3

122 12 0
                                    

Tolong maklumi typo yaa~
Happy reading~

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku Na Jaemin, umur 16 tahun, ini pertama kalinya aku punya pacar sejak aku dilahirkan, dan pacarku adalah pangeran sekolah.

"Hati-hati Tuan Muda Jeno.."
"Ahh.. Terima kasih, paman Hong"

"Jenooo-ya...!" panggilku saat dia sudah melihatku setelah mengobrol dengan supirnya.
"Selam...!" tubuhku tiba-tiba terasa bergeser beberapa langkah akibat dorongan dari belakangku,

"SELAMAT PAGI~" ucap siswi-siswi yang bergerombol untuk menyapa Pangeran "Jeno".

Aahh.. Mereka mengelilingi Jeno-ku. Aku nggak bisa mendekat padanya huhuhu.
Walau mata kami saling bertemu, aku hanya bisa pasrah dan memegang lengan atasku yang terasa sedikit ngilu karena dorongan tadi.

"Kau nggak apa-apa, Na Jaemin-ssi?"

"Lee Jeno..?"
Dengan keterkejutanku, dia mendekatkan wajahnya padaku dan berbisik, "Pagi, Nana. Sepertinya kau ingin sekali bertemu denganku ya? Sudah rindu?"

Akhh.. Ketahuan ya. Jeno meninggalkanku dengan senyuman bulan sabitnya. Huhh, dia masih saja dengan mode pangerannya. Padahal yang sebenarnya dia adalah Black Prince <Pangeran yang Jahat>. Tuh kan, saat tidak ada siswi yang fokus padanya, dia melihatku sambil menjulurkan lidahnya. Dasar menyebalkan!

Kejadian satu minggu yang lalu terasa begitu cepat. Kata-kata yang terucap tulus dan ciumannya. Semuanya, tak akan pernah terlupakan.
Sambil mengingat kembali kejadian kemarin, tanpa kusadari aku tersenyum didepan kedua temanku ini. Iyaa, mereka Lee Haechan dan Huang Renjun, saat ini sedang istirahat makan siang.

"Na? Kau kenapa?" tanya Haechan sambil menggoyang-goyangkan pundakku.

"Eh..? Nggak apa-apa kok hehehe"
Hubunganku dan Jeno belum kuceritakan pada mereka. Aku tidak tau harus bercerita dari mana.

"Oh iya, kalian berdua sudah ada rencana belum, untuk liburan musim semi nanti?"

"Eh.. Liburan musim semi?", aku lupa jika sebentar lagi akan liburan musim semi.

"Bukannya masih terlalu cepat untuk membicarakan itu, chan?"

"Iya sih, njun. Tapi gimanan kalau kita pergi bertiga? Ke suatu tempat gituu.."

"Aku sih boleh-boleh saja. Gimana, Na?"

"Ahh.. Aku liat nanti deh hehe. Toh liburannya cukup panjang."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Saat pulang sekolah tiba, aku berlari mengejar Jeno. Walau kami sekelas, tapi aku tadi mengerjakan tugas piketku dulu.
Dan didepan gerbang, (lagi-lagi) Jeno sudah di kelilingi para siswi itu. Aku gaboleh kalah!

"Lee Jeno-ssi, gimana liburan musim semi mu??", teriakku 

"Na Jaemin-ssi, memangnya ada apa dengan liburan musim semi?"

"Bagaimana kalau kau main ke rumaku..?" ucapku spontan

'Kenapa pangeran harus kerumahnya coba?!'  'Buh.. Yaampun, dia ngomong apa sih?' 'Lagian pangeran dan rakyat biasa itu kan tinggal di tempat yang berbeda..'  'Jadi, nggak mungkin deh. nggak mungkin'  'Kau harus sadar diri juga dong'  'Jangan mentang-mentang kau manis, bisa bilang begitu ya'

Begitu banyak cacian yang kuterima. Padahal itu memang kenyataannya. Tapi kenapa hatiku kenapa sakit sekali.
"Ahh.. Benar juga ya hehe.."

"Tapi, Jeno-ssi, mau kan pergi bersama kami?" ucap salah satu anak yang ku tau kelas 3

Botsen ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang