3

61 3 0
                                    

HAPPY READING

Bulan segera menepuk bahu Pelangi yang masih terdiam setelah kepergian Mars yang membopong Titania.

“Gue ngerti perasaan lo gimana. Tapi demi kemanusiaan, tolong tahan aja sebentar.”

Benar. Harusnya Pelangi lebih mengutamakan sisi kemanusiaan daripada kondisi hatinya.

Pelangi dan Bulan langsung berlari menuju UKS. Sebelum mereka membuka pintu UKS terdengar Mars yang sedang berbicara kepada Titania.

“Lo kenapa bisa cedera kayak gini sih? Bikin khawatir tau gak!” ucap Mars.

Deg...

Pelangi tertegun. Apakah ini alasan Mars yang beberapa bulan lalu menjauhinya.

Mengesampingkan urusan hati, Pelangi memilih untuk masuk daripada mendengarkan kalimat menyakitkan yang lainnya.

“Permisi, Kak Titan lengannya masih sakit gak? Atau mau diurut lagi biar lebih enakan.” kata Pelangi yang mengabaikan raut kaget dari Mars.

“Udah enakan kok. Cuma masih rada ngilu aja, by the way makasih ya udah nolongin gue.” ucap Titania memandang Pelangi dan Bulan.

“Sama-sama kak. Kalau gitu kita duluan ya kak.” Mars hanya bisa memandang kepergian Pelangi dengan sendu. Dia bahkan tidak mampu berkata sepatah katapun.

Setelah itu Bulan menarik tangan Pelangi untuk keluar dari UKS.

Ternyata didepan UKS ada kembaran dari Mars. Venus Alexi—mereka berdua sering dijuluki sebagai kembar planet.

“Pel, jangan terlalu dipikirin yang tadi. Nanti biar gue hajar kembaran gue kalau sampai bikin lo kecewa lagi.”

Memang Venus cukup dekat dengan Pelangi apalagi dulu kembarannya sempat dekat dengan Pelangi.

“Gue gak pa-pa kak. Lagian buat apa gue kecewa? Gue kan bukan siapa-siapanya Kak Mars. Punya hak aja enggak.” Pelangi tersenyum dengan paksa.

“Mars pasti bakal nyesel kalo enggak milih lo. Semangat terus ya, Pel.” Venus menepuk bahu Pelangi sebelum melenggang ke kelasnya.

“Nanti nginep dirumah gue aja. Sekalian lo ceritain semuanya. Yaudah sekarang kita ke kantin aja.” Bulan mencoba untuk menguatkan sahabatnya.

•••••


“Bu pesen Javanese Vegetable Salad with Dressing Peanut Sauce plus gorengan dua. Minumnya lemon tea.”

Pelangi hanya geleng-geleng kepala mendengar pesanan dari Bulan. Mau bilang pesan gado-gado aja ribetnya gak ketulungan.

“Mbak Pelangi mau pesan apa?” tanya ibu kantin.

“Samain aja bu. Tapi punya saya gorengannya satu aja ya, bu.”

“Ashiappp.” ucap ibu kantin menirukan salah satu jargon youtuber terkenal di Indonesia.

“Keren kan gue pesennya.” Bulan mendongakkan kepalanya dengan bangga.

“Keren apaan yang ada mah ribet.”

Sembari menunggu pesanannya, Pelangi memainkan sendok dan garpu yang ada dimeja kantin.

“Boleh duduk disini gak?” tanya seorang cowok yang mewakili ketiga temannya yang membawa pesanannya masing-masing.

“Boleh kok, Lang.” ucap Bulan yang tersenyum lebar.

Cowok tadi—Adelardo Langit Bumigantara yang biasa dipanggil Langit. Dan ketiga temannya yaitu Awan, Bintang, dan sudah pasti Angkasa si manusia rese.

ATMOSPHERE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang