"You know that I can’t show you me, give you me. I can’t show you my weakness. So I’m putting on a mask to go see you. But I still want you."
The Truth Untold, BTS
🌻
"Han Jisuuuuuuuuunnnnngggg!!!!!!"
Nah, kalau suara deep yang mirip suara bapak-bapak ini, Jisung tahu persis kalau ini suara Lee Felix, teman akrabnya sejak zaman dahulu kala. Sejak lahir, barangkali.
Lagian, betul juga, mereka lahir di klinik bersalin yang sama, hanya selang beberapa jam.
Mungkin saking akrabnya mama mereka, mau lahiran aja janjian.
Pintu kamar Jisung menjeblak terbuka, bersama dengan masuknya si pemilik suara yang memanggil Jisung dengan barbar.
"Barusan Tante bilang, kamu habis bikin benjol kepala anak orang? Hahahaha..." Felix langsung membanting pantatnya di tempat tidur Jisung, duduk tepat di samping kawannya itu.
"Hah, diam kamu!" Jisung memanyunkan bibirnya, yang alih-alih membuat Felix diam, justru membuat tawanya makin susah dikontrol.
"Kasihan, hahaha... Kepala anak orang itu... Hahaha... Tapi, gimana, hahaha, cantik nggak?"
Kali ini Felix menampilkan senyum aneh. Tepatnya, meringis dengan aneh di hadapan Jisung. Dengan mata bulatnya yang nakal mengamati Jisung, membuat si tuan rumah salah tingkah.
Ngomong-ngomong, coba lihat, bagaimana orang dengan wajah sebocah ini punya suara mirip bapak-bapak guru sejarah?
"Hah, siapa?" Jisung yang masih belum mengerti, menatap Felix dengan heran.
"Itu, yang kepalanya kamu bikin benjol... Cantik nggak?"
"Nggak tau. Aku belum ketemu."
"Lah, gimana sih?" Felix melepaskan tatapan intensnya dengan kecewa. "Kamu nggak ketemu buat minta maaf gitu abis bikin benjol kepala anak orang?"
"Mama yang mewakiliku minta maaf. Lagian... Masa aku harus repot-repot turun ke halaman cuma buat minta maaf?"
"Betul juga..." Felix mengetuk-ngetuk dagunya, seakan mengerti setelah sebuah pemikiran panjang.
"Tapi..." Jisung kali ini mengikuti gestur Felix, pura-pura berpikir keras. "Ngapain ada cewek di halaman rumahku? Terus dia itu siapa?"
"Lho, kamu belum tahu?" Felix lantas menunjuk jendela kamar Jisung. "Kamu tahu rumah di sebelah itu?"
Jisung mengikuti arah pandang Felix menembus kaca jendela rumahnya, menemukan balkon lantai dua kamar dari rumah yang berada tepat di sebelah rumahnya.
"Rumah kosong itu?" Jisung melirik Felix, penuh kuriositas.
"Bulan lalu, rumah itu sudah dibeli. Dan kemarin, pemilik rumah itu sudah pindah ke sana." Felix kembali mengarahkan pandangannya ke mata Jisung. "Dan orang yang kamu bikin benjol kepalanya itu, anak perempuan dari si pemilik rumah. Tetangga baru kita."
Tunggu, bagaimana Felix bisa tahu lebih banyak tentang rumah yang ada di sebelah rumahnya? Jisung tak habis pikir, temannya itu memang paling update kalau soal gosip terbaru, ngalah-ngalahin ibu-ibu arisan.
"Makanya," Felix menepuk punggung Jisung, "keluar rumah kek, biar tahu juga gosip terbaru di sekitaran kompleks sini."
"Dasar, biang gosip!" Jisung menjitak kawannya itu, lalu tertawa lepas mendengar Felix mengaduh kencang.
"Dengar-dengar, anak perempuan mereka, yang kayaknya abis kamu bikin benjol kepalanya itu, bakal pindah ke sekolah kit... eh, sekolahku deh. Makanya aku penasaran, cantik apa nggak. Kalau cantik kan lumayan, bisa digebet, aku udah lama jomblo nih..." Felix tersenyum nakal.
"Hah, perasaan baru minggu lalu putus sama Yena? Udah mau cari lagi?"
"Sssttt.." Felix refleks menempelkan jarinya ke bibir Jisung. "Nggak usah bahas Yena, oke? Kita hadapi saja masa depan, jangan membicarakan hal yang sudah berlalu..."
"Berisik, dasar playboy!"
Jisung kembali mengarahkan pandangannya ke balik jendela, memandangi balkon kamar rumah sebelah.
Jadi, rumah itu sudah tidak kosong lagi sekarang?
🌻My Heart Draws a Dream🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Draws a Dream (Han Jisung) ✔
Fanfic[Sebagian cerita diunpublish untuk keperluan penerbitan] Tragedi dua tahun lalu merampas seluruh mimpi kapten tim basket kebanggaan sekolah, Han Jisung. Mimpi yang selama ini ia bangun, runtuh ketika ia tahu bahwa tragedi itu menyebabkan ia tak bisa...