Disenja hari seorang pria bersurai terong termenung memangku dagu dengan sebelah tangannya menatap hamparan kota tokyo yang luas
Seseorang (lainnya) tiba-tiba menepuk bahunya membuat orang itu berjengit kaget.
"kau membuatku kaget senra!!"
Pria kuning cerah secerah senyumnya itu hanya membalas dengan terkikik geli ikut melihat sunset disebelahnya, memainkan clover 4 daun yang tumbuh dipinggir jembatan kayu tersebut
'ah.. Pertanda baik, keberuntungan apa kira-kira?'
"hoi senra"
'huh?'
Senra hanya menatap bingung temannya yg sedari tadi besikap aneh tersebut
'mungkin kah--'
Senra menggeleng menepis semua pertanyaan bodoh yang mulai berputar liar dikepalanya
"boleh aku bertanya sesuatu?"
"hum? Tentu saja!"
"tapi aku takut kau akan marah setelah mendengarnya, lebih buruk lagi. Kau tidak mau berteman denganku lagi..."
"tentu saja tidak!! Aku tidak akan meninggalkan shima hanya karena hal sepele!"
Shima mengangkat wajah yang tadi sempat tertunduk suram, matanya sedikit berseri. Senang atas respon senra yang terlampau berlebihan (?)
"apakah jika langit berwarna biru itu..."
Senra menunggu dengan setia setiap kata yang akan keluar, mungkin aneh. Tapi jantungnya sedikit berdebar menunggunya! Apa lagi dengan latar sunset yang hampir habis, ini saat yang tepat untuk menyatakan perasaan!
'EH?!!'
sial, jantungnya makin tidak karuan seakan bisa lari kapan saja dari tempatnya, ia menatap shima yg perlahan tapi pasti menenteng kembali tasnya yg sempat ia taruh dibawah, kembali menatap senra dengan wajah serius aku bisa mati
"apakah langit yang berwarna biru itu abis digebukin matahari???"
Krak!
"BANGSA**T LU ANJ***!! PANTESAN AJA GA ADA CEWE YANG MAO SAMA.LU BAB**!! GA MAO GW JADI TEMEN LU LAGI AS**!"
"Tuh kan Senra ga mao temenan sama akoeh lagi~!!!"
berakhir dengan adegan kejar-kejaran seperti difilm-film india
Antara polisi dan pelaku pembunuhan hati
***
Shoose merapatkan kembali kacamatanya, mencegahnya agar tidak jatuh. Matanya sibuk mencari-cari file Presentasi IPA yang sudah dia siapkan semalam. Dan sialnya
Dia lupa judulnya
Tangannya sibuk mengutak-atik membongkar segala file dokumen bahkan album foto yg sebenarnya tidak perlu, sampai tak sadar kalau laptop apple nya masih tersambung dengan vga infocus
"wah pak.. Itu foto-foto kita waktu pergi ke Bali ya?"
Shoose tertengun. Baru sadar anak-anak muridnya sudah sibuk memperhatikan foto yang sama sekali tidak berhubungan dengan pelajaran
"a-hahha- iya.. Bapak lagi cari-cari foto bagian sel tumbuhan ga nemu.."
"udah pak! Kita liat-liat foto nostalgia aja!! Capek PM mulu~"
Anak-anak mulai ngelunjak. Anak lain semakin mendukung ricuh satu kelas itu. Kasian juga melihat mereka yg masih sekolah padahal murid lain sudah libur tahun baru minggu lalu [:')]
Shoose menuruti (dengan bodohnya) perintah murid-muridnya, mulai menscroll galeri mulai dari kegiatan-kegiatan pagi saat mereka OC atau penerimaan murid baru saat mereka baru masuk.
Tak sengaja atau memang sudah takdir, slide yg terpampang selanjutnya dilayar adalah dirinya dan seorang remaja laki-laki yg sedang tersenyum ramah menunjukan tangan membentuk simbol 'piece'
Wajahnya sedikit merah,foto itu sepertinya sudah diambil beberapa tahun dan saat itu dia masih muda. Mungkin berumur 18 dan sekarang dia 22, anak difoto juga terlihat tidak jauh berbeda umurnya
'sudah 4 tahun ya..'
Murid-murid langsung heboh melihat foto guru mereka saat masih kecil mulai berkomentar kalau gurunya lebih tampan saat masih kecil
Murid laknat
Anak-anak perempuan mulai bertanya siapa yg bersamanya saat itu. Berbicara bahwa mereka cocok, atau anak itu mirip dengan salah satu murid yg baru mesuk kemarin, berkomentar 'auranya suram banget tuh anak pak' 'itu apa pak putih-putih dibelakang' atau yg paling parah
'itu anak hara* bapak ya?'
Shoose mulai panik, berusaha menghentikan murid-muridnya berteori. Harusnya dia tidak pernah membuka file itu
"kalau gitu jelasin dong pak, sangan sampai kita shudzon"
Shoose menghela napas, akhirnya kelasnya tenang. Dia kembali duduk memijat kepalanya yg mulai pening, mulai memperhatikan foto yg terlihat agak blur itu. Dengan sedikit... Tersenyum ?
"dia itu..."
Anak-anak sedikit antusias ingin mengetahui siapa orang dan seberapa spesial dia sampai-sampai guru mereka yang terkenal dengan kekejaman pr dan ulangan harian yang tak kenal ampun itu tersenyum.
"bidadari saya"
Murid-murid cewe udah histeris hampir kehabisam darah, diikuti dengan anak-anak cowok yang nabok dirinya sendiri sambil 'bergumam' dengan lantang
"GURU GW HO*MO ANJ***!!"
--------------------------------
Dah ya segini dulu :v
KAMU SEDANG MEMBACA
[Uta no story]: Buku Haram :v [DISCONTINUE]
FanfictionWARNING! MENGANDUNG UNSUR LGBT DAN HOMOSEKSUAL! BAGI YANG.MEMILIKI ALERGI HARAP KONSULTASIKAN.DULU KEDOKTER JIWA TERDEKAT! Tapi boong ehe hanya cerita kehidupan singkat para anak-anak yang sudah terlahir dengan wajah rupawan walau kekurangan tidak t...