Ting...
Bunyi benda pipih berbentuk persegi panjang milik seorang cewek yang bertuliskan name tag 'Qaisa qian A.' diseragam kemeja sekolahnya.
Nyonya besar:
Ais,mama nggak bisa jemput soalnya hujan. Tunggu hujannya reda dulu ya.Baru selesai ia membaca pesan dari mamanya, bunyi suara gemuruh membuat beberapa penghuni kelas berdecak dan memperlihatkan raut gelisah.
"CK!kayaknya harus mandi hujan lagi nih."decak Naya,teman sebangku Ais sambil menyandarkan punggungnya pada kursi yang didudukinya.
Ais tersenyum kecil melihat wajah kesal Naya. "Hujan itu rahmat lho,nay."
"Iya ya rahmat,nanti sekalian kalau gue pulang, seragam gue dicuci sama hujan biar tambah bersih."sahut Naya sembari tersenyum kecut.
"Ih!serius lho nay." Ais mengerucutkan bibirnya sambil mencubit kecil lengan Naya.
Naya terkekeh melihat raut wajah Ais yang menggemaskan.
"Syuut!jangan ngomong Ais,nanti dimarahi Bu Nanik,mau?" Naya meletakkan jari telunjuknya di bibirnya,sembari melotot memberi peringatan.Ais menciut seketika, gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. "Nggak mau."jawabnya pelan.
Glaaarr!
Suara gelegar petir yang diikuti dengan turunnya hujan deras, membuat seisi kelas menghela nafas panjang.
Bu Nanik berjalan menuju pintu kelas. Ia melihat ke luar kelas, melirik ke kanan-kirinya. Halaman sekolah tampak berkabut akibat derasnya hujan. Bau khas tanah basah yang berasal dari lapangan mulai tercium. Bu Nanik berbalik menuju mejanya.
"Tampaknya jam pelajaran hari ini akan sedikit bertambah." Ucap Bu Nanik kepada seluruh muridnya.
"Kenapa buk?" Tanya Riko yang duduk tepat didepan meja guru.
"Karna hujannya cukup deras,jadi kalian tidak bisa keluar dari kelas dan akan sedikit lama berada disekolah." Jawab Bu Nanik.
Alif celingak-celinguk keluar jendela sambil berbisik-bisik ke teman disebelahnya.
"Kenapa Alif,apa yang kamu lihat diluar?" Tanya Bu Nanik sambil menatap Alif lekat.
Seluruh pasang mata menoleh kearah Alif dan menunggu dengan cemas jawaban yang diberikan cowok itu.
"Bisa musnah tuh orang kalau kasi jawaban nggak bermutu."
"Mampus lo lif."
"Banyak-banyak berdo'a biar selamat."
Beberapa murid lainnya mengoceh dengan ketakutan.
"Diluar hujannya deras ya buk." Jawab Alif sambil cengir.
Bu Nanik mengernyit heran.
"Iya,saya tau. Terus?""Pengen main hujan buk." Kata-kata Alif berhasil membuat seisi kelas menyemburkan tawanya.
***Thank you***
Hai semua...
Udah baca kan prolog Me Gustas Tu?Pasti belum mentok sama ceritanya kan?
Makanya,baca terus Me Gustas Tu sampai ke part-part selanjutnya.Jangan berhenti disini, terus lanjut membacanya biar kamu dapat feel-nya.😀
Jangan lupa comment and vote-nya juga ya🙃
Salam,
CU🤩👓
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Gustas Tu
Teen Fiction#Barick Zareen Khanzino "Dia satu-satunya cewek polos dengan sifat childish-nya berhasil buat gue lupa bagaimana caranya cuek ke orang lain" #Qaisa Qian Azara "Dia itu cowok yang berhasil buat gue nggak bisa bedain antara dia sama kakak cowok gue ya...