1. 'Tsiqoh Billah (Percaya dan Yakin Sama Allah)

280 8 0
                                    


Beberapa waktu lalu, tidak jauh dari mata memandang saya memperhatikan seorang perempuan, usianya kurang lebih 10 tahun diatasku. Tengah duduk dan raut wajahnya terlihat sedang harap - harap cemas.

Ternyata putri kecilnya sedang ada ujian kenaikan Taekwondo, padahal putrinya baru saja mengenal Taekwondo 3 bulan yang lalu, tentu saja sang bunda tidak berekspektasi banyak untuk putrinya bisa naik tingkat dari sabuk putih ke sabuk kuning dalam kurun waktu secepat itu.

Maka sang bunda siapkan kalimat - kalimat penyemangat jika benar itu terjadi.Aaaaahh.. aku juga ikutan deg - deg rasanya!

Tiba - tiba anak2 mulai keluar dari ruangan, dan si kecil dengan kerudung putihnya pun muncul membawa sabuk kuning di tangannya. Masya Allah... Tabaarakallaah..

Sang anak: Bundaa.. "ucapnya"

Sang bunda: Shabiya berhasil? Masya Allah..very well done Shabiya "sang bunda memeluk erat putrinya"

Sang anak: Iya bunda, Alhamdulillah.. Tadi aku semangat! Tadi ada tendangan, tangkisan, pukulan. Dengan suaranya yang kencang dan semangat. "jawabnya sembari tersenyum".

Sang bunda: Kok Shabiya bisa sih? Hebat sekali anak bunda!Sang anak: Iya, tadi kan aku baca Bismillah bunda(Duhh aku tersentuh 😔)

Sang bunda: Memangnya enggak susah nak? "tanya sang bunda"

Sang anak: Enggak apa - apa bunda,, nanti kita MINTA ALLAH UNTUK MUDAHKAN "jawabnya santai" (Hey, saya terkejut dengan jawabannya yang begitu dewasa)

Sang bunda: Memangnya Shabiya Do'a gimana tadi? "tanya bundanya lagi"

Sang anak: Bismillah, Mudahkanlah ya Allah.._ _ _Saya yang melihat kejadian tersebut Masya Allah,, Tabarakallah ada semilir haru di dalam dada. Sesekali saya menyeka air mataku di ujung sudut mata yang terlihat buram (karna aku pake kacamata).

Sungguh kejadian ini telah memotivasi saya, saya yang terkadang masih suka pesimis, kembali diingatkan melalui anak ini bahwa selalu libatkan Allah di setiap aktivitas kita.

Tugas kita adalah ikhtiar, lalu serahkan hasil akhir kepada yang Maha Menggenggam Kehidupan. Jika memang dirasa sulit, bukankah kita memiliki Allah yang dapat memudahkan urusan? Kenapa terkadang kita suka mendahului takdir tanpa mencoba, karena takut akan kegagalan.

Padahal pertanyaannya, sudah sejauh mana kita minta pertolongan dalam setiap kesempitan yang dirasa? Sudah menjalani ikhtiar sekuat apa sebelum kita mendahului takdir-Nya?...

Uughh "perlahan ku menghela nafas"

Tiba - tiba ku teringat dengan sepenggal hadist yang pernah dikirimkan oleh sahabatku.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللهُ عَنْهُ - : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِDari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Allah Ta'ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat)." (Muttafaqun 'alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675].

Sederhana namun, sangat bermakna. Disini kita ditekankan untuk berbaik sangka pada Allah.

- - -Wajar saja anaknya bisa sehebat dan sedewasa ini, sang bunda menanamkan akidah akidah akidah dan tauhid kepada sang anak.

Dan karakter sang anak bergantung pada didikan dari kedua orang tuanya. Begitu penting memang peran ibu dalam mendidik putra putrinya untuk menciptakan generasi - generasi yang taat (ini pelajaran plus buat saya)

Saya pernah mendengar sang motivator (saya lupa siapa namanya) beliau mengatakan "Pendidikan perempuan untuk anak dan generasinya, sedang pendidikan laki - laki untuk dia dan masa depannya" begitu tuturnya.

Goresan KisahWhere stories live. Discover now