Chapter 01

101 6 0
                                    

Mo lian gadis berusia 18 tahun, maniak game dan pengangguran, setiap hari ia hanya menghabiskan seluruh waktunya untuk bermain game,otakknya hanya di isi dengan hal ini.

Tinggal sendiri diapartemen kecil bukan masalah besar untuknya, menutup semua jendela dan pintu rapat-rapat,itu sudah menjadi rutinitasnya sejak dulu dan respon para tentangga hanya bisa memberi tatapan menyerah sambil menghela nafas pendek melihat apartemen kecil itu selalu tertutup dengan plastik sampah menimbun diluar,lalu pergi tak menghiraukan lagi.

Rambut hitam legamnya terlihat tertata tapi tidak dengan keadaan disekitar ini,semua terlihat begitu berantakan seakan ada penjahat yang masuk tampa permisi dan mengobrak-abrikan semuanya.

Mo lian mengunyah permen karet,masih menatap layar dengan tenang,terdengar suara dentingan dari benda didepannya,layar itu mengeluarkan ucapan selamat kepadanya.

Alis mo lian merajut lalu meludahkan permen karetnya kesembarang tempat.

”level max?”

Gadis itu terdiam sejenak,lalu tangannya meraba lantai mencari benda itu,menemukan benda yang dia cari dengan perlahan mengangkat tangannya tampa memalingkan pandangnya sedikitpun.

Pandangan mo lian beralih tertuju pada layar smartphonenya ,ia sedikit menaikkan kedua alisnya saat tahu notifikasi dari email dan media sosialnya berisikan ajakan bekerja dengan perusahan besar dikotanya.

Mata gadis itu terlihat bosan,membuang asal smartphonenya acuh,ia meringis saat merasa punggungnya mulai nyeri lagi, ahirnya gadis ini memilih merebahkan tubuhnya dilantai dingin, tepat pukul 12 malam dan ini adalah hari ulang tahunnya.

Ia menghela nafas singkat, mo lian masih merasa bahwa hidupnya akan berwarna dan tertantang karna game,memilih untuk menjadi pengangguran,dia masih bersyukur karna orang tuanya bisa memaklumi keinginan anak bungsunya ini.

Mo lian memejamkan matanya sejenak,lalu samar bayangan wajah ibunya terlihat begitu bahagia melihatnya.

" terimakasih nak,kamu sudah mau berubah"seru ibunya dengan nada rendah.

Sontak mo lian membuka matanya, memijit pelipisnya pelan lalu bangkit dan membongkar plastik berisi makanan,mengabaikan bayangan yang tadi terlintas.

Rasa sakit yang menjalar cepat menghentikan mo lian sejenak,ia mengerutkan kedua alisnya, lalu gelombang aneh datang menyapanya, disambut rasa sakit dikepala yang luar biasa sakit,rasa sakit ini turun kejantungnya, seakan ada tangan yang meremas organ itu kuat,

Tubuhnya jatuh dengan kasar dilantai, meringkuk kesakitan ,tak berselang waktu lama ia merasakan cairan kental merambat keluar dari hidungnya,mo lian dengan tangan yang bergetar mencoba menyetuh.

Mendapati ujung jemarinya memiliki bercak merah ,mo lian melebarkan matanya, lambat laun tubuh rampingnya kehilangan kekuatan, merasa bahwa tubuh ini bukan miliknya ,matanya mulai terasa berat,tubuhnya seakan menjadi sangat ringan dan rasa menyakitkan itu hilang tampa jejak.
.
.
.

"dingin" gumamnya pelan.

Mo lian membuka matanya perlahan,memandang sosok didepannya dengan durasi panjang ,sungguh sosok ini begitu terlihat sangat mempesona,ada aroma harum yang ringan bagai ada hamparan taman bunga didepan gadis ini, dan dia tersenyum ramah padanya sekarang.

“mo lian,mati diusia 19 tahun” suara selembut sutra terdengar begitu nyaman dipendengarannya.

“en apa aku sudah mati?”

Sosok didepannya mengangguk pelan "apa yang kamu benci?”

Mo lian menaikkan satu alisnya,dengan siratan mata penuh kewaspadaan ”en mungkin...tidak ada”

“apa kamu pikir ruangan ini tidak terlalu menyeramkan?”

Mata mo lian memandang kesegala arah lalu berkata “ tidak terlalu”

“ bagus”sosok itu menjentikkan jarinya dan seketika suara BAM!! Terdengar keras.

Mo lian terkejut dengan pekikan kecil lalu tubuhnya terasa jatuh, merasa semua organ didalamnya seakan terbang bagai lalat, lagi-lagi semua menjadi gelap sampai dia tidak bisa melihat apapun itu.

Apa aku akan mati untuk kedua kalinya?

<system096>:” Selamat datang ”

Gender mistakes make him fall in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang