III. I just wanna say..

15.4K 1.7K 106
                                    

Ulala ngaret ngaret hahahaha....

Ulala ngaret ngaret hahahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Jaehyun mendudukkan dirinya di tepi ranjang berukuran king size miliknya, menatap sisi di seberangnya dengan tatapan nanar.  Sudah tiga minggu berlalu dan surat perceraian itu masih terbungkus rapi dengan amplopnya, Jaehyun memang tak menyentuh itu karena ia sedang meyakinkan hatinya tentang sesuatu.









"Ini karma." Direbahkannya tubuh lelah sehabis pulang kerja, menatap cincin di jari manisnya dengan tatapan menerawang. Sepintas wajah Taeyong yang tengah tersenyum menyambutnya di pagi hari terbayang begitu saja, membuatnya merindukan akan kehadiran pria cantik itu.







"Dimana kau?" Jaehyun tersenyum miris,  meratapi  dirinya yang bodoh. Tak pernah mau mendengarkan orang lain sedikitpun.  Ya, dia memang bodoh. Yang bahkan tak mampu melihat ketulusan pada diri Taeyong untuknya.





"Aku ingin bertemu." Setetes air mata muncul dari pelupuk  mata. Menyisakan bekas saat menuruni pipinya, isakkan tangis terdengar perlahan  memenuhi kamar minim penerangan itu.





"Aku ingin bicara." Jaehyun tak bisa menghindari, bahwa apa yang ia rasakan sekarang adalah sebuah perasaan bersalah dan rasa menyesal yang begitu dalam untuk Taeyong.





"Aku rindu padamu." Jaehyun menutup wajahnya, terisak dengan pelan sembari beberapa kali mengusap air matanya yang berjatuhan.




Tertidur dalam keadaan menangis, tak peduli dengan kondisi tubuhnya yang lelah bahkan belum mengganti pakaian kerjanya.





Paginya ia terbangun, dengan kantung mata dan kelopak mata yang membengkak. Jaehyun tersenyum miris menatap pantulan dirinya di cermin. Mengasihani nasibnya untuk yang pertama kalinya. Merasa sebegitu tidak adilnya nasib cintanya.







"Aku ingin bertemu." Jaehyun melirik dirinya di cermin. Oh lihat, betapa menyedihkannya penampilan seorang Jung Jaehyun yang selalu tampil sempurna dimanapun dan kapanpun.






.










Jaehyun mengirimkan pesan bahwa ia ingin bertemu dengan si cantik. Ia ingin mengatakan sesuatu yang penting agar dikemudian hari ia tak menyesal telah mengambil sebuah pilihan yang berlawanan dengan prinsip hidupnya.







Maka saat itu si cantik mengiyakan ajakannya, meminta mereka bertemu di sebuah taman.







Keduanya kembali berhadapan setelah terakhir kalinya saling bersitatap. Sungguh, Jaehyun merasa rindu tat kala melihat si cantik tersenyum padanya. "Kau datang?" Taeyong tersenyum, kemudian mempersilahkannya duduk dengan gerakkan tangan. Jaehyun sampai lupa akan hal itu karena begitu terpesona dengan penampilan Taeyong.






Vintage ✔[Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang