Chapter 7

8 0 0
                                    

Di dalam kamar, Rara tidak bisa tidur karena di fikirannya terbayang Adrian. Kenapa dia care banget sama aku ya? Padahal aku jutek banget sama dia.

......

"Ra, didepan ada yang nungguin tuh. Cepetan udah jam tujuh kurang" ucap Maya—mama Rara. Rara mengambil roti yang ada di meja makan dan salim ke mama nya dengan buru-buru. "Mah aku pergi ya" pamit Rara.

Jam menunjukkan pukul tujuh lewat 3 menit. Pintu gerbang sudah di gembok sama Pak Budi. Dengan sangat pasrah Adrian dan Rara dipanggil guru piket untuk menjalankan hukuman yang dikasih. "Adrian kamu lagi kamu lagi. Adrian, Rara lari lapangan dua puluh putaran" perintah Pak Yono selaku Guru piket hari rabu. "Rara gak usah lari pak, saya yang menggantikan saja. Saya yang bikin dia telat tadi pas berangkat" ucap Adrian memberi alasan.

......

Di dalam kelas, Rara semakin kepikiran. Adrian kenapa sih? Segala bohong, lagian aku gakpapa kalau cuman lari dua puluh putaran. Hm.. Gak habis fikir.

......

Kring..
Bel pulang berbunyi

"Ra, pulang bareng ya. Ada yang mau di bicarain" ucap Adrian. Rara yang sedang merapihkan buku dan alat tulis langsung berbalik dan mengangguk.

"Mau kemana?" tanya Rara saat sudah di atas motor hitam besar Adrian. "Liat aja nanti" jawab Adrian. Paling mau cari makan lagi, gumam Rara.

My Strange BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang