Chapter 2

378 39 4
                                    

"Jadi, Kau rela kerja part time hingga larut malam hanya untuk ini? Hanya untuk membeli kue tart dan hadiah untuk Sehun? Ya tuhan, Byun Baekhyun..."

Jongdae menatap takjub, masih sulit untuk percaya jika Baekhyun bisa seantusias ini merayakan anniversarynya yang 100. Bagaimana tidak, Baekhyun bahkan rela memecahkan celengan Pikachu kesayangannya demi sepotong Blackforest faforit Sehun, kue cokelat berbentuk hati yang telah ia kemas dengan tambahan pita merah jambu.

"Ini hanya kue tart dan sebuah arloji dengan harga yang tak seberapa...Ini bahkan sama sekali tak sebanding dengan apa yang telah Sehun berikan padaku selama ini..."

Jongdae mencoba untuk mengerti, mengapa jiwa bar-bar Baekhyun kini berubah menjadi manis manja seperti Hello Kitty. Sebab bagi Baekhyun, Sehun adalah cinta pertamanya. Lelaki pertama yang berhasil meluluhkan hatinya yang semula dingin dan tak terjamah.

Sehun telah berhasil membuktikan ucapannya. Ia telah berhasil membuat Baekhyun kini mulai merasakan apa yang oranglain sebut sebagai rindu. Mulai merasakan debaran aneh yang selalu datang ketika keduanya berada pada desimal jarak yang tak lagi berarti. Singkatnya, Sehun telah menorehkan sebuah warna baru dalam hidupnya yang semula kelabu.

"Lebih baik kau gunakan uangmu untuk membeli makanan enak...Sehun sudah memiliki banyak jam yang harganya bahkan lebih mahal daripada sepasang ginjalmu jika dijual..."

"Ini adalah hadiah pertama dariku selama kita berkencan...Aku ingin sesekali memberi meski aku tau ini tak seberapa...Aku yakin, Sehun tidak akan menilai hadiah ini dari bentuk dan harganya, tapi dari ketulusanku..."

"Lalu apa yang terjadi dengan wajahmu? Katakan padaku, kenapa pipimu tiba-tiba penuh ruam merah seperti ini? Kau demam? Iritasi? Alergimu kambuh? Cepat katakan....Jangan membuatku panik..."

Jongdae menangkup kedua belah pipi Baekhyun dan mengusaknya dengan gemas. Mencoba bersikap perhatian, namun justru membuat Baekhyun murka sebab ia telah membuat riasannya menjadi berantakan.

"Yak! Kim Jongdae! Kau merusak riasanku...!"

Baekhyun mengutuk tangan usil Jongdae yang telah lancang merusak mahakarya yang telah ia gambar dengan susah payah. Ia bahkan rela duduk berjam-jam dengan kosentrasi penuh, hanya untuk menyapukan bedak dan menggambar sepasang alis melengkung yang simetris.

"Ini bukan ruam, ini blush on,bodoh...Aku sengaja memakai ini agar aku terlihat lebih cantik di depan Sehun..."

"Kau memakai make up? Seorang Byun Baekhyun sengaja bersolek hanya untuk terlihat cantik di depan Sehun? Pffftttt..."

Jongdae tak dapat menahan tawanya yang kini terlanjur pecah. Menertawakan kelopak mata Baekhyun yang kini terlihat warna-warni dengan garis hitam yang melengkung lentik di ujung matanya. Terlihat begitu meriah layaknya selembar kanvas yang dihujani goresan tinta.

"Kenapa kau menertawakanku? Apakah aku terlihat aneh dengan riasan seperti ini?"

"Tentu saja...Kau terlihat sangat aneh...Kau bahkan terlihat seperti boneka Annabell..."

" Anabell kau bilang? Cih...Mana ada boneka Annabell yang secantik aku..."

Baekhyun mengibaskan rambut panjangnya ke arah Jongdae, berada pada mode sok cantik yang membuat Jongdae merasa semakin mual dan seketika bergidig jijik.

"Sejak kapan kau jadi sok cantik dan sok romantis seperti ini? Baekhyun yang ku kenal tidak seperti ini..."

"Apakah salah, jika sesekali aku ingin menggoda Sehun dengan berpenampilan cantik seperti ini? Kau seharusnya bangga memiliki sepupu yang secantik aku..."

I'll Never Love AgainWhere stories live. Discover now