#1

18 3 0
                                    


Kabut dan udara yang dingin menyelimuti kota soul di pagi hari, membuat orang-orang yang seharusnya beraktivitas seperti biasanya bermalas-malasan di bawah selimut tebal.

Sama seperti lelaki yang kini tengah memjamkan matanya di bawah selimut yang super tebal.

Saking nyamannya,sampai ia tak menyadari seorang bocah laki-laki yang kini menatapnya malas di depan pintunya.

"Ayaaaah.... Ck! Mengapa di tutup lagi mata nya?!" teriak bocah itu sambil menghampiri lelaki yang ia panggil dengan panggilan 'ayah' itu.

"Ayah tadi bilang kan 15 menit lagi Joon" jawab lelaki itu.

"Ini sudah lebih dari 15 menit ayah... Joonie sudah lapar"

Lelaki itu menghela nafasnya,lalu duduk dan menatap bocah laki-laki yang bernama Joonie itu.

"Maafkan ayah yaaah anak ayah yang paling ayah sayangi,cintai,paling tampan dan paling pint--"

"Cepat ayah...Joonie Sudah tak tahan" belum selesai lelaki itu menyelesaikan pembicaraan nya,Joonie sudah memotong perkataannya sambil merajuk.

"Haha Iya iya... Sini ayah gendong" jawabnya sambil merentangkan Tangan meminta balasan dari sang anak.

Joonie tersenyum dan naik ke gendong sang ayah.

"Aduuuh... Anak ayah makin besar saja yaah" kata nya sambil berjalan kebawah segera menuju dapur.

"Joonie kan tumbuh ayah" balas sang anak sambil mengertakan pegangannya pada pundak sang ayah.

Lelaki itu hanya membalas dengan tawanya.
Setelah sampai di dapur, ia menuntun sang anak untuk turun dari gendongannya dan mendudukan nya di meja makan sebrang dapur.

"Tunggu di sini sebentar yaah.. Ayah akan membuatkan makanan nya dulu" kata sang ayah
Dan dibalas dengan anggukan Joonie.

Hanya membutuhkan waktu 30 menit, makanan sudah tertata dengn rapih di atas meja.
Meski hanya nasi goreng dengan segelas susu coklat hangat.

"Naah sekarang Joonie makan yaah... Ayah ke atas dulu sebentar" kata ayah dan dibalas dengan anggukan Joonie.








5 menit kemudian Kim Namjoon turun dengan benda kotak terbungkus dengan kertas bergambar abstrak di tangannya.

Lalu ia duduk di dekat sang anak yang sedang hikmat memakan makanan yang ia buat.

Selama 15 menit lamanya ia menunggu sang anak menyelesaikan makannya. Ia segera mengeluarkan benda kotak yang ia bawa tadi ke hadapan sang anak.

Ia terkekeh ketika melihat raut wajah sang anak yang kebingungan.

"Joonie ini hadiah ulang Tahun mu dari ayah.. Maaf ayah terlambat" kata Namjoon dengan raut wajah sedikit sedih.

"Waaah... Tidak apa-apa ayah, padahal tidak usah repot-repot. Joonie Sudah merepotkan ayah seperti ini kalau begitu" balas Sang anak dengan senyum yang Ia pamerkan kepada sang ayah.

Namjoon yang mendengarkan balasan sang anak hanya tersenyum sangat lebar. Karena iya sangat bangga karena Anak seumurnya berbicara layaknya anak seumuran lebih darinya.

Tidak sia-sia Namjoon telah mendidik nya.

"Kalau begitu Joonie buka yah ayah kadonya?" kata Sang anak. Dan anggukkan ia dapatkan.



Mata Joonie membinar ketika melihat isi nya..
"Waaah...Ayah ini kan mainan keluaran baru yang sangat mahal itu!" gembira sang anak.

Hati Namjoon menghangat ketika melihat anak nya yang begitu bahagia.
"Iya..Ayah sengaja membelikannya khusus untuk Joonie yang ayah sayangi".

"Tapi bagaimana ayah mendapatkan nya?...Ini kan cepat habis" penasaran Joonie.

"Joonie tak perlu tahu... Yang terpenting ini semua hasik kerja ayah" jawab Namjoon dengan senyuman nya.

Joonie kembali tersenyum dan memeluk erat sang ayah dan mengucapkan kata 'terimakasih' berkali-kali.

Namjoon tentu saja membalasnya tak kalah erat dan menciumi pucuk kepala sang anak berkali-kali.






Selesai acara berpeluk-pelukan nya. Namjoon kembali membuka suara.

"Sekarang Joonie minum yaah obat nya"

"Tidak mau ayah,rasanya sangat tidak enak dan sangat pahit"

"Tapi kan itu semua untuk kebaikan Joonie dan ayah... Memang Joonie mau melihat ayah sedih ketika Joonie berbaring di kasur rumah sakit dengan keadaan lemas?"

"Tidak tidak tidak ayah... Joonie tidak mau"

"Naah anak ayah memang pintar, kalau begitu minum obatnya sekarang yah"

Anggukkan Joonie sebagai jawabannya.

~

Little HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang