Zahra terbangun oleh ketukan pintu dari luar, yang diketuk oleh Ayahnya. Zahra mengucek-ucek matanya, dan menyadarkan diri sepenuhnya. Zahra bangun dari ranjangnya, membuka pintu.
"Kenapa lama sekali membuka pintunya?" Tanya Ayah Zahra.
"Maaf Ayah, Zahra tadi ketiduran" Jawab Zahra.
"Bukannya udah tau tidak boleh tidur sehabis Ashar?" Ucap sang Ayah.
"Kan ketiduran Ayah, Zahra tidak sengaja" ucap Zahra sambil mengembungkan pipinya.
"Ya sudah, mandi terus makan sama Ayah. Ayah tunggu diruang tv" pasrah Ayah Zahra sambil mengelus pucuk kepala Zahra, lalu pergi ke ruang tv.
Zahra menutup pintu dan menguncinya, Zahra menyiapkan baju yang ingin ia pakai lalu bergegas mandi. Lima belas menit berlalu Zahra selesai mandi, Zahra langsung ke ruang tv dimana Ayah menunggunya.
"Anak muda kalau mandi lama" ledek Ayah Zahra.
"Lah kan Zahra emang masih muda Ayah" celetuk Zahra sambil tertawa.
"Ya sudah, ayo ke meja makan! Ayah tadi beli nasi padang" ajak Ayah Zahra.
"Ayah tidak memasak?" Tanya Zahra.
"Tidak, Ayah maunya dimasakin" ledek Ayah Zahra, sambil tertawa.
"Ih Ayah" ucap Zahra malu, dan tertawa kecil.
Ayah Zahra menyelesaikan makannya, karena ia harus pergi ke mushola dekat rumah. Sedangkan Zahra masih tenang dengan makanannya, Ayahnya bergegas ke kamar dan wudhlu. Beberapa menit kemudian Zahra sudah selesai dengan makannya, dan menuju dapur untuk mencuci piring dan gelas yang barusan Ayah dan Zahra gunakan.
"Ayah berangkat ke mushola dulu ya" pamit Ayah Zahra.
"Iya Ayah hati-hati" sambut Zahra.
"Assalamualaikum" salam Ayah ke Zahra.
"Wa'alaikumussalam" jawab Zahra sambil mencium tangan Ayahnya.
Ayah Zahra pergi meninggalkan rumah dan pergi ke musholah, Zahra segera masuk ke kamar dan mengambil wudhlu. Sebelum masuk Sholat Maghrib, Zahra bermurotal surah yang ia pelajari sekarang.
Zahra yang berada dirumah ia tampak gelisah selesai sholat Isya tadi, Zahra mengambil air minum mungkin karna dehidrasi pikirnya. Tapi, gelas yang ia pegang lolos dari tangannya dan pecah berhamburan dilantai. Zahra Takut terjadi apa-apa.
"Ya Allah ada apa ini" batin Zahra, sembari membereskan pecahan gelas tadi.
Ayah Zahra pulang setelah selesai sholat Isya, tapi ayah Zahra kurang hati-hati sampai ia terserempet motor oleh anak muda itu. Anak muda itu mengerem motornya dan berhenti, menyetandar motornya lalu mengahampiri Ayah Zahra. Anak muda itu membantu membangunkan Ayah Zahra, dan merasa bersalah.
"Maaf om, saya tidak sengaja. Om tidak apa-apa? Kalau om kenapa-napa saya tanggung jawab kok, saya El" Tanya anak muda itu.
"Tidak apa-apa nak, hanya lecet sedikit" kata Ayah Zahra.
"Kalau begitu mari saya antar om pulang, sebagai permintaan maaf saya" ajak El.
"Tidak usah repot-repot nak, rumah om juga dekat dari sini" tolak Ayah Zahra.
"Tidak om, akan saya antar. Tidak merepotkan kok" tegas El.
Ayah Zahra dan El sudah berada didepan rumah Zahra, Ayah Zahra mengetuk pintu dan El diblakang Ayah Zahra.
"Assalamualaikum" salam Ayah Zahra
Zahra yang mendengar ketukan pintu itu langsung mencuci tangannya, Zahra berlari kecil dan segera membuka pintu rumah.
"Wa'alaikumussalam" jawab Zahra, yang sedang membuka pintu, lalu mencium tangan Ayahnya.
"Loh Zidan?" Heran Zahra, Zidan hanya diam.
"Ada tamu bukannya disuruh masuk, mari masuk nak" sindir Ayah Zara, sambil mempersilahkan El masuk.
Zahra kembali ke dapur membuatkan teh hangat untuk Ayah dan El, Zahra senang karena ia bertemu El. Tapi, Zahra juga bingung kenapa El bisa sama Ayahnya. El, yang sudah ada didalam rumah juga tidak enak untuk menolak. Zahra datamg dari dapur membawa nampan yang berisi teh hangat itu, dan menaruh diatas meja.
"Mari nak diminum" seru Ayah Zahra, mengambil gelas.
"Iya om, trimakasih" jawab El, ikut mengambil gelas juga.
"Jadi kalian saling kenal?" Tanya Ayah Zahra.
"Iya ayah, iya om" ucap mereka bareng-bareng.
Ayah Zahra melihat Zahra dan El bergantian, lucu sekali anak muda ini pikir Ayah Zahra.
"Jangan-jangan kalian pacaran?" Ledek Ayah Zahra.
"Tidak om, saya hanya temannya Zahra" tegas El, Zahra hanya diam lesu.
"Ya sudah om, saya pulang dulu udah malam. Trimakasih om, maaf jadi ngerepotin" pamit El kepada Ayah Zahra.
Zahra dan Ayahnya mengantar El ke depan rumah, Ayah mengantar El sampai halaman rumah sedangkan Zahra hanya diteras rumah saja. Zahra melihat Ayahnya berbincang dengan El, Zahra jadi penasaran.
"Udah lama kenal sama Zahra?" Tanya Ayah Zahra.
"Belum om, baru kenal" jawab El.
"Assalamualaikum om" salam El dan mencium tangan Ayah Zahra, lalu menaiki motornya dan memakai helm.
"Wa'alaikumussalam, hati-hati" jawab Ayah Zahra menepuk pundak El.
El melajukan motornya meninggalkan rumah Zahra, Ayah Zahra berjalan ke arah Zahra. Zahra mempersilahkan Ayah dulu yang masuk, lalu mengunci pintu.
"Ayah tadi ngomong apa sama Zidan?" Tanya Zahra penasaran.
"Tidak ngomong apa-apa, kepo banget si" ledek Ayah Zahra, Zahra mengerucutkan bibirnya.
"Sudah sana masuk kamar lalu tidur" mengelus pucuk kepala Zahra, lalu Zahra memeluk Ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamuku
Spiritualité"Perlu kamu tau, tidak ada hati yang baik-baik saja ketika cintanya bertepuk sebelah tangan. Terimakasih, karenamu aku mengerti rasanya tak dianggap" Zahra Balqis Abrar.