"Ma?"
"Ya, sayang, ada apa?"
"Kenapa... Kenapa kedua kaki Jisung tidak bisa digerakkan?"
•••
Pemuda itu duduk di atas kursi roda, memandangi langit biru dari balkon lantai dua rumah kecilnya. Angin berhembus pelan, mengacak surainya, menegaskan fitur wajahnya.
Seulas senyum terukir di bibir pemuda itu. Matanya membulat lucu, memancarkan semangat dari hatinya.
"Waktu yang tepat untuk bermain basket."
Pemuda itu lantas memutar roda di kursinya demi meraih bola basket yang selalu setia berada di sudut balkon itu.
"Ayo main!"
Bercanda, sebenarnya ia tak bisa bermain basket dengan keadaan kaki yang lumpuh. Jadi pemuda itu hanya memantul-mantulkan bola itu ke lantai, menangkap bola yang ia lambungkan di udara, dan melemparkannya ke dinding.
Ups, kali ini lemparan bolanya ke dinding terlalu bersemangat. Alih-alih kembali memantul ke tangannya, bola itu terbang begitu saja melewati balkon dan jatuh ke halaman rumahnya di bawah sana-
"ADUH!"
Pemuda itu hampir saja mengira itu suara Lee Felix, sahabat karibnya sejak orok yang selalu setia datang ke rumahnya bahkan tanpa diminta, kalau bukan karena ia menyadari bahwa bunyi mengaduh itu lebih terdengar seperti suara perempuan alih-alih suara berat Lee Felix.
Sial, kalau pemilik suara itu betul kejatuhan bola basketnya, bisa saja orang itu kena gegar otak!
🌻 My Heart Draws a Dream 🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Draws a Dream (Han Jisung) ✔
Fanfic[Sebagian cerita diunpublish untuk keperluan penerbitan] Tragedi dua tahun lalu merampas seluruh mimpi kapten tim basket kebanggaan sekolah, Han Jisung. Mimpi yang selama ini ia bangun, runtuh ketika ia tahu bahwa tragedi itu menyebabkan ia tak bisa...