Belum satupun tulisan di papan tulis ayana salin dalam bukunya tersebut. Fikiran ayana masih melayang pada kejadian tadi di toilet, tidak sedikitpun ucapan kakaknya menghilang dalam benaknya. Mencari apa maksud dari yang kakaknya ucapkan."Ayana." Panggil seorang lelaki yang kini diam diam pindah pada tempat duduk di sebelah ayana yang kosong, karna arin teman sebangku ayana yang berhalangan hadir hari ini.
Ayana sedikit tersentak kaget lalu menoleh ke samping. James tersenyum manis pada ayana menangkap ekspresi terkejut ayana yang menatapnya dengan mata yang membulat.
"Hentikan ekspresi mu itu. Kau hampir saja membuatku tertawa keras di kelas ini." Ujar james mengalihkan Tatapannya pada buku ayana yang masih kosong."Kenapa kau pindah kemari?"
"Sejak kapan kau jadi pemalas seperti ini?" Ujar james tidak menjawab pertanyaan ayana dengan suara kecil, tidak ingin guru Killer di depan mereka mendengar pembicaraan mereka.
Ayana segera menutup buku tulisnya dan menggaruk bagian belakang kepalanya.
"P-pena ku hilang, mungkin aku akan mencatat ulang di rumah saja." Alasan ayana.James tertawa pelan.
"Lalu apa yang ada di tanganmu itu? Apa bentuk pena tahun ini sudah berubah?" Balas james seolah mengejek ayana.Ayana terkejut sendiri melihatnya. Memalukan sekali! Jelas jelas dia sedang menggenggam pena. Wajah ayana seketika memerah padam di hadapan james.
"Hentikan tawamu itu. Kenapa kau menyebalkan sekali, kembali sana ke asalmu!"Usir ayana kesal bercampur malu." Tidak semudah itu mengusirku."
"Akan ku kadukan pada Mr. Ronald jika kau tidak kunjung pergi."
"Kadukan saja. Dengan senang hati aku juga akan memberitau catatanpun yang masih kosong itu, huuff untung saja aku mencatat hari ini." Balas james memamerkan catatannya.
Ayana pun kalah dan memilih diam tidak meladeni james si ketua kelas lagi.
"Ada apa dengan wajahmu? Kau terlihat sedih tadi." Tanya james
Ayana menggeleng.
"Aku tidak sedih.""Kau tidak cocok berbohong dengan wajah menggemaskan seperti itu. Akui saja kau pasti sedang bermasalah dengan kakakmu lagi kan?" Ujar james dengan nada pelannya menatap lurus kedepan.
Bukan rahasia umum lagi jika semua orang tau bagaimana jungkook memperlakukan ayana. Suka membentak ayana di depan umum, memperlakukan ayana seperti seorang budak, bahkan mempermalukan ayana di depan banyak orang. Dan yang di lakukan ayana hanya diam dan menangis, tentu saja hal tersebut yang membuat jungkook menyukai sekali mengganggu ayana dari pada anak lainnya.
Ayana hanya diam tidak bisa berbohong lagi, lagi pula jamea teman baiknya akan mengetahuinya.
"Aku hanya merasa dia semakin aneh." Ujar ayana dengan lesunya.Ayana tidak berniat mengatakan semuanya pada james termasuk perjodohan tersebut. Mungkin ayana harus menanggung semuanya sendirian saja.
"Kau baru menyadarinya? Sedari awal dia memang aneh, Bahkan mendekati gila. Bagaimana mungkin ada seorang kakak yang setega itu pada adiknya!?" Balas james pada ayana yang kemudian terdiam.
Adik?
Kakak?
Ayana tersenyum sendu.
"Dia bahkan tidak pernah menganggapku sebagai adiknya, dia bahkan semakin membenciku setiap kali aku memanggilnya kakak." Lirih ayana."Apa!?" Ujar james terkejut.
"Sudah kuduga dia sakit jiwa! Memangnya jika bukan adik kakak, lantas dia menganggapmu apa?!" Lanjut james berdecak kesal."Seorang Gadis." Ujar ayana yang mengatakannya tanpa sadar, dirinya masih kebingungan dengan kata itu.
"Gadis?"Ulang james.
" yeah, gadisnya. Seperti itulah dia menganggapku. Itu alasan kenapa aku merasa bingung."Lanjut ayana menunduk lesu.
Berbeda dengan james yang seketika menegang saat mendengarnya. Matanya membulat menatap ayana di sampingnya.
"Kenapa kau polos sekali ayana, Kau benar benar tidak tau apa maksud dari semua itu?!"Ayana menoleh menatap james yang terlihat terkejut.
"Apa kau tau maksudnya? Kalau begitu beritau aku james."....
