#3

12 1 0
                                    

"Tidur nak... Besok Joonie mulai sekolah lagi loh" bujuk Namjoon kepada Joonie yang sedari tadi tidak mau tidur kembali.

"Joonie kan sudah bilang Ayah. Kalau Joonie tidak bisa tidur lagi, dan Joonie tidak mau sekolah ayah. Sekolah itu membosankan"

"Heeey anak Ayah kan mau pintar seperti ayah?"
Anggukkan Namjoon terima.

"Naah Kalau begitu sekolah yang Rajin yaah, Hanya seminggu dan minggu depan kan Joonie sudah di bagi raport "

"Tpi Joonie tetap tidak mau sekolah ayah" elak Joonie kembali.

Namjoon sedikit menghela nafas.
Joonie yang mendengar helaan nafas Namjoon hanya menunduk, ia tahu bahwa Ayahnya kini tengah meredam ke kesalannya.

"Yasudah... Joonie besok akan sekolah " luluh Joonie.

Namjoon Yang mendengar tersenyum dan menggusak kepala Joonie, hingga Joonie menatap sang Ayah sembari tersenyum.

"Anak ayah sangat pintar... Ayah sangat sayang Joonie" ucap Namjoon dengan memeluk tubuh mungil Joonie.

"Joonie juga tak kalah sayang Ayah"

Hati Namjoon menghangat mendengar turur kata Joonie.
Lalu iamelepas pelukan nya.

"Naaah... Sekarang Joonie tidur yaah" ucap Namjoon.

"Ay ay kapten" ucap Joonie dengan tangan yang ia simpan di ujung alisnya seperti sedang hormat.

Namjoon hanya tersenyum dan keluar dari kamar Joonie. Tidak lupa memberi ucapan selamat malam.





[]



Kini Namjoon sedang duduk bersama Ibunya. Menatap televisi yang sedang menyiarkan berita perkembangan boyband bernama BTS.

"Haaaah... Aku sangat kasian dengan Joonie bu"

Ibu Namjoon kini mengalihkan atensi nya kepada Namjoon yang sedang bersandar kepada sofa dan memejamkan matanya.

"Joonie kini sudah mengerti akan kondisi nya, dia selalu mengeluh sakit di beberapa bagian tubuhnya " lanjut Namjoon.

Ibu Namjoon malah tersenyum mendengar peruntutan Namjoon.
"Naak, jika kamu bahagia bersama Joonie. Jangan jadikan keluhan Joonie sebagai keluhanmu juga, ibu tahu bagaimana khawatir kamu ketika Joonie mengeluh "

"Tapi coba buat dia bahagia dengan kenangan indah atau memori indah yang kamu beri untuk dia" tutur Ibu Namjoon masih sama dengan senyum nya.

"Semangat nak... Ibu tidak mau melihat anak ibu murung seperti ini" lanjutnya lalu mendekap Namjoon hangat.

" Makasih bu... Terimakasih telah menerima Joonie se utuhnya.

Meski Ibu tahu Joonie bukanlah anak kandung ku"







[]











"Jooniee.... Cepat nak kita sarapan!!" teriak Namjoon dari ruang makan.

"Iya Ayah ini Joonie sedang turun" jawab Joonie sambil menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

"Joonie makan yang banyak yaah.. Kan harus minum vitamin" ucap Ibu Namjoon

Joonie hanya mengangguk, karena mulutnya kini sudah terisi oleh makanan.

"Kebiasaan" ucap Namjoon ketika kamu melihat Anaknya makan dengan kecepatan sepert 24 Km/jam.

Joonie yang tahu hanya menyungingkan cengirannya.
Ibu Namjoon yang melihat hanya ikut tersenyum.



[]





"Joonie ingat pesa--"

"Joonie jangan lupa minum vitamin jika merasa lelah atau pusing, Joonie jangan membeli makanan karena Ayah sudah membekal kan makanan, Joonie jangan kemana-mana dan jangan ikut siapa-siapa ketika Ayah belum tiba.. Betul kan ayah??"

Namjoon tersenyum sangat lebar hingga lesung pipisnya menyembul keluar.
"Anak ayah pintar sekali siih... Yasudah sekarang Joonie masuk kelas yaah, belajar yang rajin dan awas ketika di beri pertanyaan jangan menjawab asal"

"Siaap Ayaah!!" teriak Joonie.

Kemudian ia menuruni mobil tidak lupa berpamitan dan mengecup di pipi sang Ayah.

' Lihat lah Jim... Kini ia semakin tumbuh, tidak rindu kah dengn nya?'

~

Waah ada apa dengan jim jim

Apagga peran jimin nanti?

Little HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang