𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 3 ; 𝐡𝐞𝐬𝐢𝐭𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧

11K 889 81
                                    

Taehyung melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, membelah jalanan kota yang padat aktivitas. Taehyung sepertinya tidak peduli beberapa pengguna jalan lain yang sepertinya akan mengumpat atas ulahnya.

Taehyung melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya, hingga kancing kemeja teratas milik pria itu tak sengaja terlepas dari tempatnya. Perasaan taehyung bercampur aduk saat ini, namun ia berusaha untuk tetap fokus pada kemudinya.

Hingga tak sampai lima belas menit kemudian, taehyung berhasil sampai pada tempat yang dituju. Taehyung bergegas masuk dengan terburu-buru, bahkan bahu pria itu sempat beberapa kali bertubrukan dengan bahu lain. Pria itu benar-benar terlihat kacau.

"Sial!" Taehyung mengumpat begitu pintu lift telah lebih dulu menutup. Tak ada pilihan lain, taehyung segera menuju tangga darurat. Dengan setengah berlari, taehyung menaiki setiap anak tangga.

Pria itu berhenti tepat di sebuah pintu bercat putih. Ia mengatur nafasnya yang tersengal-sengal sambil mengusap jejak keringat di pelipisnya. Setelahnya, tangan taehyung bersiap mengayun membuka pintu di depannya.

Begitu pintu terbuka, taehyung seketika mematung pada tempatnya. Nafasnya seakan tercekat di tenggorokan. Hal pertama yang dilihatnya adalah seseorang yang tengah terbaring lemah di atas bangkar dengan seluruh wajah tertutup oleh perban hingga sulit untuk dikenali.

Di lain tempat, nayeon tengah berdiri berhadapan dengan lee dohyun. Wajah pria dengan marga lee itu memerah dan terlihat kesal. Beberapa kali dohyun bergerak risau sambil terus melihat benda yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Park nayeon, bagaimana bisa kau sebagai sekretarisnya tidak tahu kemana tuan kim pergi?!" Dohyun berucap dengan nada suara sedikit naik.

Beberapa menit lagi rapat para pemegang saham serta investor akan segera dimulai, orang yang harus memimpin rapat tersebut—kim taehyung tiba-tiba menghilang. Dan sekarang ponselnya sulit untuk dihubungi.

Nayeon menundukkan kepalanya takut. Ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Tadi dia telah berusaha mengejar atasannya itu, namun sayangnya ia terlambat karena pintu lift telah lebih dulu menutup.

Tak sampai di situ saja, nayeon juga berusaha mengejar taehyung menggunakan tangga darurat namun tetap saja ia tidak berhasil. Taehyung begitu cepat, hingga dirinya tak mampu menemukan pria itu.

"Ma-maafkan saya." Setidaknya kata maaf masih bisa nayeon ucapkan, meski nyatanya ucapan maafnya tidak dapat membuat rasa kesal dohyun padanya berkurang.

Dohyun mengacak rambutnya gusar. "Cepat cari tuan kim, jangan kembali sebelum kau menemukan tuan kim!" Ucap dohyun asal, dia hanya ingin nayeon menyingkir dari hadapannya, namun siapa sangka nayeon justru menyanggupinya.

•••

"Tuan kim—" interupsi seseorang, membuat pandangan taehyung teralih padanya."Bisa kita bicara sebentar di ruangan saya?" Pintanya dengan hati-hati, dan dibalas anggukan pelan oleh taehyung.

Taehyung mengikuti orang tersebut hingga masuk kedalam ruangan yang jaraknya tak jauh dari ruangan sebelumnya."Cepat katakan, apa yang sebenarnya terjadi dokter jae." Tanya taehyung tak sabar.

"Beberapa hari yang lalu terjadi kecelakaan di daerah gangnam. Dan wanita ini adalah salah satu korban dari kecelakaan tersebut. Akibat terkena luka bakar yang parah, sulit untuk kami mengindetifikasi indentitasnya—sehingga kami memutuskan untuk mengambil sampel DNA nya." Ujar jaehyun dengan wajah serius.

𝐏𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐈𝐈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang