Author's POV
Dua bulan setelah kejadian itu, hubungan mereka kembali seperti sebelumnya.
Apakah sekarang Perth bersikap manis pada Gun?
Apakah Gun mulai berperilaku 'normal'?
Jawabannya, tidak sama sekali.
Semua benar-benar kembali seperti sebelumnya. Dengan Perth yang dingin dan cuek, dan Gun yang mengekspresikan kebucinannya dengan jalan yang tidak begitu wajar.
Yang berbeda hanya satu hal, Perth sudah menjatuhkan pilihan rasa susu yang akan dibawakan oleh Gun setiap pagi. Susu vanilla.
Sebenarnya Perth bukan karena dia suka rasa vanila tapi daripada setiap pagi Gun merecokinya dengan belasan botol susu berbagai rasa yang di belinya, terpaksa Perth memilih salah satu rasa saja.
Dan dia tahu Gun suka susu rasa vanilla.
.
Gun berjalan kearahnya dengan lesu dan duduk di bangku depannya.
Perth tahu dia datang, tapi tak menyambutnya, dia tetap fokus pada game di ponselnya.
Tapi sesuatu mengusik rasa penasarannya.
Gun biasanya datang dengan berlari, meletakkan susu diatas mejanya dan mengoceh segala hal yang terjadi dari detik terakhir dia bertemu Perth kemarin sampai akhirnya dia bertemu Perth lagi pagi ini.
Tapi hari ini, dia tak berlari, tak meletakkan susu vanila dimeja dan dimana suara berisiknya?
Perth melirik, dia melihat Gun diam melihat keluar jendela.
Kenapa anak ini?
Perth mengangkat bahunya sendiri tak mau ambil pusing dan melanjutkan game nya.
Beberapa waktu berlalu tak ada suara apapun terdengar, kecuali suara brisik teman-teman sekelasnya.
Perth mulai tak tahan.
Sebenarnya ada apa dengan tunangannya ini?
Menghela nafas panjang, meletakkan ponselnya diatas meja dengan kasar.
"Dimana susu vanila ku?" Tanyanya.
"Apa susu vanila itu lebih penting sekarang?" Kata Gun akhirnya.
Jelas sekali ada yang tidak beres dengan Gun.
"Lalu untuk apa kesini kalau tak membawakanku susu?"
Gun cemberut dan membuang muka, dia berharap terlahir sebagai susu vanila saja. Setidaknya Perth akan menanyakan keberadaanya.
"Kau ini kenapa? Kalau terus seperti ini, kembalilah kekelas." Kata Perth datar.
"Baiklah baiklah, aku kekelas." Kata Gun beranjak dari bangku dan pergi.
Perth hanya melihatnya pergi dan menghilang di balik pintu.
Menghela nafas dan menggeleng. Kemudian mengambil ponselnya dan memainkan game kembali.
Gun masuk kembali, berjalan dengan menghentakkan kaki dengan kesal. Duduk di bangku didepan Perth.
Perth mendehem, menahan diri untuk tidak tertawa melihat tingkah tunangannya itu.
Berhentilah bertingkah menggemaskan Gun, aku sudah hampir kehilangan kendali.
"Kau bahkan tak menahanku !!" Katanya kesal.
Perth hanya melihatnya sekilas.
"Kau sepertinya lebih memilih ponsel di bandingkan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fiance [PerthGun]
FanfictionBertunangan selama 10 tahun dengan Seme cuek sedingin Es. Tidak masalah bagi Gun, waktu selama itu sudah membuatnya terbiasa. Tapi bagaimana jika kekhawatiran mulai muncul? Bagaimana jika Perth, tunangannya yang super cuek itu memang tak pernah tert...