Pernah kamu merasakan menjadi seseorang yang tak berharga? Merasa menjadi sosok sampah yang tiada artinya.Bajingan itu! Bajingan, yang telah merusak semuanya. merenggut kebahagiaan yang aku miliki, sedikit demi sedikit.
Awalnya dia merebut mama dari papa. Memainkan peran licik yang membuat papa melepaskan mama. Lalu, membuatnya lupa jika wanita yang kini telah dia miliki, juga mempunyai anak. Anak gadis yang masih butuh belaian kasih sayang dari orang tua yang utuh.
Malam itu menjadi puncaknya. Jeritan minta ampun, bahkan rintihan kesakitan tak dia hiraukan. Dia, merenggut kesucianku dengan paksa. Memperkosaku dengan begitu keji. Aku tak pernah menyangka ini semua akan terjadi padaku.
Semuanya seperti mimpi. Mimpi buruk yang ingin segera aku sudahi.
***
"Om... lepasin, OM. Ampun." Jeritku.
Tapi tanpa belas kasihan, lelaki itu tetap memukuliku, menyeret ke kamar mandi dan menyiram tubuhku dengan air dingin. Wajah ini kacau. Seluruh tubuhku basah. Rambutku dia jambak dan kepalaku berulangkali dicelupkannya ke bak mandi. Sakit. Sungguh, itu terasa sanggat menyakitkan.
Bajingan itu semakin tertawa melihatku menangis. Seringai mengerikan berulangkali aku tangkap dari bibirnya. Dia kembali menjambak dan menyeretku.
Kali ini, dia menyeretku ke kamar. Aku ketakutan ketika dia mengunci pintu. Seringainya itu semakin mengerikan dan membuat nyaliku semakin menciut.
"Buka bajumu. Nanti kamu bisa masuk angin, sayang."
Kata dan nada yang lembut dari bibirnya, tapi begitu mengerikan di pendengaranku. Aku semakin beringsut mundur ketika dia semakin melangkah mendekat. Tarikan tangannya membuatku terhempas kasar di ranjang dengan seprei bermotif bunga itu.
"Om... Om Frans, mau apa?" aku semakin panik. Tubuhku sudah terlentang dengan dia yang berada diatas tubuh ini. Mengungkung tubuhku dengan begitu posesif.
"Menikmati tubuhmu. Sebagai ganti karena malam ini, aku tidak jadi menghabisi nyawamu, gadis manis." Bisiknya tepat di depan wajahku.
Setelah itu, dia menciumku dengan begitu rakus. Aku melawan, menggerakkan kepala dan badan ke kanan dan ke kiri menghindari setiap sentuhan dan cumbuannya. Tapi tamparan demi tamparan dia layangkan membuat kesadaranku seakan ingin menghilang.
"Kamu semakin cantik kalau terlihat kacau seperti ini." Itu adalah kata-kata terahir yang aku dengar sebelum dia memasukkan kejantannanya ke dalam inti tubuhku.
Berulang kali desahan menjijikkan itu keluar dari mulutnya. Semakin lama, semakin merobek dan menembus dalam organ intimku.
Pikiranku kosong. Jiwa seakan lepas dari raga. Hanya tetesan air mata yang mewakili betapa sakitnya aku.
"Ayo, mejeritlah, sayang. Menangis lah dengan keras." Perintahnya dengan kembali melayangkan tamparan ke pipiku.
Pipiku seakan kebas. Tak terasa sakit, walaupun lelaki yang sedang menggagahiku ini memukul dengan sangat keras. Tak ada lagi pergerakan yang aku lakukan. Bahkan rintihan tak lagi keluar dari mulutku yang sudah bengkak dan berdarah.
***
Aku terbangun dengan rasa sakit di selangkangan. Tubuh ini ngilu, serasa remuk dan tak bertulang. Aku menyentuh pipi yang sepetinya membengkak. Menatap pantulan diri di depan meja rias kecil yang ada.
Jangan tanyakan bagaimana wujudku sekarang. Sudah seperti mayat hidup, yang habis di siksa oleh sang penjaga alam kubur. Mata bengkak, rambut yang berantakan, pipi dan tangan yang lebam, membiru.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEXY LESBI ( Aku Yang Berbeda) 17+
Teen FictionMomeri kelam menuntun ku berjalan di jalan yang salah. Menuntun ku menjadi gadis yang berbeda dari yang lainnya. Sentuhan lembut dari lelaki tak membuat ku jatuh bereaksi. Tetapi, sentuhan nakal dari kaum ku sendiri itu lah yang membuatku melayang h...