gadis kecil yang memiliki rambut coklat pirang tergerai indahnya, hadiah ulang tahun dari ibunya pada tahun ini, ia menginjak usia 5 tahun.
Tawa riang terbit saat gadis kecil itu membawa Anne berlari mengejar seekor kupu-kupu yang tak sengaja hingga didekatnya.
Sang ayah dan sang ibu melihat tingkah putri kecilnya dengan senyuman yang lebar.
"Sangat mengemaskan"
"Siapa? Aku?" Dengan percaya dirinya sang suami berseru mengoda istri tercintanya.
"No, not you but Ciel, my most adorable lil princess"
"Whatever, but i think you is my most gorgeous in my heart. You are half my soul, I will not let anyone hurt you"
"So cheesy" Sang istri bersemu, memunculkan rona merah pada pipi putih nan halusnya. Ia pun mencubit main-main suami tercintanya.
Sang suami mencoba menghindar, ia menahan kedua pergelangan tangan istrinya dengan tangan besarnya. Saat dirasa sang istri tak bisa bergerak, sang suami menatap lekat-lekat paras nan ayu istrinya.
Merasa diperhatikan begitu, sang istri mendongak bertemu pandang dengan suaminya. Menyelami bola mata masing-masing yang memancarkan kisah cinta.
Lama mereka saling berpandangan tanpa sepatah katapun yang menginstrupsi seperti dunia teralihkan hanya pada satu sama lain. Hingga melupa ada sesosok lainnya yang membutuhkan pengawasan,—putri kecilnya.
"Kita bikin adek buat Ciel yuk" Sang suami akhirnya mengeluarkan kata sebagai pemecah keterdiaman diantara dua sejoli yang sedang memadu kasih tersebut.
Saat sang istri akan membalas ucapan suaminya dengan cubitan yang lainnya, dia barulah teringat putri kecilnya yang telah menghilang.
"Ciel? Ciel dimana?" Sang istri bertanya dengan nada yang terlihat sangat khawatir.
Sang suami menunjuk ke arah dimana terakhir putri kecilnya bermain. "Ciel kan disa–Ciel? Ciel kemana?"
"Aku kan nanya kenapa kamu balik nanya ke aku? Ciel dimana? Aku tanya sekali lagi, Ciel dimana?" Sang suami hanya diam membisu, tak mengeluarkan sepatah kata ataupun menggeleng tanda tidak tahu.
Sang istri memucat "Ciel hilang. Putri kecilku hilang!! Ciel kemana? Ciel sa—"
"Ssttt tenang" Sang suami mendekap istrinya dengan penuh kasih sayang. "Tenang tarik nafas hembus perlahan. Jangan panik mungkin Ciel lagi main sekitar sini"
Sang istri menurut ia harus tenang agar pikirannya bekerja normal. Harus selalu berfikiran positif, jangan berburuk sangka.
Saat dirasa sang istri lebih tenang, sang suami melepaskan dekapannya.
"Sekarang aku cari Ciel dulu, kamu tunggu disini"
"Gak gak mau" Sang istri menggeleng kuat-kuat. "Aku ikut, lebih baik kita berpencar cari Ciel-nya supaya lebih cepat ketemu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny is handful Of God
Random_____________________________________🌱🌱🌱 Hanya seorang anak kecil yang tak mengerti apapun tentang kisah kehidupan Tapi ia akan selalu percaya bahwa kehidupan adalah sebuah takdir yang ada ditangan Tuhan Tidak peduli itu merupakan takdir baik mau...