"-aku adalah kekasihmu, kim taehyung."
Taehyung memegang pundak wanita dihadapannya, air mata yang tidak mampu lagi dibendung mulai turun secara perlahan. Taehyung merasa kehidupannya sangat menyakitkan tanpa kehadiran nayeon. Ia tidak sanggup lagi menahan semuanya sendiri.
Nayeon adalah segalanya untuk taehyung, cukup untuk menyimpulkan seberapa besar pengaruh wanita itu dalam kehidupan seorang kim taehyung. Pesakitan yang selama ini ia rasakan serta penyesalan karena tidak dapat menjaga dan menyelamatkan ibu dari wanitanya.
"Aku kekasihmu im nayeon. Aku calon suamimu." Ujar taehyung kemudian merengkuh tubuh nayeon kedalam pelukannya membuat wanita itu tersentak dan pupil matanya melebar. "Aku mohon percayalah padaku." Lirih taehyung pelan.
Nayeon terdiam kaku dan kehilangan kata-kata. Bahkan tubuhnya tidak menolak ketika taehyung mendekapnya semakin erat. Terasa sangat nyaman, hingga tanpa nayeon sadari tangannya melingkar pada pinggang taehyung.
"Aku mencintaimu." Ujar taehyung tulus, semakin menelusupkan kepalanya pada perpotongan leher nayeon dan menghirup aroma tubuh wanita itu. Meski nayeon tidak mengingat apapun, setidaknya taehyung ingin nayeon mengetahui seberapa besar perasaannya terhadap wanita itu.
"Ssst. Cukup percaya bahwa aku mencintaimu."
Tiba tiba nayeon merasa kepalanya berdenyut, kilasan abu muncul berulang kali seperti kaset rusak. Cepat dan tidak mampu ditangkapnya dengan jelas. Seorang pria, pelukan lalu sebuah suara terngiang dikepalanya, membuat wanita itu semakin tidak terkendali.
"Aku mencintaimu, im nayeon."
"Argh-!" Nayeon meringis keras dan memegang kepalanya, bayangkan samar itu tidak hentinya berputar berulang-ulang. Taehyung lantas melepaskan pelukannya dan menatap nayeon cemas. Wanitanya terlihat sangat kesakitan dan pucat.
"Im nayeon, ada apa? Kita ke rumah sakit sekarang?" Ajak taehyung. Nayeon nyaris saja limbung dan jatuh jika saja taehyung tidak berhasil menangkapnya. Membuat jarak diantara wajah mereka berdua sangat dekat, bahkan nayeon dapat merasakan nafas memburu pria itu.
Pandangan nayeon terkunci pada mata taehyung yang terlihat jernih. Bayangan itu semakin jelas, pria itu ada didalamnya. Wajah, pelukan hangat serta suara yang didengarnya adalah milik taehyung. Pria itu pernah ada di masa lalunya-dan pria itu pula adalah kekasihnya.
"Nayeon!" Teriak taehyung kencang begitu wanita yang sempat dirangkulnya tiba-tiba tidak sadarkan diri. Dengan segera taehyung menggendong nayeon dan berlari menuju mobilnya. Taehyung tidak ingin terjadi sesuatu pada wanitanya, tidak lagi.
•••
Jungkook memarkirkan mobilnya pada garasi rumah kemudian keluar dengan menjinjing beberapa kantong plastik ditangannya. Jungkook pulang terlambat, sangat terlambat mengingat langit telah berubah gelap dan memasuki jam makan malam.
Pintu terbuka, jungkook mengernyit begitu melihat kondisi dalam rumah gelap. Tidak ada lampu yang menyala membuatnya sangat khawatir. Jungkook meletakkan bawaannya asal kemudian berjalan cepat menuju kamar nayeon pada lantai dua.
"Nayeon!" Panggil jungkook sembari menekan saklar lampu kamar wanita itu. Jungkook mendesah lega melihat nayeon tertidur di atas ranjangnya. Pria itu berjalan mendekat dan menatap lekat nayeon, wanita itu terlihat pucat.
Jungkook duduk pada pinggir ranjang lalu mengusap pipi nayeon. "Sayang,-" Bisiknya pelan di dekat telinga nayeon, membuat wanita itu terbangun dan mengerjapkan matanya. Jungkook tersenyum tipis dan membantu nayeon yang hendak mengganti posisinya menjadi duduk.
"Kau sudah makan?" Tanyanya, mengusap lembut rambut sang wanita.
Nayeon terdiam menatap jungkook sebentar lalu membalas dengan menggelengkan kepalanya. Matanya menangkap raut cemas dari jungkook namun tidak seperti sebelumnya, nayeon memilih diam dan menutup mulutnya rapat.
