Bab 1. Awal segalanya

21 2 1
                                    

"Sudah ve, lupain aja. Aku cariin cowok baru yah.!" Kata jeni

Udah aku bilangin kan, dia emang ga baik buat kamu. Gak ada serius-seriusnya . Pergi gak pamit tahu-tahu udah dateng aja . kayak tukang parkir , kata Feni.

Aku hanya sesenggukan di sudut kamar, sambil meratapi apa yang terjadi setelah 1 hari terakhir ini. Pacarku Kristan , menghilang lagi.

Kristan marah, karena aku tetap memilih untuk tetap chatting dengan salah satu teman lawan jenisku. Sedangkan dia, menyuruhku untuk menjauhi teman lawan jenisku, 'Vian' . Kata Kristan,

'Ve. Aku tahu mana yang beneran 'temen', dan mana 'teman' yang cuman mau ngambil perhatian kamu dari aku.' Kata Kristan, sambil berusaha meyakinkanku.

'ga Kris, aku sama Vian emang cuman temenan doang. Lagipula dia juga udah punya pacar. Ga mungkin macam-macamlah. ' Jawabku sambil berusaha meyakinkan Kristan.

'oh iya, besok aku sama Vian mau ketemuan di cafe biasa. Boleh kan ?' pintaku agar Kristan memberi izin.

'eh, gak boleh lah. Ntar kamu sama dia ketemuan di cafe ,terus dia bilang kalau dia suka sama kamu. Ntar kalian jadian lagi . kalau udah gitu, kamu putusin aku deh.' Jawab Kristan dengan ekspresi wajahnya yang mulai sebal denganku.

'yah enggak lah. Punya pacar satu aja nyusahin, apalagi punya 2 orang.' Jawabku juga dengan wajah kesal.

'oh. Jadi aku cuman nyusahin aku aja , gitu?' Tanya kristan dengan nada bicaranya yang semakin meninggi. Tinggi banget deh.

'maaf deh, kalau aku cuman nyusahin kamu. Aku pergi dulu.' Jawab kristan sambil dia mengambil helmnya untuk beranjak pergi dari ruang tamu.

Sampai di tempat dia memarkir motornya, Kristan malah berbalik lagi ke ruang tamu.

Aku melihat kristan sambil kebingungan apa yang buat dia balik ke ruang tamu lagi.

'bentar, kunci motorku ketinggalan.' Jawabnya , sambil mengambil kunci motornya yang sempat tertinggal, lalu pergi meninggalkanku.

Dari kejadian itulah, yang membuat kristan menghilang . Seolah semuanya tidak tahu soal keberadaan kristan. Bahkan google pun tak tahu-menahu soal keberadaannya.

Namun, setelah sore berlalu. Chat dari dia datang. Seperti ini,

"Lagi apa ? ,"  Tanya Kristan.

"Lagi ngobrol dengan teman. " Jawabku, padahal sedari tadi menangis sedang menunggu pesan dari dia.

"Oh, keluar yuk !." Ajak Kristan.

"Yaudah , jemput aku di kosan Jeni  ". Jawab ku dengan datar.

******5 menit emudian

'aku udah di depan, kamu keluar gih !' chat dari kristan

Dan aku keluar mendapati kristan sedang membawa motornya , untu bergegas menjemputku lalu pergi keluar hendak mencari makan.

Saat berboncengan di motor kristan, Aku memeluk kristan dari belakang, dengan maksud untuk meredakan amarahnya lalu berharap semuanya akan baik-baik saja.

Namun alih-alih meredakan amarahnya, malah dia lekas membuang tanganku. Sambil berkata,

'aku lagi ga mood, jangan sentuh dulu',

Takut apa yang ku perbuat malah memperkeruh suasana, malah ku lepaskan pelukanku.

Kita berdiam sampai ke Angkringan Bejo, favorit kristan. Sesampainya di Ankringan Bejo, kita malah diam tanpa berkata apapun.

Hingga kita akhirnya memesan makanan, karena sudah makan, aku lebih pilih minum saja Es Jeruk saja. Dan dia memesan Es Leci sambil makan makanan kesukaannya, tempe dan sayur bening.

Mempertahankan yang disuruh lepasWhere stories live. Discover now