Part of Me

642 70 39
                                    

Warning: tidak cocok untuk 17 tahun ke bawah. Retreat retreat!!

~~

Kai berguling gelisah. Matanya melirik pada jam digital di meja nakas, hanya untuk menemukan bahwa ini sudah pukul 0:43 malam. Dengan gusar, ia menghela napas kasar. Sudah selarut ini, namun matanya masih segar dan tak sedikit pun ingin terpejam.

Ia membalikkan tubuhnya hingga terlentang. Secara fisik, Kai sudah terlampau lelah dan ingin istirahat. Jika saja Soobin tidak menagih jatah 'bermain'nya, mungkin Kai sudah tertidur sejak pukul sepuluh. Namun, sialnya, suaminya ini memang pintar menggoda agar ia mau melayani permainan ranjangnya hingga tengah malam. Dan yang terjadi sekarang, walaupun fisiknya sudah kehabisan tenaga, matanya tetap bersikeras untuk terjaga.

Kai menoleh ke sebelah kiri, sisi dimana suaminya terbaring di sampingnya. Soobin tampaknya telah terlelap sejak tadi. Ia tidur dengan menghadap arah yang berlawanan dengan Kai, menampakkan punggung telanjangnya yang lebar. Kai mendecih kecil. Tidak adil. Dia yang menggangguku, kini ia yang tidur duluan, batin Kai.

Ia menggeser posisinya agar lebih dekat dengan Soobin, dan melingkarkan lengannya pada pinggang lelakinya. Perlahan, ia tempelkan wajahnya pada punggung suaminya, menyamankan posisi untuk pergi ke alam mimpi. Matanya hampir terpejam sempurna, sebelum suara berat itu kembali mengusik Kai.

"Dek, belum tidur?"

Kai terbelalak. Tangannya yang melingkar pada pinggang Soobin terangkat, sementara lelaki di pelukannya menolehkan kepala. Dari suara dan wajahnya, sepertinya Soobin belum benar-benar terlelap dalam tidur. Hal itu berarti, sejak tadi Kai tidak insomnia sendirian.

Kai mencebikkan bibirnya, dan menggelengkan kepalanya pelan. "Belum. Gak bisa tidur..."

Soobin tersenyum mendengar rengekan Kai. Ia berbalik dan menyerongkan tubuhnya, untuk menghadap langsung pada lelakinya.

"Kakak juga gak bisa tidur daritadi. Terbayang terus permainan kita tadi," jelas Soobin dengan kekehan pelan.

Kai memukul dada kekasihnya pelan. "Dasar cabul!"

Soobin yang dikatai cabul, malah semakin tidak bisa menahan tawanya. Menggoda Kai memang menyenangkan.

"Ya udah, kita pillow talk aja, yuk. Sampai bisa tidur," ajak Soobin.

Kai beringsut pelan. Ia sedikit mengambil jarak dari Soobin, menyamankan posisinya. "Hm... Oke, ngomongin apa nih?"

Soobin tampak menarik satu sudut bibirnya. "Pertanyaan random aja. Terserah kamu mau nanya apaan."

"Ngapain nanya random? Kayaknya segala hal random tentang Kak Soobin udah aku tahu semuanya. Karena Kak Soobin 'kan memang random."

Soobin mencubit pipi kekasihnya pelan. "Dasar kamu nih. Aku aja yang nanya kalau begitu. Boleh?"

"Ya terserah. Asal jangan nanyain pertanyaan yang memancing keributan dan pertikaian."

Soobin tergelak mendengar celetukan kekasihnya. Imut sekali. "Hmm. Gimana awalnya kamu bisa tahu, kalau kamu suka sama Kakak?"

Kai menghela napas. "Kak, cerita itu udah aku ceritain berkali-kali. Telinga Kakak mungkin gak bosan dengarnya, tapi mulutku yang capek nyeritainnya."

"Ih, kok gitu sih, Dek. Gak seru ah."

"Tanya yang lain dong, yang belum pernah Kakak tanyain."

Soobin menimbang-nimbang. "Oke. Pertanyaan yang belum pernah aku tanyain, 'kan? Kalau gitu, sebutin bagian tubuhku yang jadi favorit kamu."

Trivia | Choi Soobin, Huening KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang