5

1.1K 95 15
                                    

Happy reading


Suara pelan hentakan kaki menggema kala Hyuna berjalan di koridor sekolah yang masih sangat sepi, karena sekarang masih jam 6 pagi, hanya orang orang tertentu yang datang sepagi ini dan Hyuna bukan salah satunya kecuali pagi ini.

Demi menghindari kedua orang tuanya, Hyuna rela berangkat pagi pagi buta dan tidak bersama dengan Hyunjin.

Menjadi yang paling pertama masuk kelas, Hyuna mendudukan diri di atas kursinya, menaruh kepalnya di atas meja, lelah, Hyuna sangat lelah.

Dia ingin marah dan menyalahakan keadaan, namun memang sudah seharusnya seperti ini, terbelenggu dalam rasa bersalah akibat permintaan masa lalunya membuatnya merasa amat bersalah.

Seharusnya Hyuna tau hal seperti ini akan terjadi lagi, tapi tidak bisakah Dia berharap jika hal seperti ini tak seharusnya terjadi, tak bisakah Dia mendapatkan keluarga yang sempurna seperti orang lain, mengapa takdir selalu mempermainkannya, jika memang tak saling mencintai, bukankah seharusnya Papa dan Mamanya tak perlu bersatu dalam sebuah ikatan yang serius seperti pernikahan.

Memejamkan matanya lelah, Hyuna merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya, merasa semakin banyak yang mengalir, Hyuna mengusap pelan hidungnya dan melihat cairan merah pekat di tangannya.

Menghela nafas, Hyuna mengambil tissue di tasnya dan mulai menghapus darah di wajah serta tangannya, tak lupa yang mengenai mejanya.

"eh Na? " sahut seseorang di belakang Hyuna.

Menghentikan kegiatannya Hyuna menengok ke belakang dengan tissue yang tersumbat di hidung bangirnya, menahan aliran darah agar tak keluar dan mengotori wajah serta seragamnya.

"eh Lu Lix, pagi amat datengnya?" tanya Hyuna, Felix terkekeh dan menghampiri Hyuna untuk duduk di kursi di hadapan gadis itu.

"Gua emang biasa dateng jam segini, ngehindarin macet" jawab Felix lalu melirik tissue yang bercecer di atas meja.

"Lu ga apa apa? " tanya Felix ketika Hyuna mengeluarkan tissue yang menyumbat hidungnya, warna putih itu telah berubah menjadi warna merah.

"kecapean doang paling, atau ga panas dalem, biasa lah gini doang" gurau Hyuna sambil membereskan tissue yang habis di pakainya dan membuangnya di tempat sampah belakang kelas.

Felix terdiam menatap Hyuna, tak terlalu mempercai ucapan gadis yang sedang berbincang dengannya tadi, jika baik baik saja tak seharusnya mimisan bukan?.

Kembali duduk di kursinya Hyuna meraih kaca untuk melihat wajahnya, jikalau masih terdapat darah yang tersisa.

"Lu tumben dateng jam segini? " tanya Felix membuka pembicaraan.

"pengen aja, biasa berangkat sama Hyunjin siang mulu sampe harus manjat gerbang, bosen" ujar Hyuna dengan kekehan di akhir kalimatnya, mau tak mau Felix ikut terkekeh karenanya.

"oh iya, kemana si memble? " tanya Felix ketika menyadari tak ada manusia berbibir tebal yang biasanya selalu ada di samping Hyuna.

"Gua berangkat sendiri"

Felix mengangguk paham lalu menatap sekelilingnya yang mulai terasa ramai karena mulai banyak orang yang datang.

HyunjinKu | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang