BAB 7

4.8K 601 80
                                    

Mobil CRV putih Adimas berhenti di depan rumah Bening. Gadis itu menoleh dan tersenyum lebar. Ternyata Adimas nggak senyebelin itu untuk dia musuhi. Adimas ternyata orang yang easy going, dan enak diajak bicara.

Melihat senyum lebar Bening, tangan Adimas mencubit gemas pipi Bening.

"Masuk, udah malem."

Bening terkikik menggosok pipinya yang sering dicubiti Adimas. "Oke sip.. Besok jadi jogging kan?"

"Iya. Besok aku jemput jam setengah enam." Aku-kamu? Awalnya Adimas sedikit kaku, dia hanya menggunakan panggilan itu kepada ibunya. Selebihnya dia sering menggunakan lo-gue, atau saya-kamu. Tapi nggak papa. Demi Bening apa sih yang enggak?

"Yaudah. Aku masuk dulu, malem om hehe."

Adimas ikut tertawa, mengacak rambut halus Bening. "Nanti aku telpon boleh?"

Anggukan Bening menjadi salam perpisahan. Bening melambaikan tangannya mengiringi kepergian Adimas. Duh.. gini ya rasanya diantarin cowok selain papa, Aji, dan mas Sabda? Rasanya bahagiaaaaaa banget.

"Dianterin siapa tuh?" Aji yang tiba-tiba muncul saat dia lagi senyum-senyum bahagia, membuat Bening jadi bad mood.

Bening mendengus, lalu melengos masuk kedalam rumah. Tidak dipedulikan Aji yang terus mengekor, menggelendoti lengannya. Ini kingkong nggak sadar diri banget sama badan jangkungnya. Main nggelendot kayak anak monyet sama Bening yang imut-imut. Encok lama-lama Bening.

Dipukulnya kepala Aji yang merengek-rengek minta diberitau siapa yang mengantarnya. "Nggak usah kepo!"

Bibir Aji manyun. "Mbak Ning punya pacar ya?"

"Sok tau!" Bening menjulurkan lidahnya. Menutup pijtu kamar tepat didepan wajah Aji. Bening tertawa geli mendengar gerutuan Aji, dan suara berdebum karena Aji yang menendang pintunya. Disusul teriakan mama, karena Aji yang berisik.

"Mbak Ning balalan Aji gangguin, sampe kasih tau siapa yang nganterin tadi."

"Sak ser mu, Ji. (Terserahmu, Ji)"

Setelahnya, Bening mengganti bajunya dengan piama berwarna biru dongker. Mencuci wajah, lalu melompat ke kasur. Mengecek ponselnya yang masih adem anyep sama seperti sebelum dia mencuci wajah.

Bibir Bening mengerucut. "Nggak jadi telpon ya? Apa ketiduran?"

Konyol... satu kata yang cocok untuk Bening. Ada ya cewek kayak dia ini. Sepertinya seribu satu. Awalnya benci banget, sekarang pingin banget denger suaranya. Lagian suara Adimas kalau ketawa merdu banget, bikin nular ketawanya.

Ting!

Seperti orang bodoh. Senyum Bening mengembang, begitu melihat Adimas mengiriminya pesan.

Adimas:
Udah tidur belum?

Bening:
Belum.. kan nungguin om, katanya mau nelpon taunya ngechat doang

Adimas:
Ciyeee... kangen suaraku ya ekhem.. jadi malu😳

Bening:
Apasiiiiihhh aku tidur aja nih

Adimas:
Jangan.. aku mau telpon

Bening:
Yaudah cepetan, aku udah ngantuk

Adimas calling...

"Ekhem... ekhem... cek sound satu.. dua.. oke." Bening menghela napas, lalu menggeser tombol hijau.

"Halo."

Anak SD? Wtf!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang