AYESHA

74 7 2
                                    

"Yes! Woy, Ayesha!!!" teriak Nizam yang menyuruh Ayes untuk segera melakukan pemeriksaan kuku.
"Sabar woy, lagi mematikan mode mager ini lho, Zam"
"Buruan napa sih. Nggak bisa?" sindir si ketua kelas kita, Nouval
"Bawel banget sih" jawab Ayes dengan muka yang benar-benar jutek.

Kemudian Ayesha langsung maju kedepan dan menunjukkan kuku nya kepada guru yang saat itu sedang mengajar. Bu Eni adalah guru yang sangat disiplin dan sangat tidak suka dengan murid dengan kuku panjang. Jika kuku tetap panjang, maka Bu Eni tidak akan segan-segan untuk menarik kami langsung ke kantor kepala sekolah.

Setelah memeriksa kuku Ayes dengan sangat teliti, Ayes pun diizinkan untuk kembali duduk di kursi nya.

Seperti yang aku pernah katakan, Ayes itu udah pintar, rajin, cantik lagi. Kalo dia baik, nggak terlalu cuek, lengkap deh satu paket sama tipe cewek ku.

Ya, meskipun aku itu ganteng nya kebangetan, tapi kok nggak pernah dapat pacar ya. Kan jadi sedih gitu lho. Tapi jujur, di SMA Gemilang ini banyak siswi cantik dan siswa-siswa yang ganteng. Jadi merasa khawatir gitu dengan posisi ku sebagai pangeran sekolah. Apalagi itu si ketua kelas Nouval, dia itu banyak fans nya. Banyak banget, ya tapi nggak sebanding dengan siswa baru ini. Aditya yang paling ganteng se-antero sekolahan.

Di saat bersamaan, aku terus memperhatikan Ayesha. Jika di dalam kelas dia sangat memperhatikan guru, rajin bertanya, dan sangat sopan. Mungkin karena kemampuan dan sikap nya itulah yang membuat dia selalu mendapatkan peringkat pertama bukan hanya di kelas, tapi juga dalam satu angkatan. Itu adalah hal yang luar biasa bukan, mencetak sejarah baru di SMA Gemilang.

Hanya sebatas itu
cerita-cerita yang aku dengar dari beberapa orang. Mungkin masih banyak yang tidak banyak orang ketahui, termasuk aku yang hanya siswa baru di sekolah ini. Aku dengar juga banyak yang sudah menyatakan perasaan nya kepada Ayes, tapi semua ditolak mentah-mentah
tanpa pikir panjang oleh Ayesha.

Di dalam kelas, aku terus memikirkan tentang Ayesha. Kenapa saat itu rasa takut yang benar-benar takut ketika menjumpai Ayesha muncul. Aku pun juga bingung dengan diriku sendiri.

Sampai pada akhirnya, jam pelajaran pun selesai. Tapi aku tetap belum menemukan jawaban dari pertanyaan ku ini. Aku segera mengemasi barang-barang milikku dan segera pulang ke rumah.

Berjalan bersama Nizam, Arya, Orvin, Nouval, Ahmad, dan Satrio menuju pintu gerbang sekolah yang sudah lumayan kuno tetapi tetap terawat untuk keluar dari sekolah ini.

Dan sialnya hari ini hujan deras. Aku juga nggak nyangka kalo bakal hujan kayak gini. Dan akhirnya aku mengeluarkan ponselku dan menelphone pak supir.

"Eh, gue mau pamer nih" ujar Arya dengan nada dan ekspresi menyombongkan diri.
"Pamer apa lu, Ya?" tanya Orvin.
"Ini lho, aku dibelikan hp baru sama emak gue. Bagus kan? Jangan iri ya Zam" jawab Arya yang semakin meninggi kan diri nya dan menatap Nizam.
"Ya, syukur deh kamu dapet rezeki dari tuhan. Dapet iPone 11, nggak pakai hp yang layar nya pecah. Tapi jangan sampai kita sombong, khilaf Arya!" ucap Nouval seraya mengelus dada Arya.

Itu membuat kami tertawa terpingkal-pingkal. Ekspresi dan perilaku dari ketua kelas memang sangat memecahkan keheningan didalam hujan deras yang sedang melanda. Tidak terlalu berbelit-belit namun sangat masuk ke dalam, itulah kata-kata dari ketua kelas kita.

Kehangatan terukir diantara kami semua, aku memang sangat jarang berbicara. Namun aku yakin mereka semua pasti merasakan hangat nya pertemanan ini. Walau aku juga baru beberapa minggu masuk ke sekolah ini, tapi teman tetaplah teman.

Hangat yang dapat mencairkan suasana bahkan salju pun dapat di cair kan. Meski kami baru saling kenal, tapi rasanya kami sudah berteman lama sekali. Tiba-tiba saja, mobil Avanza yang akan kami tumpangi sudah tiba di depan kami.

Karena besok adalah hari Minggu, kami melakukan janji untuk menginap di rumah ku. Kami akan menghabiskan waktu seharian bersama. Langsung saja, kami semua naik kedalam mobil itu. Di perjalanan, kami melihat Ayesha dan Cinta yang berada di halte bus.

Karena aku melihat mereka kedinginan, aku segera memerintahkan pak supir untuk berhenti dan memberikan tumpangan untuk mereka berdua. Aku mencoba meyakinkan Ayes dan Cinta untuk masuk ke mobil.

Karena Ayesha dan Cinta tidak memiliki pilihan lain, akhirnya mereka menurut dan ikut ke rumah ku. Di perjalanan, kami juga sudah membicarakan jika kami ingin pergi ke rumah ku ini. Dan langsung saja Ayes dan Cinta memilih untuk ikut dengan kami. Tapi sebelum itu Ayes dan Cinta izin terlebih dahulu ke orang tua mereka dengan cara menelphone.

Ya, jika tidak begitu pasti orang tua Ayes dan Cinta khawatir. Untuk masalah pakaian, Ayesha dan Cinta selalu siap sedia, kan mereka anak rajin. Beberapa menit kemudian, kami sampai dan segera masuk. Sedang kan pak supir memarkir mobil di garasi rumah.

Ketika masuk, bunda sudah mempersiapkan teh hangat untuk kami semua. Karena kedatangan Ayes dan Cinta tidak terduga, maka bunda sedikit kaget. Aku mencoba menjelaskan, dan bunda pun memahami kondisi Ayes dan Cinta saat ini. Dan bunda pun memahami kondisi nya.

Ketika kami semua berganti pakaian, bunda menyiapkan makan malam untuk kami semua. "Ayo semua nya makan" perintah bunda kepada kami semua
"Aduh, jadi merepotkan tante. Maaf ya tante" ucap Ahmad
"Aduh nggak usah basa-basi deh, tadi kamu laper kan?"
"Udah ngaku aja lu" tambah Orvin
"Udah-udah, nggak usah saling sindir. Kita itu harus hidup damai, aman, dan sejahtera" ujar Ayes dengan logat nya yang sangat khas.
"Iya Kak Ayesha" jawab kami semua serempak. Dan Ayes pun menampilkan wajah yang jutek nya itu.

Suasana yang canggung tadi pun sekarang sudah lebih santuy. Setelah makan, kami melakukan sebuah permainan kecil. Permainan itu disebut "Miro2h"

Ada yang tau permainan ini? Jika tidak, baca bab selanjutnya....

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Teman-teman semua, terima kasih ya sudah membaca part 1 dari novel Pembunuhan Berantai. Di bagian awal ini, masih berupa masa-masa bahagia Aditya dan
teman-teman nya.

Tapi, mereka tidak tau akan bahaya apa yang sudah menunggu mereka. Jadi jangan sampai kalian ketinggalan setiap
part-part selanjutnya ya
teman-teman.

Dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak vote dan opini kalian di kolom komentar nya. Mohon bantuan dan dukungan nya.
~Salam Sekar~
                       Terima kasih

PEMBUNUHAN BERANTAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang