Sinar matahari pagi masuk melewati jendela kaca ruangan, saat itulah diriku terbangun dari tidurku, aku kaget kala waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi.
Dari kejauhan di balkon kamar aku melihat kk veron tengah berdiri sendirian menatap seseorang yang sedang ia pandangi di lantai bawah, karena penasaran segera ku hampiri verona.
" Kau sudah bangun?" Ucap Veron.
" Aku sudah bangun, bahkan kita sudah terlambat bersekolah!" ucapku karena kesal sambil menatap kk Arga yang tengah memotong kayu dengan kapaknya.
" untuk beberapa hari ini kita izin dulu!" Verona.
" Oh ya, kemana kk Nesca?" tanyaku.
" Nesca udah pulang kerumahnya" Veron pergi begitu saja.
Aku terus berdiri melamun memandangi kak Arga yang tengah memotong kayu dibawah sana.
" Hei, Apa kau baik* saja?" Teriak kk Arga yang membangunka ku dari lamunan.
"Yeah, i'm ok" Jawabku saat terbangun dari lamunan.
Seketika aku baru tersadar kala aku kaget melihat kk Arga telah memotong kayu dalam jumlah yang banyak, aku sedikit heran sih tetapi anggap angin lalu saja.
Ada beberapa hal yang mengganjal di hatiku aku bingung kenapa Kk Veron dan Arga mereka memakan daging setiap hari yang separuh matang, mereka begitu lahap menyantap makanannya sedangkan aku hanya duduk melongo memandangi mereka makan hampir setiap pagi, siang, dan malam.
Aktifitas merekapun sedikit aneh bagiku, aku dapat melihat secara langsung selama beberapa hari libur sekolah apa pekerjaan kedua kk ku saat ini.
Aku hanya menatap aktifitas mereka yang sedang berburu rusa di hutan, mereka tampak antusias dan semangat.
" Arga, lihat itu!" Veron mengendap endap memantau pergerakan rusa dari balik semak semak.
" Liza, tetaplah disini jangan kemana mana!" Arga menuyuruh ku untuk stay di bebatuan yang tak jauh dari perburuan mereka.
" Bolehkah aku ikut?" Pintaku.
" Stay Here!" Arga meninggalkanku dan menuju Veron.
Aku merasa bosan menunggu mereka, tapi sekejap mata mereka menghilang dari pandanganku, aku kebingungan kemana kedua saudaraku pergi, aku sedikit ketakutan karna terjadi sesuatu, aku panik dan berkeringat dingin, nafasku berhembus kencang, cepat aku memandangi area sekitar karena semak semak belukar bergerak sendiri begitu saja, lalu terdengar suara gaungan serigala membuat bulu kudukku merinding tak menentu.
" Kk Arga, Kk Veron, di mana kalian?" Aku gugup serta panik memanggil mereka.
Suara semak semak belukar semakin kencang, jantungku berdetak kencang dan....
" Ohhh ternyata kalian!" aku kaget dan menurunkan sedikit ketakutan.
" Kenapa Liza?" Veron kebingungan kala melihat aku berkeingat dingin ketakutan.
" Kau baik* saja?" Arga.
" I'm Ok, Lets go home!" Pintaku sambil berjalan membelakangi mereka.
Sesampainya dirumah aku melihat Arkhan datang dengan mobilnya, kedua saudaraku langsung menghampiri Arkhan terlebih dahulu sementara aku terdiam merenunginya.
" Ada apa keperluan apa kau kemari?" Arga Geram.
" Arga, Para Vampir amatir itu masih berkeliaran di sekitar tepi hutan ini!" Jawab Arkhan.
" Yeah, kami tau, thanks! Sekarang kau boleh pergi!" Veron.
Arkha masih berdiri dan tidak beranjak, aku merasakan ada sesuatu diantara mereka karena Arga berupaya untuk menyuruh Arkha untuk pergi.