larangan

42 7 0
                                    

Jam menunjukan pukul 19:21, Alina sedang membantu ibunya menyiapkan makan malam.

"Bu, nanti Alin ada pertandingan  taekwondo dan Alin harus ikut biar Alin tambah bisa lagi, ibu setuju kan sama Alin?" Tanya Alin sambil menata piring di meja makan

"Ibu setuju aja Lin, tapi gimana dengan Ayah kamu?dia pasti gak setuju kamu liat aja sikap nya waktu kaki kamu terkilir dulu, Ayah mu sangat possesif" jelas sang ibu

"Tapi Bu, buat kali ini Alin pasti menang deh dan nanti Ayah juga pasti bangga sama Alin, nanti Alin bilang sama Ayah biar Ayah yakin kalo Alin bisa"

Obrolan mereka pun selesai, dan mereka mulai makan tanpa Henry, karena ia sedang bekerja

Setelah Makan malam selesai, Alin merapihkan piring-piring dan membantu ibu nya mencuci piring, setelah selesai semua pekerjaan, Alin pun meminta izin kepada ibunya untuk ke kamar.

Setelah di kamar, Alin pun memainkan handphone nya sambil posisi tertidur, setelah melihat-lihat isi ponsel nya ia mendapat notifikasi dari Farrel

Parell

Alinnnnn!!!
Alinnnnn!!!
Alinnnnnn!!

Alinn

Berisik banget lah lo rel-_
Kenapa?
Kangen sama inces?
Pengen ketemu inces? Mmm sayangnya inces gak mau karena udah malem



Parell

Judes banget gile..
Hah kangen cewek macam lo?
Ogah seribu ogah!!
Gue cuma mau bilang jangan lupa makan
Terus selalu latihan buat pertandingan

Alinn

Awas lo ya kalo sampe kangen
Tanpa lo suruh gue buat  makan juga, gue mah udah makan dari tadi
Selalu semangat gua kalo soal pertandingan tapi yang bikin gak semangat itu, bokap gue Rell
Dia masih marah kalo gue tetep ikut  eskul Taekwondo

Parell

Bokap lo masih ngelarang lo? Mmm urusan itu mah gini aja Lin, berarti lo harus buktiin prestasi lo di bidang taekwondo,  bikin dia nyesel karena pernah ngelarang lo.

Alinn

Gue sih pengennya gitu Rel, tapi bokap gue tetep kekeh aja sama pendiriannya, semoga aja nanti gua bisa menang pertandingannya!

Parell

Pasti lo bisa Lin
Yaudah gue mau beres-beres dulu, lo tidurnya jangan malem-malem, terus jangan lupa sikat gigi biar para kotoran di mulut lo keluar wkwk

Alinn

Yeu, mulut gue mah selalu bersih lah emang nya lo
Yeu bocah malah kabur
Dahlah

Obrolan mereka pun berhenti

Alin kembali mendengarkan musik di ponsel nya, ternyata jam sudah menunjukan pukul 21:30, ia keluar kamar untuk melihat ibunya, karena di bawah ibunya sedang menunggu ayahnya pulang

Dan setelah melihatnya benar saja, ibunya sedang tertidur di sofa. Alin pun turun dan membangunkan ibunya untuk pindah saja tidurnya ke kamar.

"Bu.. ibu bangun bu, kita pindah ke kamar kalo disini terus nanti ibu masuk angin, kan ada Pak satpam yang bukain gerbang buat Ayah sama Abang"

"Sudah, gak apa-apa Lin, mending kamu aja ya yang naik lagi terus kamu tidur kan besok kamu sekolah kan?" Balas sang ibu

"Mmm... yaudah deh Alin naik ya Bu" jawab Alin lalu ia pergi meninggalkan ibunya. Hampir Alin akan membuka pintu kamarnya tiba-tiba, pintu di depan rumahnya terbuka dan menampilkan wajah sang Ayah.

Ibu nya langsung menghampiri dan membawakan tas milik ayahnya. "Tumben pulang nya malam Yah" tanya Alya

"Lembur, hariini" jawab Henry datar
"Duduk dulu Yah, aku buatkan kamu teh dulu terus nanti ada yang aku ingin bicarakan sama kamu"

Henry pun duduk di sofa besar, dan Alya pun didapur sedang membuatkan teh hangat untuk Henry.

Setelah teh yang dibuatnya selesai, ia pun menyediakannya untuk Henry

"Alin akan ikut pertandingan minggu depan"kata Alya, memulai pembicaraan

"Ngomong apa kau ini!kan sudah saya kasih tau kalau Alin sampai kapan pun tidak akan ikut pertandingan. Pertandingan apapun itu, jangan biarkan anak kita terluka karena pertandingan, pokoknya saya tidak setuju!!" Jawab Henry dengan nada keras

"Tapi Alin sudah besar Yah, dia juga sudah latihan panjang dan pasti dia tidak akan terluka, tenang saja" balas Alya menenangkan Henry

Ternyata dari tadi Alin terus menatap keduanya yang sedang beradu argumen di bawah, ia sangat tak tega melihat ibunya, lalu ia pun turun ke bawah dan mengahmpiri ibunya.

"Sudah Bu, gak apa-apa jangan dilanjutkan" kata Alin kepada sang ibu. Lalu ia lun menatap Ayahnya. "Yah, ini pertandingan yang selalu Alin tunggu, Alin selalu bermimpi  bisa memenangkan pertandingan ini, jadi tolong jangan larang Alin"

"Kamu sama saja dengan ibu mu, kalo Ayah bilang tidak ya tidak dong, Ayah disini adalah Ayah kandung kamu Lin" balas Henry

"Justru Ayah, yang menjadi Ayah Alin seharusnya setuju dengan pertandingan ini bukan malah melarang Alin Yah"

Tangan Henry terangkat dan akan segera menampar Alin, tetapi tangannya terhempas karena dipegang oleh seseorang.

Alin menutup mata, karena ia berpikir akan terkena pukulan Ayahnya lagi, dan ternyata kali ini Alif  malah menepis tangan Ayahnya

"Ayah gak boleh kasar yah sama Alin, seorang Ayah itu seharusnya menjaga anak perempuannya bukan malah memukulnya" Kata  Alif sambil memegang tangan Ayahnya.

"Mending kalian semua tidur dan Alin, Ayah tetap tidak setuju dengan pertandingan itu" balas Henry lalu ia pun pergi ke kamarnya

"Makasih Bang, tapi ibu setuju kan kalau Alin ikut pertandingan itu, Abang juga setujukan?" Tanya Alin

"Abang sama ibu pasti setuju Lin, kamu harus buktikan sama Ayah kalo kamu bisa memenangkan pertandingan itu" balas Alif meyakinkan.

"Yaudah, kalian tidur ya sekarang sudah malam dan Alif nanti ibu antarkan teh ke kamar kamu"

"Gausah Bu, nanti Alif buat sendiri, sekarang mending ibu yang harusnya tidur karena keliatannya ibu capek sekali"

Alin dan ibunya pun pergi menaiki anak tangga.




























Hai, gimana sama part yang ini semoga kalian suka dan jangan lupa voment nya ya, biar cerita ini terus berlanjut
:^


                                   

Just a FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang