🍁Happy reading🍁
Dentuman musik menghentak-hentakkan seakan mengajak para makhluk di dalam nya untuk menari-nari dengan iringannya.Clara duduk di bartender seraya melihat para makhluk yang melenggak-lenggokkan tubuhnya. Ia tak henti-hentinya meminta segelas minuman ketika di dalamnya sudah tidak tersisa. Padahal sudah 5 gelas ia habiskan. Seorang bartender hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saat Clara meminta di isikan kembali gelasnya yang kosong.
Seorang wanita cantik berpakaian sangat minim menghampiri Clara dari arah dance floor.
Clara yang melihatnya hanya tersenyum.
Wanita itu duduk di sebelah Clara dan meminta segelas minuman.
"Dia udah minum berapa gelas?" tanya Chinty sebelum mengambil gelas minumannya pada bartender. Wanita tadi yang menghapiri Clara adalah Chinty, teman Clara ketika di club.
"5 gelas nona." jawab bartender itu seraya ingin menuangkan minuman ke gelas Clara lagi karena ia memintanya.
Dengan segera Chinty mengambil alih gelas yang ada di tangan Clara. Dan menyuruh bartender untuk tidak memberi Clara minuman lagi. Bartender itu pun mengangguk seraya melayani pelanggan yang lain.
Clara merasakan pening di kepalanya. Ia merasakan tenaganya tidak bisa menopang tubuhnya lagi. Beruntung Chinty langsung menahan tubuh Clara yang hampir terjatuh. Lagi-lagi Chinty harus mengantarkannya pulang. Kebiasaan Clara menyusahkan Chinty ketika mabuk berat. Tapi Chinty tidak merasa keberatan karena ia menganggap Clara seperti adiknya.
Chinty mulai merangkul Clara untuk menuju mobilnya. Ia sedikit kesulitan karena Clara jalannya sempoyongan seraya meracau tidak jelas. Ketika sudah berada di luar club. Clara tiba-tiba muntah.
"Hyuuuhh... Untung ga kena gue." syukur Chinty, lalu berjalan lagi ke tempat mobilnya berada.
🍁🍁🍁
Setelah Chinty meletakkan Clara samping jok pengemudi ia kemudian berjalan memutari mobilnya dan duduk di jok pengemudi.
Setelah selesai memasangkan seatbel pada Clara. Ia memandang wajah Clara yang sangat memprihatinkan.
"Gue selalu merasa bersalah ketika keadaan lo udah begini Ra. Gue ngerasa gagal jadi teman sekaligus kakak buat lo. Lo tuh cantik, kaya, pinter. Tapi, kenapa lo lebih milih hidup seperti ini." ucap Chinty menyesal.
Kemudian ia memasang seatbelt pada dirinya dan melajukan mobilnya.
🍁🍁🍁
Sinar matahari menyelusup di celah-celah jendela. Membuat gadis yang tengah terlelap mengerang dan menarik selimutnya hingga menutupi wajahnya.
Tok tok tok..
Tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu kamarnya. Membuatnya kesal. Acara tidurnya jadi harus tertunda lagi.
"Non, sudah pagi. Ayo bangun. Non Clara tidak sekolah? Ini sudah jam 6.45." ucap bik Inah pembantu Clara. Lalu ia melenggang pergi.
Saat Clara mendengar jam 6.45 matanya langsung terbuka lebar. Segera ia mengambil jam wekernya di atas nakas dan melihatnya. Lagi-lagi matanya membulat saat kebenaran menjawabnya.
Buru-buru Clara ke kamar mandi sekitar 5 menit ia selesai membersihkan tubuhnya. Kemudian ia membuka lemari dan mengambil seragam sekolahnya lalu mengenakannya. Rambut dibuat tergerai, memasang gelang, jam, dan memoleskan liptint sedikit.
Clara melihat jam tangannya "5 menit lagi" segera ia mengambil tas dan turun ke bawah.
"Non, sarapan dulu. Ini bibik udah siapkan." ucap bik Inah saat melihat Clara.
Clara berjalan tergesa-gesa menuju meja makan. Ia mengambil sehelai roti dan memoleskan dengan selai. Ia makan seperti orang kesurupan. Karena dikejar waktu.
Bik Inah yang melihatnya menggeleng-gelengkan kepala. "Pelan-pelan non, nanti keselek."
Uhuk uhuk..
Baru aja bik Inah yang ngomong ternyata Clara keselek sungguhan. Dengan segera bik Inah memberikan susu pada Clara. Yang langsung diambil oleh Clara dan dihabiskan.
"Yaudah bik, Clara berangkat ya." ia bangkit dan berjalan tergesa-gesa.
"Hati-hati non." teriak bik Inah.
"Iya bik."
🍁🍁🍁
Di perjalanan Clara selalu melihat jam tangannya. Karena tidak fokus mobilnya hampir menabrak seseorang. Beruntung Clara langsung menekan pedal rem. Kalau tidak orang itu akan mati mengenaskan.
Saat ingin menyalakan mesin mobilnya. Ada seseorang menghadang mobilnya.
"Woy, keluar lo." teriak Rio.
Segera Clara keluar dari mobilnya. Melipat kedua tangannya dan berjalan santai menghampiri Rio.
"Ada apa?" tanya Clara dengan santai.
"Ada apa? Ada apa? Ga liat lo nabrak gue tadi. Liat nih baju gue kotor." kesal Rio seraya menunjukkan baju seragamnya yang kotor.
"Denger ya. Gue ga sampek nabrak lo. Cuma hampir. HAMPIR." ucap Clara santai dan menekankan kata Hampir.
"Lo nya aja yang lebay. Gitu aja udah jatoh. Nih uang buat ganti baju lo. Lo butuh ini kan? Nih ambil." lanjutnya seraya melempar beberapa lembar uang seratusan pada Rio dengan angkuh.
Saat Clara berbalik dan ingin berjalan ke mobilnya. Tiba-tiba Rio tertawa. Membuat Clara berbalik ke arah Rio kembali.
"Hahahahahaha.... Lo pikir dengan uang semuanya bisa selesai dengan mudah. Lo salah. Uang bukan segala-galanya. Gue emang orang ga punya. Tapi gue ga butuh uang lo." ucap Rio dengan angkuh dan melemparkan kembali uang yang diberikan Clara.
"Tuh uang lo. Sayang kalo di buang. Mending lo pungut aja lagi. Dan kasih ke orang yang lebih membutuhkan." tunjuk Rio dengan dagunya pada uang yang berceceran di jalan raya.
Kemudian ia mengambil motor satu-satunya yang ia miliki. Meski butut tapi ia bersyukur. Karena dengan motor bututnya ia bisa pergi ke sekolah dengan cepat. Serta membantu ibunya mengantarkan pesanan.
Sebelum Rio menyalakan motornya. Ia memandang Clara seraya menyunggingkan senyumnya.
Clara hanya memutar bola matanya malas. Ia tidak habis pikir dengan perkataan Rio. Bisa-bisanya seorang cowok miskin merendahkannya. Segera ia masuk ke dalam mobilnya dengan raut wajah yang sangat kesal. Uangnya ia biarkan di jalanan.
Ia membanting setir mobilnya. "Dasar cowok miskin. Udah miskin belagu lagi. Liatin aja lo. Gue ga akan tinggal diem." geram Clara mencengkeram kuat setir mobilnya.
___________________________________
Jangan lupa vote
Ini cerita pertamaku
Semoga kalian suka :)
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA [slow up]
Teen Fiction"Hahahahahaha.... Lo pikir dengan uang semuanya bisa selesai dengan mudah. Lo salah. Uang bukan segala-galanya. Gue emang orang ga punya. Tapi gue ga butuh uang lo." ucap Rio dengan angkuh dan melemparkan kembali uang yang diberikan Clara. "Tuh uang...