"Aku akan membawakan sesuatu, tunggu sebentar." Nayeon memandang punggung jungkook yang mulai menjauh dan menghilang dari balik pintu. Nayeon tidak menyangka jungkook dapat melakukan semua itu kepadanya. Jungkook-pria lembut namun sangat berbahaya.
Meski nayeon belum mengingat semua masa lalunya, kenyataan jika jungkook telah membohonginya membuat nayeon yakin, ia harus berhati-hati dengan jungkook dan mencari tahu apa saja yang diperbuat oleh pria itu.
Alasan yang membuat nayeon ingin tetap bersama jungkook untuk sementara waktu dan menolak permintaan kim taehyung-pria yang lebih pantas ia sebut sebagai kekasih untuk tinggal bersama. Nayeon tidak memilih jungkook, ia hanya ingin mengetahui sejauh mana jungkook membodohinya selama ini.
Tak selang beberapa lama kemudian, jungkook datang membawa makanan. Pria itu duduk dan menyuapi nayeon dengan tenang. Tidak ada suara yang keluar dari mulut jungkook ataupun nayeon, bahkan hingga makanan habis tak tersisa.
Jungkook menghembuskan nafas lalu meletakkan piring di tangannya pada nakas. "Apa terjadi sesuatu selama aku pergi?" Tanya jungkook tiba-tiba. Ia merasa nayeon lebih diam dan dingin kepadanya. Nayeon tidak pernah seperti ini sebelumnya, bahkan ketika wanita itu marah dan merajuk.
"Ti-tidak ada." Balas nayeon dengan suara yang terdengar lemah. "Tadi kepalaku sakit dan sedikit pusing." Lanjutnya seakan memberi penjelasan sehingga jungkook percaya dan menghilangkan kecurigaannya. Benar saja, jungkook langsung memeluk wanita itu.
"Maaf, tadi aku ada urusan mendadak. Sekarang kau istirahat." Ucap jungkook setelah pelukan itu terlepas kemudian membantu nayeon membaringkan tubuhnya. "-ah ya, kakakmu akan segera kembali. Besok pagi jadwal penerbangannya, mungkin lusa dia sampai."
"Kak chanyeol?"
"Hum." Balas jungkook singkat. Menaikkan selimut hingga menutupi tubuh nayeon kemudian menyusul untuk berbaring disamping nayeon. Menyelipkan salah satu tangannya untuk menjadi tumpuan kepala wanita itu.
"Tiba-tiba?" Gumam nayeon namun jungkook dapat mendengarnya. Pria itu mengerutkan keningnya heran.
"Ada apa? Biasanya kau senang chanyeol datang."
"Huh? Tidak,-" Jawab nayeon lalu memejamkan matanya. "Aku ingin tidur." Putusnya membuat jungkook terkekeh.
"Tidurlah!" Jungkook berucap seraya membawa nayeon kedalam pelukannya. Tangan jungkook terulur mengusap rambut dan pipi nayeon secara bergantian. "Selamat malam." Jungkook memberikan kecupan singkat.
"Apa kak chanyeol juga ikut terlibat?" Pikir nayeon.
Di lain sisi, seorang pria tengah berdiri menghadap jendela besar. Tak ada orang lain, hanya pria itu. Namun kesunyian yang harusnya bertahan lama, terpecah begitu suara deringan keras dari ponsel pada saku celana bahannya.
Tak butuh waktu lama, pria itu menekan suatu tombol hingga seseorang dibalik panggilan itu dapat bersuara. "Tuan kim, tuan jungkook telah sampai. Menurut orang yang mengikuti tuan jungkook, tuan jungkook pergi ke rumah sakit dan bertemu dengan dokter jaehyun."
"Awasi terus dan jangan sampai sesuatu terjadi pada kekasihku!" Ujar taehyung tegas. Taehyung tidak akan lengah. Kali ini tidak ada ampun, merebut apa yang seharusnya menjadi miliknya, sekaligus membalaskan dendam lama.
"Bersiaplah jeon jungkook, sebentar lagi kau akan benar-benar hancur!"
Note: libur satu hari besok uas lagi. Semoga kalian suka, eh tumben banget ya updatenya siang wkwk. Gajadi kecewa dong. See you next chapter! 😆
𝒇𝒂𝒏𝒊𝒊𝒄
𝓲 𝓹𝓾𝓻𝓹𝓵𝓮 𝔂𝓸𝓾 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐯𝐞 𝐈𝐈
Hayran Kurgu[REPUBLISH] ❝Dia kembali, milikku kembali.❝ 21+ Lanjutan dari Possessive. Di baca dulu Book 1 biar paham.