Mata Biruku

46 8 4
                                    

Jarum jam menunjukan ke arah 8, ini artinya aku sudah di lapangan panti, Kakek Tua itu memanggil ku di ujung lapangan. Aku menghampirinya, Kakek itu membawa pedang berwarna biru.

"Kau akan ku uji, jika kau bisa mengambil tali dikepalaku dalam waktu 10 menit, kau akan menjadi muridku." Kakek itu menatapku.

Aku menganggukan kepala dengan percaya diri. Kakek itu melempar koin yang berarti akan dimulai, dan koin jatuh yang berarti mulai. Pertarungan ini sudah dimulai. Aku berlari ke Kakek itu, dia membuka pedangnya.

"Apakah itu serius?!" pertanyaan itu muncul di kepalaku.

Pedang itu berkilau saat dibuka dan berwarna biru serta aku merasakan Aura air. Kakek itu melesat dengan sangat cepat ke arahku sebelum aku lari ke arahnya, Dia menebas lengan bajuku hingga berlubang yang berbentuk tebasan.

Aku memikirkan segala cara untuk mengambil talinya, Dia sudah ada di tengah lapangan. Kecepatan nya tidak bisa ku tebak dia seperti mempunyai teknik menghilang, Mungkin ini teleportasi.

Aku mengambil batu yang ada di lapangan dan melempar ke Kakek itu, tetapi Kakek itu menebasnya dengan mudah, seperti memotong kue ulang tahun. Batu itu terbelah menjadi dua.

Mataku bereaksi dan mengeluarkan aura yang sangat mengerikan, Bagaimana bisa? Kakek itu terkejut saat mataku yang biru bereaksi. Kakek itu melesat ke arahku dan bersiap menebasku, Apakah itu bercanda?ini berbeda dengan tebasan tadi. Pergelangan tangan kanan ku ditebas oleh dia, Darah bercucuran dari tangan ku. Sungguh ini tidak main, Aku merasakan sakit yang luar biasa, sakit sekali. "Aaaaaah." aku berteriak kesakitan.

Mata biru ku semakin bereaksi, Sekejap aku kehilangan rasa sakit tanganku. Saat aku melihat tanganku, tanganku membentuk air dan menyembuhkan tangan kanan ku. Tangan kanan ku beregenerasi, air itu membentuk tangan dan sekejap menjadi tanganku semula.

"Bagaimana bisa?" Pertanyaan muncul dikepalaku.

Jangan sangka, aku sudah mendapat tali kakek tua itu. Saat dia melesat ingin menebasku itu memang bukan main, tapi saat dia melesat ke arahku aku memikirkan cara agar mendapat tali itu. Sehingga tangan kiri ku menggapai tali yang ada di kepala Kakek tua itu. Setidaknya meskipun aku tertebas oleh pedangnya, aku mendapat keuntungan karena mendapatkan tali itu.

Kakek itu sudah tahu bahwa aku memiliki kemampuan itu, aku sendiri saja masi bingung kenapa di umurku ini aku bisa mengaktifkan mataku.

"Aku memiliki kemampuan mata yang bisa mengetahui kemampuan orang nak." Ucap kakek itu.

Sudah ku pikirkan di otak ku sejak tadi.

Kakek itu terkejut karena aku sudah memegang tali nya, tapi terkejut itu di lanjutkan dengan senyuman.

"Kau sudah menjadi muridku nak, Kau memang mirip sekali dengan Ayahmu, Mulai sekarang kau boleh memanggilku Iru Sensei, Aku dan rich memang saudara tapi kami berbeda ibu nak, aku keturunan jepang sedangkan Rich keturunan orang spanyol."


Halo Readers! Terima kasih karena telah membaca tulisan hasil dari imajinasiku ini. Aku harap kalian senang, Jangan lupa Vote dan Follow ya Readers! Nantikan kelanjutannya ya, Dah👋

Salam hangat penulis,
Arez.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Killer 004Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang