PROLOG

169 8 1
                                    

"Bun, Adit berangkat sekolah dulu ya"
"Iya, hati-hati. Ini hari pertama kamu masuk sekolah kan Dit?" kata bunda ku yang masih sibuk dengan bekal yang dipersiapkan untuk ku.
"Iya bun, makasih ya bekal nya" ujar ku dengan senyuman yang mengembang karena bunda sudah berusaha untuk mempersiapkan bekal ku ini dengan penuh cinta saat hari pertama masuk ke SMA Gemilang.

Sebelum berangkat, tak lupa aku mencium tangan bunda dan ayah. Langsung saja, pak supir tancap gas dan segera pergi ke sekolah baru ku.

Beberapa menit kemudian, aku sampai di sekolah itu. Banyak siswi yang memperhatikan ku. Mungkin, memang karena aku murid baru dan wajah ku ini bukan wajah cowok yang
biasa-biasa aja. Ya paling mereka mikir
"Wih, ada cogan". Ya begitulah nasib siswa baru yang ganteng nya kebangetan kayak gue ini. Tapi jangan berpikir kalo gue ini terlalu percaya diri. Itu adalah kenyataan yang sebenarnya.

Setelah berjalan menyusuri koridor sekolah yang panjang dan penuh mata yang terus menatap ku, aku menemukan ruang kelas yang akan aku gunakan. Ruang IPA-2.

Di dalam kelas, sudah ramai orang yang sedang duduk dan bercanda. Ketika aku masuk, aku duduk di kursi belakang. Ya, aku tuh masih sadar diri, kalo aku murid baru. Jadi aku duduk di kursi belakang.

Di Dalam Kelas
Aku terus menunggu, tidak ada yang mengajak bicara. Bahkan kelas yang tadi nya ramai seperti pasar malam yang baru buka berubah menjadi kuburan yang hanya diikuti suara bisikan tetangga.

Aku tidak tahan dengan suasana seperti ini. Aku maju ke depan kelas dan bermaksud untuk memperkenalkan diri. Namun bel pelajaran di mulai sudah berbunyi. Dan aku pun mengurung niat ku untuk melakukan nya. Mungkin nanti juga ada kesempatan.

Guru yang akan mengajar pun datang. Namanya adalah
Pak Sigit.
"Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita kedatangan siswa baru. Ayo maju, jangan malu!" perintah seorang guru yang usianya kira-kira 40th-45th itu.

Aku pun dengan santai dan percaya diri maju ke depan kelas dan memperkenalkan diri dengan lantang dan jelas.
"Perkenal kan nama saya Aditya. Dulu saya tinggal di Yogyakarta, tapi yang kalian tahu sekarang saya tinggal di Semarang. Mohon bantuan nya ya teman-teman"

Semua siswa melihat kearah ku. Ada yang menanggapi dengan senyuman dan ada yang tidak mengeluarkan ekspresi nya. Kemudian Pak Sigit meminta semuanya untuk berdiri memperkenalkan diri satu persatu karena kedatangan murid baru, yaitu aku.

Ada yang bernama Orvin, Ahmad, Satrio, Nouval, Nizam, Arya, Shofi, Diva, Tata, Cinta, Ayesha, dan masih banyak lagi.

Mereka semua adalah teman baruku. Aku senang memiliki teman baru yang akan ramah dan senang kepadaku. Menurutku, jika memiliki teman itu tidak harus
banyak-banyak. Asalkan mereka setia dan menemani dalam suka maupun duka. Itu teman yang selalu aku impikan.

2 Jam Kemudian....
Pelajaran pertama akhirnya selesai. Ternyata lama juga ya, tapi karena Pak Sigit cara mengajar nya tidak membosankan makanya nggak terasa jika 2 jam telah berlalu. Ketika aku ingin pergi ke kantin ada seorang anak yang menghapiriku. Dan jika tidak salah, nama nya tadi Orvin.

"Mau ke kantin?" tanya Orvin
"Iya, kenapa?"
"Nggak papa, mau bareng nggak?" tawar Orvin
Dengan kecepatan 0,1 detik aku langsung menerima tawaran dari Orvin tersebut.

Di perjalanan menuju ke kantin, lagi-lagi banyak sekali cewek-cewek menatapku sambil tersenyum. Tapi ada satu cewek yang tidak sengaja aku tabrak. Dia bernama Ayesha. Dia juga teman satu kelas dengan ku sepertinya.

Langsung saja aku minta maaf, karena aku juga sudah menabrak dan menumpahkan minuman yang ada di tangan Ayes. Tapi dia dengan nada bicara yang kasar menolak bantuan ku. Dan pergi begitu saja dengan wajah kesal.

"Dit, kayak nya fans mu banyak banget ya?" ucap Satrio dengan wajah yang melas banget.
"Iya lah, emang kaya lo Sat. Makanya badan jangan
kurus-kurus wajahnya juga jangan melas kayak gitu dong" jawab Orvin dengan nada mengejek.
"He, kalo manggil gue tu yang lengkap dong. Kalo cuma Sat, jadi terkesan kayak b*n**a*" jawab Satrio yang sudah terlihat muncul sedikit emosi.
"Lalu jika memanggil kamu dengan nama Satrio itu terlalu panjang" ujar Ahmad dengan bahasa yang sangat baku. Ya, mungkin dia pintar dalam bahasa Indonesia.
"Terus kalo manggil Trio, nanti terkesan kayak Trio Macan dong. Emang anggota Trio Macan yang seksi itu ada lo Satrio" tambah Nizam yang semakin memperburuk suasana.

Melihat hal itu langsung saja Nouval si ketua kelas menyudahi pertengkaran mereka yang berlangsung di tengah jalan. Nouval lansung merangkul kami semua dan menuju kantin dengan canda gurau kami yang masih berlanjut.

Namun, aku memiliki perasaan tak enak karena Ayesha. Dia begitu cantik, berkulit putih bersih, bibir nya merah merona, dan jemari nya yang sangat lentik sempurna. Namun kenapa rasa takut melanda dalam diriku ketika bertemu dengan Ayesha....

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Teman-teman semua, ini adalah part yang berisi awal pertemuan Aditya dengan teman-teman baru nya di SMA GEMILANG.

Tapi pada penasaran nggak nih, kenapa ya Aditya bisa punya rasa takut terhadap Ayes? Padahal dari luar Ayes terlihat merupakan seorang siswi yang sangat cantik, berbakat, dan pintar?

Jika teman-teman pembaca semua penasaran, baca lanjutan cerita nya ya. Jangan sampai ketinggalan setiap part selanjutnya ya. Author bakal rajin update jika teman-teman semua juga rajin vote setiap part dalam novel kali ini. Dan jangan lupa untuk memberikan opini kalian di kolom komentar ya. Mohon bantuan dan dukungan nya.
~Salam Sekar~
                      Terima Kasih

PEMBUNUHAN BERANTAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang