Kini berita tentang hubungan Rere dan Ardi tersebar hingga seluruh penjuru sekolah SMA Bhakti Mulya. Ada yang menatap suka maupun tidak suka. Rere berjalan menyusuri lorong sekolah dengan tenang meskipun tak banyak yang menatapnya suka. Rere memasuki kelasnya dan melaksanakan tugasnya sebagai sekretaris kelas, yaitu mengecek kembali jurnal kelas. Tak lama kemudian ia menatap wajah Rezi yang duduk di belakang bangku yang tak jauh darinya. Wajahnya tampak kusut dan tidak seperti biasanya.
"Re, kata Pak Edi nanti jurnalnya dibawa ke ruang dapodik aja, soalnya nanti Pak Edi disana." Ujar Anin.
"Oke nin, makasih ya." Rere pun bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Rezi yang tengah sibuk memainkan ponselnya.
"Zi, nanti anterin gue setor jurnal kemarin ke Pak Edi ya, gue males kalo harus ke ruang dapodik sendiri nih," Rezi memasukkan ponselnya ke dalam saku dan bangkit.
"Males, lo ajak yang lain aja, gue sibuk." Ujarnya sembari melangkahkan kakinya meninggalkan Rere yang masih mematung tanpa menatapnya sedikit pun.
Rere memutuskan untuk kembali duduk dibangkunya. Ia berpikir, mungkin Rezi memang sedang kurang bagus suasana hatinya, mungkin. Ia kembali menyibukkan diri dengan mempersiapkan mata pelajar yang akan dipelajari pagi ini. Tiba-tiba Nadila datang menyodorkan 2 buah susu kotak padanya.
"Tumben, Nad? Ada apa nih?"
"Itu bukan dari gue. Dari Rezi, katanya dia udah janji beliin susu kesukaan lo."
"Kenapa dia gak ngasih sendiri sih?" Nadila hanya mengacungkan pundaknya dan kembali duduk dibangkunya.
Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi. Bangku Rezi masih kosong, ia belum kembali. Apakah aku melukai hatinya? Apakah aku membuatnya bersedih? Apakah aku salah? Rere terus bertanya-tanya pada dirinya apa yang membuat Rezi menghindar darinya.
***
Bel Istirahat berbunyi. Seluruh siswa dan siswi berhamburan keluar kelas dan menuju kantin atau koperasi siswa untuk sekedar mengisi perut. Rezi masih tetap berada di tempat duduknya sembari mengerjakan tugas yang belum selesai.
"Re, kantin yuk," Ajak Tara.
"Nanti gue nyusul, kalian duluan aja,"
"Oke."
Rere membalikkan posisi duduknya menghadap Rezi. Ia mencoba kembali membuka suara untuk mengajaknya berbicara.
"Zi, lo kenapa sih? Gue gak ngerti nih daritadi pagi lo aneh tau gak,"
"Gue gapapa."
"Kalo lo gak papa, terus ngapain lo nititpin susu kotak ini ke si Nadila? Kenapa gak lo aja yang ngasih? Kita juga gak jauh duduknya, Zi, gak beda kelas juga."
"(Tapi kita beda hati, Re. Beda perasaan juga. Jauh malah.) Gak papa, Re. Mood gue tadi emang lagi gak bagus aja."
"Ahh gak asik lo, gitu aja lo ngambek ke gue. Kalo gue salah, ingetin gue, jangan di diemin. Gue bukan dukun kali, dukun aja kadang belum tentu bisa nebak." Ocehnya.
"Bacod." Rezi bangkit dan pergi meninggalkan kelas.
"Rezi, gue gak mau tau ntar kita harus jalan-jalan gue gak mau tau." Rezi tetap mengabaikan ocehan Rere dan melanjutkan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love n Lose
Teen Fiction"Lo spesial bagi gue, gue gak mau kita punya status lebih yang akhirnya pasti akan pergi." - Rettania Pramitha "Semoga setelah luka datang, akan ada bahagia yang kembali. Gue harap lo balik dengan penyesalan dan jadiin ini pelajaran. Gue siap lupa i...