Ayana berjalan dengan langkah lemasnya, hari ini terasa sangat melelahkan baginya. Ingin rasanya segera pulang dan berbaring di ranjangnya yang empuk.
"Butuh tumpangan? Aku bisa mengantarmu pulang."
Ayana menoleh dan lagi lagi james berjalan di sampingnya.
"Tidak. Aku akan menelfone supirku saja." Jawab ayana dengan senyum manisnya."Baiklah, kalau begitu hati hati."
"Kau juga hati hati." Balas ayana lalu sorot matanya tiba tiba teralihkan pada jungkook yang baru saja keluar dari lorong sekolah dengan beberapa temannya. Di tambah seorang wanita yang di rangkul mesra oleh jungkook. Mina, yeah ayana mengenal wanita populer tersebut, sama halnya dengan jungkook lelaki terpopuler di sekolah mereka.
"Jangan berfikir pulang dengannya. Kau sudah tau yang sebenarnya, seharusnya kau menjaga jarak dengannya." Ujar james memperingati ayana.
"Aku masih tidak percaya dengan anggapan kak jungkook terhadapku. Kita bisa saja salah mengiranya kan? Sudahlah, kau pulang saja. Mungkin aku akan pulang dengan kak jungkook saja." Balas ayana dengan senyum cerahnya lalu berlari ke arah jungkook sebelum james sempat melarangnya.
Ayana mendekat dan berhenti tepat di hadapan jungkook yang seketika menatapnya datar.
"Kak, ayo pulang bersama." Ajak ayana dengan senyum tulusnya.Jungkook tersenyum smirk.
"Kau ingin ke club bersama denganku lagi? Atau kau ingin di sentuh oleh teman temanku lagi?" Ujar jungkook dengan Tatapan merendahkannya.Ayana terpaku di tempatnya mendengar hal tersebut. Ayana segera menggeleng dan menatap jungkook."Tidak kak. Aku hanya ingin pulang denganmu."Balas ayana lembut.
"Kau begitu munafik ayana. Lihat james menunggumu di sana, pergilah, layani dia sebagai jalang yang baik." Ujar jungkook tersenyum miring menatap ayana.
Mina ikut tersenyum mengejek dan teman lelaki jungkook lainnya memilih dian memperhatikan saja. Menolong ayana percuma saja, keadaan bisa saja jadi lebih buruk lagi.
Ayana menahan dirinya untuk tidak menangis lagi walau ucapan jungkook begitu melukai hatinya, Jalang? Serendah itu kah dia di mata jungkook?
"Tidak bisakah kau menghargainya sebagai adikmu, jungkook?" Ujar james yang tiba tiba saja telah berdiri di samping ayana.
Ayana terkejut dengan kehadiran james di sampingnya.
"Menghargainya? Baiklah, Kau ingin aku menghargainya berapa?"Balas jungkook dengan tenangnya.
" Jika tidak keberatan teman temanku juga punya banyak uang, mereka akan memberikan harga tinggi untuk pelayanan ayana pada mereka. Dan--Hei, kenapa kalian tidak memakainya bersama saja? Bukankah itu akan menguntungkannya --BUGH"Ucapan jungkook terhenti saat sebuah bogeman mendarat tepat pada pipi kanannya.Tentu saja james pemilik bogeman tersebut. Tidak tahan lagi begitu banyak hinaam jungkook pada gadis sebaik ayana.
Air mata ayana jatuh bersamaan dengan helaan nafas lelahnya, Lagi dan lagi jungkook merendahkannya, bahkan di depan banyak orang. Membicarakan sebuah harga untuk ayana, apakah jungkook fikir ayana adalah sebuah barang yang bisa di perjual belikan dengan begitu mudah?
Namun Ayana dan yang lainnya sangat terkejut saat james melayangkan pukulan untuk jungkook.
"James, apa yang kau lakukan?!" Ujar ayana pada james.Ayana segera mendekat dan menyentuh wajah jungkook dengan lembut. Sudut bibir jungkook mengeluarkan sedikit darah.
"Don't touch me, Bitch!!" Bentak jungkook lalu mendorong kasar ayana hingga jatuh pada lantai yang keras.
"Ayana!" James segera menghampiri ayana.
Jungkook menyeringai lalu menjilat darah di sudut bibirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PSICOPAT AND POSESSIVE BROTHER
RomanceMy Firs story. I hope you enjoy. Maaf jika masih banyak kesalahan di dalam penulisannya, aku akan mencoba memperbaikinya agar mudah di mengerti dan di pahami oleh para pembaca PSICOPAT AND POSESAIVE BROTHER. .... Bagaimana jika kalian hamil? Maksudk...