Part 2

96 7 0
                                    

"Ini beneran kamu sheren?" Tanya nya lagi. Aku pun memajukan wajah ku menjadi sangat dekat di depan mukanya.

"Menurut lo? Terus lo mikir gue setan gitu?!" Aku membetak nya tepat di depan dia.

"A..aku hanya i..inginn memastikan. Maaf jika membuat mu marah" jawabnya pelan.

Aku membuang muka dan melanjutkan jalanku yang tak terarah. Meski semua hal membayang menjadi dua dan jalanan terasa bergelombang, aku tetap berjalan dengan sekuat tenagaku.

"Sheren!" panggil Renya setengah berteriak.

Aku tidak perlu menghiraukan panggilannya di belakangku. Rasa benci memenuhi ubun-ubunku ketika Renya sudah berdiri di sampingku sambil menarik tanganku untuk menghadap ke arahnya.

"Sheren, apa yang terjadi hingga kau menjadi seperti ini?" tanya Renya khawatir. Namun nada khawatir yang terdengar dari mulutnya malah membuatku semakin benci dan membuatku ingin segera memakinya.

Aku melepaskan tanganku paksa hingga tangan Renya agak terlempar. "Apa pedulimu padaku? Lebih baik kau pergi sebelum kau menyesal." desisku marah.

"Sheren, kau sahabatku. Dan aku peduli padamu."

Dengan sinis aku memandang Renya, kemudian tertawa garing. "Siapa sahabatku? Pergilah dengan pacarmu itu. Aku tidak butuh kalian berdua!"

"Sheren!"

Tanpa kuhiraukan panggilannya, aku berjalan dengan cepat untuk menjauh dari Renya.

Tak jauh disana, aku melihat mobil hitam yang sedang parkir. Aku mendekati mobil itu dan langsung membuka salah satu pintunya, masuk ke dalamnya dan memejamkan mata dengan empuknya jok mobil.

Mungkin aku terlalu mabuk sampai-sampai mencium wangi parfum maskulin yang biasa digunakan dia. Ya, dia, seseorang yang kusukai.

Wangi parfumnya semakin kuat dan ingatanku kembali memutar pengkhianatan yang dilakukan sahabatku. Mantan sahabatku, maksudku. Bahkan kini aku sudah memasukkannya ke dalam daftar orang yang kubenci.

"Kurang ajar! Aku benci kalian!" pekikku marah. Aku melemparkan tanganku ke udara dan menendang bagian dalam mobil.

Tunggu dulu.

Apa efek alkohol sudah bekerja terlalu dalam pada tubuhku sehingga aku merasakan sebuah tangan yang menggenggam tanganku? Aku membuka mataku perlahan dan bagaikan mimpi, aku sedang berada di pangkuan seorang pria yang tak kukenal.

Mataku membulat dan bathinku terkejut, berbanding terbalik dengan wajahnya yang memandangku dengan senyuman yang menenangkan.

"Siapa kau?"

Dia tersenyum lalu berkata, "Maaf, Nona. Seharusnya aku yang mengatakan hal itu padamu."

Aku mengerjapkan mataku tak percaya. "Kenapa aku bisa ada disini?" tanyaku bingung.

Mataku mengedar, kemudian aku terpekik ketika menyadari aku masih berada di atas pangkuannya. "A-Apa yang telah kau lakukan padaku?!" pekikku histeris.

Pria itu mengangkat sebelah alisnya. "Apa kau baik-baik saja, Nona?" Tangannya terulur untuk menyentuh keningku.

Aku menepis tangannya dan menatap matanya dengan tajam. "Kau harus bertanggungjawab. Antarkan aku pulang."

"Mengantarmu pulang? Hei, Nona, apakah aku terlihat seperti seorang supir taksi?" ucapnya dengan tidak percaya. "Dan satu lagi, apa yang harus aku pertanggungjawabkan darimu?"

"Oke kalau kau tidak mau!" ucapku dengan mantap.

Aku menekan tombol hingga kaca jendela di sebelahku terbuka lebar. Aku mengeluarkan kepalaku dan berteriak
"Tolong tolong! Ada yang mau perkosa saya, tolo-" belum siap aku menyelesaikan teriakan ku, laki-laki itu telah membekap mukutku dan menarik ku kedalam.

"Iya iya! aku antar kamu pulang!" Aku pun melepaskan tangannya kasar dan mengulum senyum senang. Ia pun hanya mendengus sebal dan segera menghidupkan mesin mobilnya.

[*]

"Rumah kamu dimana?" Tanya nya.

"Hmmm kamu antar aku ke apartment peace ya"jawab ku

" apartment peace? Kamu tinggal disana?"

"Ee iya emangnya kenapa?"

"Engga ada sih, ku kira kamu anak rumahan, tinggal sama siapa disana?" Tanyanya seperti ingin menggali kehidupanku.

"Ihh kok pingin tahu banget sih!" Jawabku sedikit membentaknya.

Dia pun hanya menghelakan napas pelan. "kan cuma pingin tahu" lanjutnya.

Kami pun melanjutkan perjalanan dalam diam, dan akhirnya tanpa sadar aku pun tertidur pulas.

[*]

Sinar matahari menyengat menembus kelopak mataku. Alam sadar membawaku kembali dan membuatku mengerang karena kepalaku mulai terasa sakit dan tubuhku terasa pegal.

Aku langsung menoleh ketika mendengar suara langkah kaki di kamarku. Aku mengerjap dan melihat siluet tubuh dengan agak kabur. Aku kembali mengerjapkan mataku hingga siluet itu terlihat jelas.

Pria semalam!

Aku melihat sekeliling ,aku tidak tahu sekarang berada di kamar siapa. Lalu, bagaimana bisa pria ini berada disini?

"A-Apa yang kau lakukan?!" kataku histeris. Aku langsung menarik selimut hingga leherku.

"Membawakanmu sarapan." jawabnya sambil meletakkan nampan yang ada di tangannya ke nakas di sebelahku, kemudian mengarahkan telunjuknya pada selimut yang menutupi hingga leherku. "Apa yang kau tutupi?"

Tanpa menghiraukan pertanyaannya, aku kembali bertanya. "K-Kenapa kau ada disini?"

"Mengantarmu pulang." jawabnya singkat.

Aku masih menatapnya dengan horor. Ia menaikkan sebelah alisnya dan melanjutkan " ini kamarku, kita berada di apartment yang sama" aku terdiam, dan dia melanjutkan lagi "sayangnya aku tidak tahu password pintu apartment mu, makanya aku bawa kesini"

Aku pun terdiam sesaat, dan mulai membalas ucapannya " kenapa tidak membangunkanku saja?" Tanya ku kesal.

Dia pun menghelakan napas, dan berkata" kamu ini merepotkan sekali sih, aku tak tega membangunkan mu. Emang kamu kira aku mau ngapa-?" Dia belum siap melanjutkan perkataannya, namun tiba-tiba dia mengukirkan senyum nakal, yang tak ku mengerti artinya. Tak kusangka dia mulai berjalan mendekati ku, aku pun menutup wajah dan badan ku dengan selimut, taku dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Ia sudah semakin dekat dan sekarang wajah nya hanya berjarak lima senti dari wajahku. Ia pun membisikkan sesuatu di telingaku "mungkin kau memang ingin melakukannya ya" aku tak mengerti dia mengatakan apa, namun yang penting sekarang aku sedang ketakutan sungguh ketakutan. Siapa saja tolong hilangkan makhluk ini segera..

TBC

mohon comment dan votenya, apalagi saran nya sangat membantu:)

Peace [HS1]Where stories live. Discover now