"2" orang asing

8 1 0
                                    

...sesuatu terjadi lagi.

Detik-detikku membuka pintu aku dikejutkan oleh seorang pria tampan bersurai hitam dan kulit seputih susu sedang berdiri di hadapanku dan hanya terbalut oleh handuk di bagian bawahnya.

"Kyaaaa!" Teriakku seraya menutup wajahku dengan satu tanganku.

Aku menghentikan teriakkanku dan mengintip dibalik celah jari-jariku, pria itu terlihat panik sekaligus kaget saat melihatku namun tak lama setelah itu dia mendekatiku.

Dia menggenggam satu tanganku yang menutupi wajahku hingga aku dapat melihatnya secara keseluruhan, seluruh wajahku memanas saat melihat wajah tampan sepaket dengan dada bidang nan seksi ini.

"siapa kau? kenapa ada dirumahku!" Tanyanya sekaligus menyelipkan omongan aneh yang membuatku berfikir keras.

"Apa aku salah alamat." Pikirku, aku melepas tanganku dari genggamannya dan bergegas melihat ke sebuah nomor yang terpampang jelas di depan pintuku.

"104...bener kok apartemenku." Pikirku lagi.

Aku berdengus kesal, dan menatap tajam ke arah cowok itu seperti singa yang melihat kulinci, cowok itu menatapku waspada sepertinya instingnya bekerja dengan baik, dengan cepat aku melangkah kearahnya.

"Rumahmu! maksudmu rumahku! Kenapa kau ada disini.......!!" Bentakku terus mendesaknya hingga dia terus berjalan mundur dan kehilangan keseimbangan hingga dia terjatuh dan terduduk di hadapanku.

"Berisik!" Ucapnya berhasil membuatku bungkam.

Pria itu menengok keatas menatap wajahku sembari tersenyum sambil menautkan sebelah alisnya lalu menarik lenganku hingga aku jatuh dipangkuannya wajah kami saling menatap satu sama lain.

"Dari tadi ngomong apaan sih dasar gaje! Pergilah sebelum kupanggil security." Katanya dengan nada malas masih mengenggamku dan menatapku remeh.

"Kau...kau, siapahkan panggil kau pikir aku t-takut! su-sudah kubilang ini rumahku! Dan lagi kau itu tidak punya sopan santun terhadap wanita, kau gak lihat tanganku seperti ini!" Kataku ragu.

"Kau benar maafkan aku, tapi aku tidak bisa melepaskanmu."

"Kenapa?" Tanyaku bingung.

"Dengar aku tahu seberapa sukanya kau padaku tapi sampai melakukan hal seperti ini." Katanya setelah itu menghela nafas.

"Kau ngelindur ya? Ngomong apa barusan?"

Cowok mesum menghela nafasnya "sudahlah tidak perlu berpura-pura Innoncent, Aku tahu kau pasti fans fanatik, kan?!"
.
.
.
.
.
"???"

"Wtf!! Dia bilang apa tadi?!" Pikirku

Keraguanku hilang sudah terima kasih berkat tingkahnya yang diluar akal sehat. Aku tidak tahu darimana kepedeannya itu datang tapi yang bisa kulakukan menanggapi omong kosongnya dengan memasang wajah hina dihadapannya dan hal itu berhasil membuatnya sedikit kesal.

"Eh situ boleh ganteng tapi jangan kegeeran!!" Kataku menegaskan kata kegeeran.

Cowok itu hanya menghela nafas lalu berjalan kearah sebuah telepon lalu dia menekan beberapa tombolnya.

"Security ada maling di apartemen no.104, cepat datanglah!" Katanya sangat santai.

Mendengar ucapannya itu membuatku kesal bukan main lagi, 'dosa gak ya dorong cowok ganteng dari lantai 12' kira-kira seperti itulah yang kupikirkan.

"Loh! Loh! Hei! Kenapa pake ngelapor segala dasar aneh, ini rumahku!" Kataku panik, ini sama sekali ga lucu, masa aku yang pemilik rumah malah dituduh maling oleh cowok mesum kayak dia.

"2World" where You're not hereWhere stories live. Discover now