"3" Pencuri

3 1 0
                                    

Luna POV*

Namaku Luna Kita, aku hanya seorang wanita biasa yang tinggal di sebuah apartemen di kota metropolitan namun suatu hari aku mengalami sesuatu yang tidak biasa di alami wanita biasanya.

"Hilang!" Kataku seraya menatap sekitar.

"Cowok mesum, kacamata dan securitynya.....hilang!!"

"Mereka hilang di depan mataku, apa yang terjadi?!"

Aku berkeliling keseluruh apartemen dari ruang tamu, kamar bahkan kamar mandi sekalipun aku tidak bisa menemukan orang ini, aku bahkan sempat keluar sejenak dan menatap nomor 104 yang tertera di pintu apartemenku namun aku hanya bisa menarik kesimpulan tentang satu hal...

TING...TONG!

"Sebentar!"

.....

Click!

Aku membuka pintu tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang datang di intercom milikku, dan inilah akibatnya seseorang yang ingin kutemui namun juga tidak datang menemuiku, Jun sahabatku.

"Oh! Junn..." aku tidak tahu harus memasang wajah senang atau tidak suka saat melihatnya, kejadian siang itu membuat suasana terasa sangat canggung.

Rion masih manatapku dengan tampangnya yang biasa, sejenak menatap Lenganku yang diberi gips tanpa berkata apapun dia menatapku lagi.

"Boleh aku masuk, aku membawakanmu makanan." Katanya sambil mengangkat barang belanjaannya guna agar aku dapat melihatnya.

"...." tanpa berkata apapun aku mengangguk dan berpindah agar  memberikannya akses untuk masuk.

"Kudengar kau kecelakaan, aku membelikanmu makanan, masih panas jadi makanlah." Katanya sambil membuka plastik yang menutupi mangkok agar makanan tidak cepat dingin, saat plastik itu dibuka uap asap mengepul keluar besertakan aroma lezat yang datang darinya, dari aromanya aku bisa menebak Rion membawakan katsuudon kesukaanku dari restoran jepang kesukaanku yang sering kami kunjungi.

Aku sangat senang saat Jun masih perhatian padaku namun kejadian tadi masih membekas dan membuatku tidak bisa mengekspresikan
kegembiraanku dan hal itu membuatku sedih namun tak berselang lama karena semua perasaanku dikalahkan dengan telak oleh sebuah badai yang bergemuruh di Perutku akibat makanan itu.
Kruuuuuuk~

"Pffft!!" Akhirnya Jun mengganti exspressi batunya dengan sebuah senyuman tapi yang menjengkelkan dari senyumannya itu datang dari suasana yang kurang pas.

"Hey!!" Teriakku.

"Maaf." Katanya masih menahan tawa.

Aku mendengus kesal melihatnya, dan langsung mengambil katsuudon yang ada di tangannya.

Seperti kebanyakan orang, kurang afdol kalo makan makanan jepang kalo ga pake sumpit, jadi aku harus menghadapi cobaan hidup berikutnya dengan makan katauudon pake sumpit dengan menggunakan tangan kiri dan hasilnya seperti yang dibayangkan aku malah sibuk mengambil sumpit yang terus jatuh di meja dari pada memakan katsuudonku.

"Dasar ceroboh udah tau ga bisa! kau pikir buat apa aku datang kesini." Kata Jun mengambil katsuudon beserta sumpitku.

Dia mengangkat nasi yang masih mengepul dengan mudahnya, Rion meniupnya terlebih dahulu lalu menyuapkannya padaku.

"Buka mulutmu." Katanya menyuruhku.

"Aku bukan anak kecil." Sahutku seraya membuang muka.

"Oh ga mau ya sudah kalo kelaperan nanti salah sendiri." Katanya sedikit mengancam namun juga mempermainkanku terbukti dari senyumannya itu yang menjengkelkan namun aku sangat menyukainya.

"2World" where You're not hereWhere stories live. Discover now