3. Sejumput Hikmah Merenda Asa

117 5 0
                                    

Dunia ini memang tempatnya untuk berlelah – lelah, karena tempat peristirahatan kita hanya di Surga. Saat lelah menerpa, jangan lupa selalu berucap Alhamdulillah terima kasih Ya Allah semoga lelah yang dirasa mampu mengantarkanku menuju keridhoan-Nya Allah semata.

(Dewina)

***

Saya Cemburu....

Yakin deh, ini bukan mengenai perasaan cemburu saya yang berbumbuh cinta-cinta-an hehehe,,, sebenarnya ini lebih ke curhatan saya terutama sebagai seorang Muslimah, yang tidak bisa menahan rasa cemburu yang saya rasakan.

Iya betul, saya cemburu atau kosa kata apapun itu yang mewakili perasaan saya. Saya cemburu kepada mereka yang mau berkorban tenaga demi mengajak pada kebaikan. Yang bersedia meluangkan waktunya dalam kerangka aktivitas menegakkan kalimat Allah di manapun berada.

Disini saya banyak belajar akan makna keikhlasan. Saat apa yang kita berikan sesungguhnya tidak pernah hilang. Ia justru bertambah dan bertumbuh dalam semaian keberkahan. Kadang saya merasa begitu cemburu pada keikhlasan mereka, saat tangan kanan mereka memberi sedangkan tangan kiri tidak tahu. Tak perlulah saya ceritakan mengenai tangan-tangan dermawan yang begitu ringan memberi untuk acara-acara keislaman, kegiatan dakwah, bahkan hal kecil seperti memberi bantuan.

Saya begitu cemburu kepada mereka yang dapat memaksimalkan waktunya untuk kebaikan, mengajak orang pada perbaikan, membantu tanpa mengharap imbalan, berlelah-lelah demi mengejar satu keberkahan.

Menjadi seorang Mahasiswa/i aktif ataupun seorang Relawan di luar kampus, melatih saya untuk merencanakan dan menjalankan program. Alhamdulillah Allah beri kesempatan untuk mengorganisir sebuah organisasi ladang dakwah di kampus yaitu MISS (Mahasiswa Islam Stie Swadaya). Tapi kali ini Allah kasih tantangannya berbeda. Mengorganisir kegiatan dimana sumber dananya hampir tidak tersedia. Berbeda memang saat menjadi Relawan yang hanya siap menyumbangkan tenaga tanpa harus memikirkan dananya.

Namun disitulah hikmanya, saat saya belajar untuk lebih mendalami makna keikhlasan dan pengorbanan. Saat saya belajar untuk lebih merelakan, memberi tanpa berharap pada manusia, namun hanya untuk mengejar keridhoan-Nya Allah semata. Saya merasa masih begitu kerdil disini, saat lintasan hati yang masih suka menghitung pemberian, perasaan takut harta berkurang atau bersemainya kemalasan untuk lebih memilih diam dibandingkan dengan berbuat kebaikan.

Lagi-lagi Allah mengajarkan, keindahan ukhuwah, kehangatan kebersamaan, manisnya tolong menolong dalam kebaikan yang diajarkan oleh Islam.

Menjadi seorang pekerja di pagi – sore hari, dan seorang Mahasiswi sore – malam hari. Masya Allah suatu kenikmatan yang Allah berikan.

Terkadang saya suka merenung sebersit ingat sebuah Motivasi yang disampaikan oleh seorang Ibu muda dan juga ahli Kesehatan Masyarakat Jurusan Epidemiology yang memiliki pengalaman penelitian yang mumpuni baik Nasional maupun Internasional, beliau luar biasa saya banyak belajar darinya. Semoga beliau dan keluarganya selalu dalam lindungan Allah Aamiin.

Maka tak jarang juga saat weekend saya ikut menyumbangkan sedikit tenaga untuk kegiatan bakti sosial, walau sekadar menghadiri rapat – rapat yang tak berkesudahan, iyaa terkadang saya merasa bosen dengan rapat – rapat itu ehhehe.

Astaghfirullah secepatnya saya tepis perasaan itu. Hinggah pulang larut malam (Eitsss ini sudah mengantongi izin dari orang tua ya)

Uraian diatas sebagai sedikit coretan tangan dan titahnya sebagai pengingat diri dikala lupa. Yang mengajarkan saya untuk tidak pernah henti mengukir kebaikan dan memberikatan kebermanfaatan bagi sekitar, mengiringinya dengan keikhlasan dan memaknai indahnya pengorbanan saat hanya mengharap keridhoan dari Sang Maha Pemberi Balasan.

Bahwa saya seorang insan yang faqir, yang jauh dari amalan – amalan kebaikan, yang masih sedikit memberi manfaat dan perbaikan pada sekitar. Semoga catatan ini bisa mendorong atau memompa saya untuk berlomba – lomba dalam kebaikan, menjadi insan yang terbaik di mata-Nya. Karena hakikatnya ialah kunci keberkahan hidup di alam semesta seperti kata Ustadz Salim A Fillah.

"Itulah berkah. Itulah lapis-lapis keberkahan. Ia bukan nikmat atau musibahnya; melainkan syukur dan sabarnya. Ia bukan kaya atau miskinnya; melainkan shadaqah dan doanya. Ia bukan sakit atau sehatnya; melainkan dzikir dan tafakkurnya. Ia bukan sedikit atau banyaknya; melainkan ridha dan qana'ahnya. Ia bukan tinggi atau rendahnya; melainkan tazkiyah dan tawadhu'nya. Ia bukan kuat atau lemahnya; melainkan adab dan akhlaqnya. Ia bukan sempit atau lapangnya; melainkan zuhud dan wara'nya. Ia bukan sukar atau mudahnya; melainkan 'amal dan jihadnya. Ia bukan berat atau ringannya; melainkan ikhlas dan tawakkalnya."

Goresan KisahWhere stories live. Discover now